02

93 16 5
                                    

Gerbang itu tiba-tiba tertutup kembali. Respon semua player menoleh pada Notch. Mereka semua terlihat kebingungan tak terkecuali Vania.

"Kenapa ditutup lagi?" Tanya rezon pada Notch.

"Aku lupa memberi tahu kalian aturan bermainnya, karena itu aku menutup itu lagi." Jawab Notch.

"Kalau begitu, apa peraturannya?" Tanya Naufal.

"Tekan lengan kanan untuk membuka inventori, Tekan bahu kiri untuk setting dan segala macam. Tidak boleh CHEAT! Dalam mode survival, kalian bisa mengganti mode kalian disetting, tapi mode creative dan mode spectator akan tetap terkunci. Bermain di HARDCORE mode. kalian hanya bisa mati 3 kali didunia Minecraft. Jika kalian telah mati 3 kali kalian tidak bisa kembali lagi kedunia asli, hanya ada satu cara bagi yang tidak bisa keluar dari dunia Minecraft. Yaitu mencari sebuah portal dan masuk kedalam sebuah portal yang telah kusembunyikan dengan sangat aman, dan jika kalian tidak dapat menemukan portal itu dalam 3 hari kalian akan berada didunia minecraft untuk selama lamanya. Kalian akan spawn random. Kalian bakal mendapatkan sebuah buku yang telah kusediakan di inventori kalian masing-masing. Dan satu lagi...." Notch menggantung kata-katannya.

"Apa lagi?" Tanya Rezon penasaran.

" Menghadap kegerbang dulu." Jawab Notch.

"Jadi apa?" Tanya Rezon lagi.

"SEMOGA BERHASIL...." Teriak Notch disertai gerbang itu terbuka lagi. Sebuah benda membuat kami terjatuh dari ketinggian yang super tinggi. Mereka yakin bahwa mereka tak aka mati jika hanya jatuh, karena itu adalah proses spawn secara natural. Itulah hebatnya Minecraft.

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

Vania merasa kepalanya terbentur sangat keras menghantam tanah. Ia hanya bisa memegang kepalanya yang nyeri. Tapi, rasa sakit itu perlahan menghilang dan menimbulkan rasa kagum yang luar biasa.

Vania terkejut ketika melihat dunia minecraft secara asli. Ia merasa seperti sedang bermain menggunakan VR. Pepohonan yang rindang dengan langit yang biru membuat Vania berdecak kagum. Ia terspawn didekat samping sungai yang tenang. Vania mencoba merasakan sejuknya air sungai dan meminumnya, bahkan Vania mencuci mukanya.

Seharian penuh ia berjalan-jalan di dunia minecraft, tanpa ia tahu hari sudah menjelang malam.

"Waduh.... udah malem aja, gua belum punya kasur. gimana nih? Domba gak ada disekitar sini lagi." Ujar Vania yang mulai cemas dengan keadaan sekarang.

Mobs yang paling ia takuti adalah Skeleton. Karena, Sekeleton bisa memanah dirinya dari jauh. Ia berlari dengan kencang berharap tidak ada mobs yang mengejarnya. Bahkan ia tak memiliki peralatan apapun karena terlalu sibuk berjalan-jalan seharian.

Setelah kecapean mencari domba, Vania terduduk di sebuah pohon oak. Ia memegang kepalanya yang pusing. Ia tak tahu lagi jika ada mobs yang mengejarnya.

"HEI.... INI BARU MALAM PERTAMA! APA GUE BAKAL MATI DI MALAM PERTAMA INI?" Tanya Vania pada dirinya sendiri.

"Seseorang.... tolong aku...." Pinta Vania pelan. Suaranya menandakan ia putus asa. Ia tahu bahwa tak akan ada seorang player pun disekitarnya yang bakal menolongnya.

Perlahan Vania menoleh kearah kanan. Matanya membulat sempurna ketika melihat sebuah bangunan.

"VILAGGE....." Teriak Vania kencang.

Vania berlari sangat kencang hingga membuatnya beberapa kali terjatuh. Vania berpikir bahwa ia bisa menginap di vilagge untuk beberapa hari. Karena ia berlari terlalu kencang, ia menabrak seorang player lain.

"Eh lu jalan pake mata atau pake dengkul sih?" Tanya player itu kesal.

" Iya sorry. Gua gak sengaja." Jawab Vania tanpa menoleh dan berusaha membersihkan bajunya yang kotor.

Player itu menggeleng pelan dan membalikkan badan berjalan pergi. Vania menatap punggung player itu dan berpikir ia bisa meminta perlindungan dari player tersebut. Player itu memasukkan tangannya kedalam jaket birunya dan memasang erphonenya ditelinga.

Vania mengejar player itu dan menatap wajah player itu.

"Bisakah aku meminta beberapa peralatan?" Pinta Vania yang mulai gugup. Ia bahkan tak mengenal orang itu.

"Cari saja sendiri." Jawab Player itu dingin.

"Ini sudah malam, dan aku takut jika harus berkeliaran dimalam hari." Ujar Vania yang menatap mata player itu.

"Apa kau bodoh? Kau bisa mencari kayu dan membuat peralatanmu sendiri. Untuk apa meminta tolong padaku? Jika kau tak pandai bermain game ini kau bisa melihat buku panduan di inventorimu." Ucap player itu yang mulai kesal dengan perilaku Vania.

"Baiklah, tapi beri aku satu Axe agar aku bisa cepat mencari kayu." Pinta Vania dengan wajah kesal.

Player itu menatap Vania dengan tatapan sinis, menandakan ia tak percaya pada Vania.

"Akan ku kembalikan lagi kok." Lanjut Vania dan menjulurkan tangannya.

Player itu memberikan sebuah Axe yang terbuat dari Stone. Vania berusaha untuk menebang pohon dengan cepat. Beberapa kali ia menoleh kebelakang. Ia sangat takut jika ada mobs yang mengejarnya.

Vania keasikan menebang pohon dan tidak mengira ada bahaya mengancamnya.
Suara creeper yang hampir meledak terdengar oleh telinga Vania.
Respon Vania membalikkan badannya.

Seekor creeper menatapnya dan akan meledak dalam jangka waktu pendek. Vania berteriak membuat player yang yang sedang menghangatkan diri terkejut dan langsung mengambil Iron Sword dan berlari menuju gadis itu.

Tapi, creeper terlanjur meledak tepat didepan Vania. Vania terjatuh dan terduduk di gras block. Ledakan itu mengakibatkan darah Vania berkurang.

   Player tersebut memberikan sebuah steak pada Vania.

"Kau harus makan agar darahmu bertambah lagi. Kau tak akan mati disini." Ujar player tersebut.

   Vania mengambil steak itu dan memakannya. Vania hanya bisa menangis. Ia sangat takut dengan mobs-mobs yang ada di dunia Minecraft. Ia tak menyangka bahwa dunia Minecraft adalah tempat yang sangat berbahaya.

  Vania mengusap air matanya dan memberikan Axe yang dipinjamnya tadi.

"Aku sudah selesai." Ucap Vania pelan.

"Ambil saja untukmu. Kau harus membangun rumah atau menginap di rumah vilagge dan menunggu pagi."
Ucap player itu iba.

"Tapi aku sangat takut." Gumam Vania takut.

"Kau bisa menghangatkan diri dan menunggu pagi di perapian yang telah kubuat." Ucap player itu dan menunjuk sebuah perapian yang telah dibuatnya.

"Tapi aku takut!" Kesal Vania.

"Kalau begitu aku akan menemanimu sampai pagi." Jawab Player itu.








    Gaje ya ceritanya? Hehehe.
Maaf kalau kata katanya kaku. Habisnya athor masih noob dalam membuat cerita.
Mohon dimaafkan.

  Maaf kalau ada typo bertebaran.

Dan selagi besok adalah hari raya idul Fitri.

Mohon maaf lahir dan batin🙏 para readers yang selalu membaca dan menunggu update cerita ini.

Semoga bermanfaat😊😊😊😊

Sampai jumpa di episode selanjutnya.....
Bye byeeeee......





The Minecraft [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang