Waktu bergulir begitu cepat. Rasanya baru kemarin mengerjakan soal-soal UTS, satu minggu mendatang para peserta didik sudah dihadapkan kembali untuk berjihad melawan soal-soal UAS.
Waktu tiga bulan terasa membosankan saat tidak mempunyai teman sebangku. Ya! Sejak kejadian di kantin tempo hari itu, Yura memutuskan untuk pindah kelas bahkan pindah jurusan.
Tidak memerlukan usaha keras untuk membujuk guru memindahkannya dari kelas Bahasa ke kelas IPS, karena di sekolahku, dilihat dari sudut 'kebrutalan'-nya, kelas IPS satu tingkat di bawah kelas Bahasa. Intinya, kelas IPS dicap lebih buruk dari kelas Bahasa. Tapi menurutku tidak juga. Semua jurusan di mataku sama karena jurusan tidak dapat merubah sifat asli seseorang.
Aku tidak tahu apa yang menjadi alasan utama Yura memilih pindah jurusan. Bisa jadi karena perdebatannya denganku dulu atau justru mungkin karena Kenan. Aku tidak terlalu mempedulikannya, yang jelas sebelum Yura memilih keputusan itu, aku sudah berusaha meminta maaf terlebih dahulu. Urusan dimaafkan atau tidak, aku tidak terlalu memikirkannya.
Benar sekali anggapan yang mengatakan bahwa hal sederhana yang paling sulit dilakukan di dunia ini adalah meminta maaf dan berterimakasih. Butuh keberanian dan juga rasa lapang dada untuk melakukannya.
Sejak tiga bulan terakhir ini, aku lost-contact dengan Yura. Bahkan mungkin Yura memblokir nomor teleponku karena aku sama sekali tidak bisa menghubunginya.
Jarak yang semakin jauh membuatku dan Yura jarang sekali bertemu. Bahkan, bolehkah aku mengatakan bahwa Yura sengaja menghindariku?
Berada di posisi ini adalah sesuatu yang aku benci. Terlibat konflik dengan teman sebangku lalu hilang komunikasi dengannya membuatku merasa memiliki banyak musuh di sekolah. Tapi untunglah ada seseorang yang bisa membuatku bertahan dalam posisi ini. Kau pasti tahu siapa yang kubicarakan.
Kenan sudah kembali aktif bersekolah sejak dua bulan yang lalu. Ia benar-benar telah pulih dari masa kritisnya. Aku ikut senang karena bisa melihatnya kembali seperti sedia kala.
Entah keajaiban apa lagi yang diberikan Tuhan, yang jelas dia tidak lagi menjaga jarak denganku. Aku harap akan terus seperti ini. Aamiin.
Bagaimana dengan kabar Kak Alder? Dia menjadi siswa peraih nilai UN tertinggi di angkatannya. Bahkan sekarang, aku dengar Kak Alder lulus tes di salah satu Universitas yang bertempat di negara dengan ciri khas jam raksasa, persis seperti yang ia katakan ketika di cafe malam itu.
Dari postingan di akun Instagramnya, ia sedang berada di negara itu saat ini. Mungkin, sedang mengurus berkas-berkas untuk kepentingan kuliah dan mengurus perihal kepindahannya. Aku harap, ia dapat mewujudkan impiannya.
Drrrtt Drrrtt
[Kenan]
Nanti malem nonton kuy!
Seminggu lagi UAS, kambing! √√
[Kenan]
Weekend gini masih aja pusing mikirin UAS, sans aja kali! Otak juga kalo di-press terus bisa meledak 😆
Iya juga √√
[Kenan]
Jadi gimana tawaran gua?
Ok deh. Kebetulan drakor gak ada yang menarik √√
[Kenan]
Ok, gua jemput.
Aku menutup ponselku, beralih ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu masih menunjukkan pukul 04.30 P.M. Masih lama untuk menonton film ... apa ya? Aku lupa bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More
Teen Fiction"Za, lo tahu, semesta itu ajaib. Sejauh apapun lo sama gue dipisahkan Tuhan, jika masih berada dalam benang takdir yang sama, kita pasti ketemu lagi, contohnya sekarang." Aku hanya tersenyum. "Za, lo tahu, semua orang punya klimaks dan antiklimaks d...