.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
Motor Rein berhenti tepat di depan sebuah rumah megah, namja yang duduk di belakangnya segera turun, melepaskan helmnya.
"Aku akan meminta sopir untuk mengambil mobilku, terima kasih untuk yang semalam Rein ah, untuk bantuannya dan juga tumpangan menginap," Mika berkata pelan, pemuda satunya tidak turun, hanya membuka kaca helmnya saja.
"Sama-sama Hyung, kau boleh datang kalau ingin menumpang menginap lagi, tapi tentang ingin melompat dari jembatan, aku tidak berani menjanjikan bisa memergokimu lagi untuk yang kedua kalinya, karena aku percaya itu bukan sebuah kebetulan." Senyum manis tersimpul di bibir cherrynya milik Rein.
"Kau benar, aku tak akan mengulangi kekeliruan yang sama, akan kuhubungi kau nanti Rein ah." Mika berkata dengan nada tulus.
"Tentu Hyung, kapan pun kau butuh teman berbagi, kau bisa temui aku atau menghubungiku." Rein berkata cepat, Mika mengangguk, "Rein ah ...."
Rein menatap pemuda di sampingnya ini, "ne Hyung?"
"Semoga kau segera bisa bersatu dengan anakmu." Mika berkata sembari tersenyum tulus.
Rein balas tersenyum, "terima kasih doanya Hyung, aku aminkan!" Ucap pemuda itu.
~~0~~
Rein sedang berada di ruang kerjanya kala pintu terbuka dari luar tanpa diketuk. Sejenak namja manis itu mengangkat wajahnya dan bertemu tatap dengan sosok tinggi berparas tampan itu.
"Kau jadi pergi Jin ah?" Rein bertanya, sosok itu mendekat, tak duduk tapi justru berdiri di sisinya.
"Ne, besok aku akan berangkat." Suara Jin terdengar enggan, Rein menggelengkan kepalanya, "bersemangatlah, ini adalah ajang pembuktianmu kepada paman bahwa kau mampu tak hanya karena kau mengandalkan jika kau anak beliau." Rein mengalihkan fokusnya dari katalog mainan anak-anak di layar ponselnya.
"Sebesar apa pun usahaku, tetap si Lee itu yang akan menerima pujian bangga appa, aku tak tahu bagaimana cara melenyapkan si penjilat itu!" Jin berkata dengan nada geram. Rein mengerutkan keningnya mendengar penuturan sang sahabat, "Jemie?"
"Kau pikir siapa lagi? tujuannya datang ke perusahaan appa kan hanya untuk memamerkan kehebatan keluarga Lee sialan itu!"
Rein menghela napasnya, ia beranjak bangun dan ....
Tukk!
"Akhh! kenapa memukul kepalaku? lama-lama aku bisa geger otak jika kau terus-terusan menganiaya kepalaku Rein ah!" Jin mengusap kepalanya yang baru saja dipukul dengan sebatang spidol oleh Rein.
"Dasar idiot!" Rein mendengus sembari melangkah menjauhi Jin dan memilih keluar dari ruangan itu. Sang sahabat mengikuti di belakangnya.
Rein berjalan memasuki ruangan berdinding kaca di sebelah, itu adalah ruangan service. Ada beberapa mobil mewah sedang melakukan perawatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REIN (End Of Escape)✔
Fanfic[Tamat] Hari di mana sekelompok pemuda 17 tahunan mengadakan acara taruhan dan si kecil Rein kalah taruhan, maka ia harus berdandan seperti seorang gadis dan menggoda pria mabuk yang dipilih secara random di dalam club malam, siapa sangka jika terny...