13.Taman

234 15 0
                                    

Masa lalu adalah luka yang membekas,
Membuat rasa rindu bergejolak dalam hati yang enggan untuk melepaskan ingatan akan itu,
Masa lalu yang membuat sejuta pertanyaan dalam benakku,mengapa takdir mempermainkanku?

~Deven C.P~

Joa,Kaylila,Farhan,dan Ryan menyam-paikan pendapatnya masing-masing.Seka-rang giliran Anneth untuk menyampaikan pendapatnya.Sebenarnya,Anneth gugup karena dirinya merasa minder.Anneth pun segera menyingkirkan perasaan mindernya.

"Saya ingin menjadi ketua kelas karena saya ingin bersama-sama dengan kalisn memperbaiki banyak sekali kekurangan yang saya punya.Saya memang murid yang tidak pandai,namun saya ingin berubah menjadi lebih baik untuk berubah kedepannya.Jadi,saya ingin kita sama-sama kerja sama untuk memperba-iki kelas ini menjadi lebih baik.Sekian terimakasih.." ujar Anneth yang disambung tepuk tangan dari siswa kelas XI Mipa 1,termasuk bu Rika yang terka-gum dengan argumen dari Anneth.

"Baiklah..Besok siapkan materi presentasi misi dan visi kalian untuk menjadi ketua kelas." Ujar bu Rika.

"Baik bu.." ujar Joa,Kaylila,Farhan,Ryan, dan Anneth bersamaan lalu kembali ke bangkunya.

"Lo keren abiss Neth!!Ga nyangka gue kutu kupret kayak lo bisa beragumen sebijak itu.." ujar Naura lalu menjitak kepala Anneth.

"Sakit anjirr!!Anneth kan emang bijak kalikk" ujar Anneth dengan muka sok sombong.

"Iyain," ujar Sam menyahut dari belakang.

Merekapun melanjutkan pelajarannya.

***
Pulang sekolah,koridor sekolah.

"Hai Devenn!!Kita jadi kan??" Tanya Anneth semangat.

"Iya," ujar Deven.

"Okeoke.Anneth tunggu di halaman sekolah ya.Deven kan mau ambil motor." Ujar Anneth.

Deven tidak mendengarkan perkataan Anneth yang menurutnya tidak berguna. Deven pun segera mengambil motornya dan bergerak mendekati Anneth.

"Naik!!" Ujar Deven pada Anneth.
Dengan senyum sumringahAnneth menaiki motor Deven.Deven memberikan helm berwarna putih pada Anneth.

Anneth sangat senang hingga tak sadar ta-ngannya melingkari pinggang Deven.Se-lang beberapa menit,Anneth tersadar jika tangannya melingkari pinggang Anneth.

'Tumben Deven ga lepas tangan guee..' batin Anneth dalam hati.Anneth pun bertanya pada Deven,

"Deven kok tumben ga lepas tangan An-neth? Tumben amat.Biasanya juga risih kalo sama Anneth," Ujar Anneth.

"Gapapa" ujar Deven singkat.

"Ih Deven jangan cool mulu dong.Percuma ngajak Anneth jalan kalok Annethnya di-kacangin mulu,mending Anneth turun sekalian," Ujar Anneth dengan muka merengut.

Deven pun menghentikan motornya di pinggir jalan.

"Kita berhenti disini Dev?Ini kan pinggir jalan,ga ada apa-apanya." Ujar Anneth yang masih belum turun dari motor Deven.

"Katanya mau turun," ujar Deven seraya membuka helmnya.

"Anneth bercanda Deven!!Gak peka banget sihh" ujar Anneth yang kesal dengan Deven.

Deven hanya tertawa mendengar hal itu lalu memakai helm nya lagi dan menyalakan motor.

"Yaudah naik!!" Ujar Deven.

"Oke dehh..Btw,kita mau kemana sih Dev?" Tanya Anneth.

"Ntar juga tau." Ujar Deven lalu mengge-rakkan motornya.

TANGIS SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang