THE WALKING DEAD BANGTAN

14. Another Plane

Penyesalan, sedih, marah dan khawatir bercampur aduk menjadi satu. Hal itu menjadi perasaan Taehyung saat ini. Dia merasa bersalah namun bersyukur di saat bersamaan. Sungguh Taehyung ingin menepis euphoria kebahagiaan karna beruntungnya dia masih selamat saat ini. Taehyung ingin menepisnya. Tapi sial, rasa bahagia itu terus datang bersamaan dengan rasa bersalah yang teramat besar dalam hatinya. Taehyung bingung.

Beberapa menit yang lalu Taehyung memilih memisahkan diri dari kelompok. Kursi kayu yang nampak kokoh berwarna cream coklat itu menjadi pilihannya. Tak lama Namjoon datang memberi makanan dengan satu kalimat yang terucap dalam bibirnya.

“makanlah”

Hanya itu lalu dia kembali pergi. Namjoon tau, jika Taehyung begini yang dia butuhkan hanyalah sendirian untuk sementara waktu. Takkan baik jika terus memaksa lelaki Daegu itu untuk berbicara. Member bahkan Jimin sekalipun takkan mampu merusak dinding keingin sendirian Taehyung saat ini, satu satunya jalan adalah membiarkannya. Lalu nanti sang penyelamat kan datang. Mencoba merusak dinding itu dan kembali merangkul Taehyung ke dalam tim. Hanya satu orang yang mampu. Dan saat ini dia tengah berjalan dengan santai kearah Taehyung.

Sampai disana lelaki itu terdiam sesaat di depan Taehyung. Menghalangi pandangan lelaki yang sedari tadi begitu asik menatap jalanan dingin di depannya. Taehyung mendongak mendapati seorang manusia yang menatapnya tanpa minat. Datar. Lelaki itu mulai bergerak, mata Taehyung mengikutinya dan saat bokong lelaki itu sampai di kursi yang sama dengan Taehyung, Taehyung kembali menatap jalanan.

“apa yang kau lakukan?”

Satu kalimat pertanyaan terlontar dan menelusup telinga kanan Taehyung. Mampu membuat Taehyung kembali mendongak untuk menatapnya. Tapi tak berselang lama Taehyung kembali tertunduk

“tak ada hyung”

“kau tak lapar?”

Taehyung menggeleng pelan

“aniyo.”

“arasseo. Aku juga tak terlalu lapar. Diet membantuku tidak mudah lapar. Biarkanlah aku menemanimu”

Mendengar itu Taehyung mengalihkan pandang. Menatap Yoongi begitu lekat yang hanya diam dengan ekspresi datarnya menatap kedepan

“aku tahu aku ini tampan. Jadi berhentilah menatapku”

“hyung, makanlah. Jangan fikirkan aku”

“cih, siapa yang memikirkanmu? Pede sekali. Aku hanya sedang menatap jalanan yang sepertinya terlihat lebih kesepian darimu”

Taehyung tersenyum. Benar, lelaki itu tersenyum. Mendengar pernyataan Yoongi barusan cukup lucu untuk menarik sudut bibirnya.

“bisa tersenyum ternyata. Kukira bibirmu beku hingga tak bisa digerakkan selain membuat lengkungan kebawah”

“ah, aniyo. Gomawo hyung”

“makanlah” ucap Yoongi dengan sebuah senyuman tulus yang begitu hangat.

Melihat bagaimana Taehyung kembali bisa berekspresi membuat Yoongi tak mampu untuk menahan hasratnya mengusak rambut Taehyung. Taehyung sendiri tak begitu keberatan. Tanpa merasa terganggu dia mulai minum lalu makan dengan pelan.

Cukup lama Yoongi menunggu Taehyung yang masih sibuk mengisi perutnya hingga saat selesai Yoongi mencoba membalut beberapa luka Taehyung disana. Taehyung meringis pelan beberapa kali menahan sakit yang teramat perih di kulitnya.

“oke selesai”

Yoongi menjauhkan tangannya dari tubuh Taehyung setelah berhasil mengobati luka gores kaca di kakinya. Taehyung memandang perih luka yang telah terbalut dan menatap Yoongi dengan tatapan yang sama.

“ssh gomawo hyung”

“tentu”

“ehem”

Yoongi yang tengah merapihkan p3k disana berhenti dari kegiatannya, Taehyung pun sama halnya. Mereka kompak menatap pelaku berdehem yang tengah tersenyum tipis menatap Taehyung dan Yoongi bergantian. Itu Seokjin. lihatlah wajah tampan bergelar worldwide handsome itu, terdapat beberapa plester dengan bercak kotor tapi masih terlihat sangat tampan.

“kau sudah baikan Tae?”

“hm. Aku baik baik saja hyung”

“baguslah. Kalau begitu bisa ikut aku? Kita perlu berdiskusi”

THE WALKING DEAD