15. Karantina

762 93 2
                                    

Dipimpin Yoongi, mereka bertiga mulai memasuki sebuah gedung utama dari tempat pengisian bahan bakar itu. Dia bergerak menuju arah tangga dengan tergesa namun masih mencoba tak membuat suara. Di lorong atas lampu menyala dengan terang. Sungguh, disini bagai tak terkena musibah itu sama sekali. Yoongi melihat satu persatu pintu yang akan membawanya menuju ruangan berkomputer itu. Dia cukup yakin jika bayang computer yang dilihatnya saat itu berada di sebelah kanan dirinya saat ini. Yoongi menemukan sebuah pintu kayu bertuliskan control room dan berhenti disana. Jimin dan Namjoon yang sedari tadi waspadapun ikut terdiam. Yoongi memberikan kode pada keduanya untuk bersiap, takut takut zombie keluar dari sana. Dan dalam satu kali tarikan pintu terbuka. Yoongi dan Jimin merengsek masuk dengan kuda kuda. Mata mereka menatap kanan kiri penuh waspada tapi tetap saja kosong.

“eotte?” tanya Namjoon yang membelakangi mereka. masih menjaga di depan pintu

“masuklah Joon-a” titah Yoongi

Namjoon berbalik lalu segera mendapati ruangan berkomputer itu. Ada 3 komputer disana dengan salah satunya memperlihatkan rekaman CCTV yang masih menyala. Dapat dilihat dari kamera 2, 6 dan 9 merekam sisa member bersama Eunbi dari sisi yang berbeda. Mempermudah Yoongi untuk memantau apa yang terjadi diluar.

“hyung, apa yang kita lakukan disini?” tanya Jimin

“kita akan meminjam internet di komputer ini.”

Yoongi berbicara sambil mendudukan bokongnya di kursi empuk berwarna hitam dan beroda. Tangan putih Yoongi mulai bekerja dengan menggerakkan mouse. Tak lama jari lentiknya bergantian menekan papan keyboard di depan layar komputer.

“lalu apa yang aku lakukan disini?”

“kau bawel sekali Namjoon-a. aku membawamu takut takut komputer ini tiba tiba meminta password atau entahlah, mengeluarkan bahasa komputer yang tak kumengerti.”

“lalu aku?”

Kini Jimin yang sama sama duduk di kursi hitam dekat Yoongi menunjuk dirinya sendiri membuat Yoongi berhenti sejenak, menghela nafasnya lalu menatap Jimin malas.

“kau menjagaku dan Namjoon. Aku membawamu karna kau paling pintar di olahraga selain Jungkook. Sekarang diantara kalian ada yang ingin bertanya lagi huh?”

Jimin dan Namjoon terdiam. Agak terkejut dengan alasan mengapa mereka disini, sedikit merasa konyol dan ingin memprotes. Melihat kedua dongsaengnya yang hanya diam, Yoongi melanjutkan kegiatannya mencari informasi tentang kereta express tersebut







THE WALKING DEAD





Kepergian dari ketiga pria yang dipimpin Yoongi itu hanya bisa disaksikan tanpa protes oleh sisa member lain yang masih membentuk setengah lingkaran. Ada rasa khawatir berlebih sebenarnya dari sisa member, hanya terlalu takut jika sesuatu terjadi. Dalam diam Eunbi pun tak kalah khawatirnya, apalagi mengingat bagaimana sunbaenya begitu berusaha sekuat tenaga menjaganya terutama Jimin disana. beberapa kali Jimin menyelamatkan nyawanya dan Eunbi kini mengkhawatirkan Jimin. tidak. semuanya. Dia mengkhawatirkan semuanya.

Tiba tiba dalam dia itu dia merasakan hawa kehadiran seseorang disampingnya. Eunbi menoleh, ada Jungkook disana. tengah tertunduk lalu saat matanya bertabrakan dengan Eunbi, Jungkook memberikan senyum tipisnya. Eunbi pun hanya bisa menatap Jungkook penuh arti. Dalam hatinya berkecamuk rasa yang berbelit. Kesal dan marah bersama kerelaan dan rasa maklum dihatinya.

“oke semuanya kemari”

Panggilan dari hyung tertua di rombongan membuat Eunbi dan Jungkook melepas eye contact mereka dan segera menghampiri Seokjin yang tengah berdisi di dekat mobil bersama sebuah tas. Setelah dirasa semua dongsaengnya memperhatikan, Seokjin memulai pembicaraan.

THE WALKING DEAD BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang