7. Maksudnya apa?

19 7 0
                                    

"Hai, Reihan Bintang Pamungkas! Kita bertemu kembali."

Lagi. Semua mata tertuju pada Bintang dan pandangan itu penuh dengan tanda tanya? Sebenarnya ada apa dengan Bintang dan Ben? Kenapa Ben tiba tiba mengaku sebagai teman lama Bintang? Sudahlah hanya Bintang dan Ben yang tahu. Eitss author juga tentunya.

"Baiklah, Ben silahkan duduk di bangku yang kosong."
Suruh Pak Gogo kepada Ben. Akhirnya keheningan didalam kelas ini buyar.

Ben pun berjalan menuju kursi yang kosong. Setelah melewati kursi Bintang mata mereka langsung pandang. Namun hal itu langsung di putus oleh Bintang.

Pelajaran Pak Gogo terus berlanjut, hingga tak sadar ternyata waktu pelajaran ini sudah di ujung tanduk. Pak Gogo mengajar materi sejarah Indonesia. Sejarah Indonesia tidak hanya ada di kelas IPS saja namun ada di kelas MIPA juga, karena itu merupakan pelajaran wajib.

"Baik anak anak waktu pelajaran bapak sudah habis. Tetapi ada PR yang harus bapak berikan. Berhubung waktunya tidak cukup kalian bisa bertanya tugas apa yang bapak berikan ke kelas 11 MIPA 7."

Yahhhhhh

Suara sorakan dari kelas ini sangat keras. Mereka tidak terima adanya PR dan untuk apa bertanya PR pada kelas lain. Toh kita tidak butuh PR. Ujung-ujungnya pasti dikerjain di sekolah, terus lama lama namanya diubah jadi PS.

"Diam! Sudah jangan ribut. Bapak tugaskan kepada Bintang untuk meminjam buku kepada salah satu siswa dikelas 11 MIPA 7."

"Baik pak." Bintan menjawab dengan pasrah.

Berlanjut pada pelajaran selanjutnya. Sambil menunggu guru dalam jam pelajaran berikutnya, Frez Gilang dan Gama langsung berkerumunan ke arah Bintang.

"Eh Bin sebenernya dia siapa? Lo yakin kenal sama dia? Si Ben Ben itu? Ben 10 kali yang sok kenal sama Lo. Jawab Bin, jangan diem aja." Frez memberikan pertanyaan bertubi tubi pada Bintang.

"Elo kalo nanya satu satu. Jangan kaya wartawan. Emang si gue mirip artis."

"Aelah Bin gue serius. Lo kenal sama dia?" Frez bertanya sekali lagi untuk memastikan kebenaran tersebut.

"Iya gu-"
Kata katanya terputus saat tiba tiba ada uluran tangan di tengah mereka.

"Dia kenal sama gue kok."
Dia adalah Ben.

"Gue sama dia sebenarnya dulu deket, pas masih di Kudus kita sering banget latian bareng. Hingga pas 2 tahun yang lalu ada seleksi untuk ikut Indonesia Master 2017 . Gue ga kepilih, tapi si Bintang lolos dari seleksi itu. Hingga pas dia mendapat kan kemenangan setelah itu dia memutuskan untuk ninggalin dunia bulutangkis. Dan tau taunya ternyata dia pindah ke Jakarta."

"Lantas Lo sendiri kenapa bisa disini?"

"Bokap gue dinas nya dipindah dan untungnya di sini juga ada PB Djarum. Jadilah gue kesini."

Oohhhhh semua angkat bicara kecuali Bintang yang hanya diam.

"Gausah bahas masa lalu gue Ben."
Suara Bintang terdengar penuh dengan penekanan.

"Santai browser. Eh maksud gue brader. Dari tadi gurunya ga masuk mending kita ke kantin aja yuk."
Ajak Ben sembari merangkul Bintang.

Ajakan Ben akhirnya di setujui oleh yang lain dan jadilah mereka pergi bersama sama.

~~~~

"Ahhhhh capek!"
Teriakkk Viza dan langsung menyomot minuman Eca yang baru saja ia pesan.

Teman teman nya yang melihat kejadian itu langsung nganga. Tidak habis pikir dengan gadis di depannya ini. Maklum saja Viza seperti ini karena habis olahraga.

"Woy! Itu minuman gue. Aisssshhh."

"Hehehehe minta."
Jawab Viza dengan tampang polos Viza dan cengiran kuda nya.

Pembicaraan mereka pun terhenti. Viza and de geng melanjutkan dengan makan dan minum di kantin. Sesekali mereka berbicara dan tertawa bersama agar suasana diantara nya tidak terlalu hening.

"Gue mau pesen cilor, ada yang mau titip ga?"
Vika pun berbicara di tengah acara makan mereka.

"Vika, aku ikut kamu."
Viza pun menyahuti.

Viza dan Vika beranjak dari tempat duduk dan langsung melesat menuju warung Mang Darmo untuk membeli cilor. Sesampainya di warung Mang Darmo. Mereka harus mengantri terlebih dahulu. Saat ini mereka berada di urutan ke 4.

Setelah beberapa menit mengantri, tibalah mereka berada di depan. Mereka hendak mengungkapkan apa yang akan mereka beli namun tiba tiba seorang laki laki menyerobot nya.

"Mang cilor 5000 ribu ya pedas."
Dengan percaya dirinya dia berucap seperti itu.

"Lah apa paan ini. Kamu siapa? Kok main nyerobot aja. Emang ya kebiasaan kaum 62 ga mau ngantri!" Sindir telak Viza.

Lelaki itu ingin membalas ucapan Viza. Namun ketika ia berbalik badan dan mengetahui bahwa Viza adalah adalah wanita yang membuat nya terpana pada hari pertama sekolah ia langsung mengalah.

"Ah elo. Khusus buat elo gue ga jadi nyerobot deh. Silahkan tuan putri." Dengan kata kata manis Ben berucap kepada Viza layaknya ia seorang pangeran. Padahal ia belum mengenal Viza. Viza pun belum mengenal Ben.

Melihat tingkah aneh dari Ben. Viza dan Vika menunjukkan ekspresi heran. Namun, mereka tidak peduli. So, kalo dia mau ngalah itu berarti bagus. Akhirnya Viza dan Vika memesan cilor mereka. Setelah itu mereka kembali ke meja dimana mereka sudah ditunggu oleh Eca.

Saat Viza sudah duduk kembali di kursi nya. Tiba tiba pandangan dia mengarah ke arah sekeliling. Ya, sudah pasti ia mencari Bintang. Tepat saat ini juga ia menemukan keberadaan Bintang, namun di samping Bintang ada lelaki tadi. Lelaki yang ia temui di warung Mang Darmo. Seketika pandangan mereka bertemu dan laki laki itu tersenyum ke arah Viza.

Kenapa dia tersenyum ke arahku?

——————————————————

Huhuhu makasih banget buat kalian yang udah mau baca raket sampe sekarang kalo bukan kalian siapa lagi coba yang baca. Aduh ah jangan baker eh baper.

Jangan lupa kasih vote dan comment nya ya. Eh kalo bisa share juga cerita raket tepak tepak ini uhuyyyy....

Santi Pasangan Kang Daniel

Raket Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang