9. Aturan

27 8 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana anak olimpiade untuk berkumpul. Tidak hanya kelas 11 saja, namun kelas 10 juga ada karena mereka yang akan menggantikan kakak kelasnya apabila sudah kelas 12.

Viza dan Vika bersama sama menuju ruang olimpiade. Viza yang memegang olimpiade kimia dan Vika yang memegang olimpiade bahasa Jepang. Memang anak yang pintar.

"Kira kira ada apa ya anak olimpiade dikumpulin?"
Tanya Vika di tengah perjalanan.

"Aku gatau Za. Mungkin mau di kasih libur buat belajar di rumah kali."

"Itu mah maunya elo."

"Emang. Lagian kan sekolah buat apa kalo nilai aja ga obyektif. Mending kita tekunin satu bidang dan bisa buat nama sekolah baik."

"Bener juga si. Tapi ya mau gimana lagi."

"Apa aku harus jadi menteri pendidikan dulu. Kalo sekolah mendingan belajar pelajaran yang di inginkan nya aja."

"Ngawur Lo ah."

Setelah sedikit berbincang di perjalanan menuju ruang olimpiade. Kini tinggal 100 meter lagi mereka akan sampai ke ruangan tersebut. Tiba tiba di seberang mereka berjalan ada seseorang yang tak asing lagi bagi Viza. Ia berjalan bak pangeran. Tinggi putih bening seperti tanpa kaca. Ala model yang lagi fashion show. Siapa lagi kalo bukan Bintang.

Sumpah dia senyum. Senyum ke aku? Parah parah, ya tuhan sungguh indah ciptaan mu ini. Ahh hati ini rasanya mau copot dari tempat nya. Bintang makin deket. Sumpah dia mau nyamperin aku?
Pembicaraan Viza dalam hati.

Setelah Bintang tepat di depan mereka.
"Kon'nichiwa Vika."
Sapa Bintang kepada Vika dengan senyuman.

"Kon'nichiwa Bintang."

Byarrr. Tolol.
Haluan Viza pun akhirnya pecah. Setelah ekspektasi dia tak sesuai dengan realita. Jadi, tadi Bintang senyum senyum itu ke Vika. Bukan dia. Viza pun merutuki dirinya sendiri karena sudah ke gr an.

Merasa kesal dengan apa yang ia lihat akhirnya ia langsung masuk ke ruangan olimpiade meninggalkan dua manusia Jepang di luar.

Setelah Viza masuk ke dalam, akhirnya Vika dan Bintang pun ikut masuk ke dalam ruang olimpiade. Tak terduga ternyata ruangan ini sudah banyak orang saja. Viza, Vika dan Bintang adalah orang yang terakhir memasuki ruangan ini. Beberapa menit terlewati. Akhirnya Bu Desi selaku ketua pembina dari olimpiade SMA Nusa Bangsa memasuki ruangan. Beliau mengabsen satu persatu nama anak olimpiade dan ternyata hasilnya nihil. Semua anak ada disini.

"Baiklah. Assalamualaikum anak anak."

"Wa'alaikumussalam Bu."

"Ada yang tau kenapa ibu kumpul kan kalian semua disini?"

Para murid semua nya terdiam. Mereka saling pandang satu sama lain dengan temannya. Alhasil sebenarnya mereka tidak tahu kenapa mereka dikumpulkan sepagi ini.

"Ibu mendengar kabar bawa anak olimpiade selama semester 1 tidak ada yang mengikuti eskul di sekolah. Alasan mereka karena harus belajar olimpiade. Jadi, ibu menghimbau kepada kalian semua harus mengikuti eskul minimal berangkat 1 kali dalam seminggu. Karena ibu mengerti kalian harus banyak belajar mengerjakan soal. Meskipun kalian adalah tim olimpiade SMA Nusa Bangsa bukan berarti kalian bebas tidak mengikuti eskul. Yang tercatat disini yang mengikuti eskul hanyalah Vika dan Bintang. Vika eskul dance dan Bintang eskul badminton. Meskipun Bintang berangkat hanya 1 kali dalam seminggu dia bisa konsisten. Bisa dimengerti?"

"Bisa Bu."

"Anak olimpiade yang tidak mempunyai eskul tidak akan ibu ikut sertakan dalam lomba."

"Yahhh kok gitu si Bu. Kita kan mau mengharumkan nama baik sekolah tapi kok syaratnya seperti itu."
Celetuk Reza salah satu anak olimpiade Fisika.

"Ibu Disini utamakan attitude terlebih dahulu. Kalian harus patuhi aturan sekolah dahulu. Percuma kan anak pintar tapi tidak patut aturan sekolah. Sudah cukup pertemuan hari ini sekarang kalian semua dapat kembali ke kelas masing masing."

Semua murid dalam ruangan ini akhirnya menghilang satu per satu. Mereka kembali kekelas masing masing untuk belajar sesuai jadwal kelas masing masing.

~~~~

Surga dunia bagi para siswa Nusa Bangsa. Jam istirahat telah tiba. Penat di kepala mereka akhirnya bisa disudahi saat bel tersebut berbunyi. Eca yang bukan anak olimpiade terpaksa menuju kantin sendiri karena sahabatnya itu masih tertahan di ruangan olimpiade. Sesampainya di kantin Eca langsung memesan makanan yang ingin ia makan. Dia tidak harus mengantri karena ia menjadi orang yang pertama dalam barisan itu. Setelah mendapatkan makanan yang ia mau, kini dirinya mencari meja yang kosong. Tepat diujung sana Eca menemukan nya.

Dari arah belakang Eca terdapat dua orang manusia yang sedang berjalan ke arahnya. Bukan lagi, ia adalah Viza dan Vika.

"Ecaaa!!"
Keduanya menggebrak kan meja dan berteriak cukup kencang membuat Eca tersedak.

"Uhukkk uhukk. Gila ya lo gue hampir mau mati tau ga? "

"Bodo amat."
Sahut Keduanya secara bersamaan.

Karena Viza dan Vika sangat lapar mereka tidak melanjutkan berdebat. Mereka pergi menuju warung makanan. Setelah beberapa menit memesan akhirnya makanan yang mereka pesan datang.

Di tengah acara makan, mereka sedikit mengobrol namun tidak banyak yang di obrol kan. Tiba tiba ketika makanan mereka hendak habis ada tangan seseorang yang memukul pipi Viza. Hal itu membuat makanan yang ada di mulut Viza menyebar kemana mana dan kepalanya tersungkur di atas meja.

——————————————————

Hai gaes gimana cerita kali ini? Semoga kalian senang membaca ceritaku ya ❤️❤️❤️

Raket Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang