16. Vika dan Bintang

14 1 0
                                    

"Hai Za." Sapa Vika.

"Hai juga Vik." Viza membalasnya dengan sorot mata ke arah lain, seperti tatapan menghayal.

Vika memandang Viza dengan rautnya yang bingung. Viza tampak tidak melihat dan tidak menyadari keberadaan dirinya. Vika pun langsung memilih duduk di tempat duduknya yaitu disebelah Viza.

Semakin lama diperhatikan, Viza selalu senyum senyum sendiri dan tidak menghiraukan keberadaan Vika yang telah duduk disampingnya. Sampai kedua sahabatnya yang datang yaitu Eca dan Gisa Viza masih saja bersikap seperti itu.

"Eh Vik, tuh temen lo kenapa? Kok senyum senyum gitu."
Gisa menepuk pundak Vika.

"Gue juga Sa, dari tadi pas gue berangkat dia udah kaya gitu aja. Sampe sampe dia juga ga sadar kalo gue ada disampingnya." Jawab Vika yang langsung dengan helaan nafasnya.

Akhirnya Gisa mengagetkan Viza dari belakang.

"Ahhhh..... Ya Allah Ya Robbi Ya Rasul."
Viza langsung saja terjingkrak.

"Kamu kenapa kagetin aku sih Sa, kan bisa ga ngagetin juga."
Protes Viza dengan muka yang sebal.

"Eh lagian tuh ya, lo dari tadi udah kita ajak ngobrol tapi lo nya aja yang budeg ga denger apa yang kita omongin."
Eca pun langsung menyambar dengan nada suara yang ngegas.

"Ih yaudah iya maaf. Hehehe."
Viza nyengir dan langsung menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Sebenarnya lo kenapa sih Za?"
Tanya Vika yang sudah tidak sabar mendengarkan penjelasan dari Viza.

"Jadi gini....."

Viza menggantungkan kalimatnya dan teman temannya mulai memasang wajah serius.

"Gini nih ya jadi tuh...."
Viza lagi lagi menggantungkan kalimatnya.

"Za kalo lo ga cepet ngomong gue pergi nih."
Sahut Eca yang udah tak sabaran.

"Iya iya maaf ih. Ini aku serius deh. Jadi tuh ya tadi pagi aku hampir jatuh. Ternyata ada yang nangkep aku."
Viza akhirnya mulai bercerita dengan senyuman yang selalu terukir.

"Siapa?" Tanya mereka bertiga sangat kompak.

"Ih kalian kepo ya."

"Za gausah bercanda deh, cepetan siapa?"

"Kalian pasti ga akan nyangka. Dia adalah Bintang."

"Ha? Serius lo? Demi apapun Bintang mau gitu nolongin Lo?"
Eca langsung saja mengeluarkan kata katanya, karena kaget.

"Ih iya beneran. Terus aku sempet tatap tatapan sama dia juga."
Viza mulai malu karena mengingat kejadian tadi spontan ia langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Terus terus, abis itu gimana?"
Tanya Gisa yang tak kalah penasaran dengan cerita Viza.

"Ya abis itu, aku langsung lari lah. Gakuat aku tuh digituin."

"Yahhh ga asik lo Za. Harusnya tuh itu jadi momen kalian."
Vika pun menyayangkan kejadian yang telah menimpa Viza.

"Apa sih udah ah. Kalian ini lagian juga, aku ga tau kapan bisa ketemu dia lagi."

Setelah Viza bercerita akhirnya guru pun memasuki kelas. Pelajaran pertama saat ini adalah kimia. Tentu pelajaran yang disukai Viza karena dirinya adalah anak olimpiade kimia. Materi yang sekarang sedang dijelaskan adalah mengenai konsentrasi asam basa. Para murid XI MIPA 7 semuanya konsentrasi ke depan dan mendengarkan Bu Novi yang sedang menjelaskan.

Bu Novi selesai menjelaskan materi tersebut dan memberikan soal latian kepada muridnya. Para murid XI MIPA 7 ini dengan sigap langsung mengerjakan soal yang diberikan Bu Novi. Sungguh kelas yang penurut. Apakah kelas kalian seperti itu the readers of raket? Huhuhuhu.

Bu Novi lalu angkat berbicara.
"Viza masuk kelas tidak?"

"Ini Viza disini Bu."
Viza mengangkat tangannya.

"Kesini dulu sayang."

"Iya Bu."
Viza pun berjalan ke depan meja guru menemui Bu Novi.

"Apakah kamu sudah masuk eskul yang ada di sekolah ini?"
Tanya Bu Novi dengan raut muka yang serius.

"Belum Bu."

"Kamu harus masuk eskul dan terdaftar dalam eskul apapun Viza. Kamu adalah salah satu harapan Ibu untuk olimpiade kimia."

"Iya Bu, Viza bakalan ikut eskul kok. Tapi Viza bingung mau eskul apa soalnya kan aku ga suka bergaul."

"Justru itu Viza dengan adanya eskul kamu bisa melihat dunia luar sekolah yang indah."

"Iya Bu. Aku bakalan secepatnya masuk eskul kok."

Viza kembali ke tempat duduknya. Setelah mendapatkan omongan dari Bu Novi, Viza berpikir eskul apakah yang cocok dengan dia yang hanya bisa mengandalkan akademik?

"Tadi Bu Novi bilang apa Za?"

"Katanya aku suruh cepet cepet masuk eskul biar bisa ikut olimpiade Nasional Vik."

"Makanya lo cepetan masuk eskul. Olimpiade udah bentar lagi loh Za, ka sayang kalo gabisa ikut olimpiade cuman gara gara ga punya eskul."

"Iya Vika."

"Gimana kalo Lo masuk eskul dance aja bareng gue?"

"Ah nggak ah, aku gabisa dance badan aku kaku banget. Bukannya mengindahkan malah menjijikan. Udah deh entar aku pikir pikir lagi."

"Yaudah. Gue pergi dulu deh kalo gitu. Udah bel juga, Bu Novi juga udah keluar."

"Mau kemana?"

"Ke ruang olimpiade Bahasa Jepang. Duluan ya Za."

Viza ditinggal oleh Vika dan ia masih bingung untuk memilih eskul apa.

"Za perpus yuk."
Ajak Gisa dan Eca.

"Yuk."

Ditengah perjalanan menuju perpustakaan. Viza melihat Vika sedang mengobrol dengan Bintang dibawah tangga. Viza penasaran dengan topik yang mereka bicarakan.

"Eh kalian duluan aja deh, aku mau ke toilet dulu."

"Ga mau ditemenin?"
Tanya Eca.

"Enggak deh."

Viza pun berjalan mendekati Vika dan Bintang lalu menguping pembicaraan mereka.

~~~

Uhuuuu yeayyy aku balik lagi dengan cerita baru nih. Gimana gimana? Penasaran sih kalian kaya Viza. Semoga part ini bisa buat kalian seneng yaa.... Yaeyy.

Jangan lupa kasih vote dan comment nya ya. Eh kalo bisa share cerita raket tepak tepak ini uhuyyy.....

Santi pasangan Kang Daniel

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raket Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang