13. Taman dan Bintang

24 4 0
                                    

Sinar pagi yang amat terang. Membuat siapa pun yang akan melihat ke arahnya merasakan mata yang perih. Pagi ini seorang gadis manis masih tertidur layaknya seorang putri salju. Pintu kamarnya terbuka hingga mendapati seorang wanita paruh baya yang terlihat awet muda. Orang itu memasuki sang pemilik kamar yang masih tertidur dan membuka tirai kamarnya. Sinar matahari yang dapat menembus jendela kini menyorot mata sang putri tidur.

"Awww....."
Gadis itu mengulet dengan kedua tangan yang menutupi mata. Setelah merasa posisi nya nyaman. Matanya terbuka lebar dan melihat sang mama berada di kamarnya.

"Eh ada mama. Kok ada disini?"
Viza pun langsung terbangun dan duduk di tepi kasur.

"Ayo bangun ga baik anak gadis tidur terus. Kebiasaan buruk kamu nih, kalau hari libur kerjaan nya tidur terus. Habis sholat tidur. Ga pernah bantu mama beres beres."
Sarah pun mengomel karena anak nya yang jarang sekali membantunya.

"Ih mama Viza tuh pernah bantu mama. Misalnya kaya cuci piring."
Viza langsung membantah ucapan mamanya karena tidak sepenuhnya ucapan Sarah itu benar.

"Yaudah sekarang kamu mandi ya, terus turun ke meja makan. Kita sarapan bareng bareng. Disana udah ada papa sama kak Richo. Inget jangan tidur lagi."
Perintah sang mama kepada Viza.

"Iya mama."

Setelah sang mama keluar dari kamarnya. Viza berdiri dan berjalan lemah menuju kamar mandi. Matanya yang masih menahan kantuk dengan terpaksa harus diguyur dengan dinginnya air.

15 menit yang sudah Viza habiskan di kamar mandi. Kini ia sudah berganti pakaian dengan kaos berwarna biru laut dan rok selutut yang berwarna putih. Dengan rambut yang ia ikat seperti buntut kuda menambah kesan cantik pada wajahnya. Setelah dirasa sempurna penampilan nya Viza keluar dari kamarnya dan langsung melesat ke ruang makan.

"Selamat pagi papa."
Sapa Viza kepada sang papa yang  memakai baju santai karena hari ini adalah hari libur.

"Selamat pagi juga sayang."
Viko pun menjawab sapaan anak perempuan satu satunya yang terlihat sangat cantik setiap harinya.

"Gue ga di sapa nih?"
Tiba tiba sang kakak membuka suara.

"Oh iya pagi kak Richo."
Viza dengan tiba tiba memeluk sang kakak dari belakang.

"Apaan sih lo. Main peluk peluk gue aja. Dasar cewek modus."
Mendengar ucapan kasar Richo Viza langsung cemberut dan duduk di kursi.

"Ih kak Richo nyebelin. Ngapai juga modus sama situ. Gak guna tau ga."

"Yakin? Gue ganteng loh."

"Ganteng tapi jomblo. Hahaha. Mending aku dong."

"Mending apa? Ga jelas deh lo."

"Ihh kak Richo."

"Sudah sudah kalian ini berantem terus. Itu nasi goreng mau dianggurin aja?"
Sang mama akhirnya angkat bicara dan melerai keduanya.

Keheningan terjadi di ruangan ini. Yang terdengar hanyalah bunyi suara sendok garpu. Acara makan pagi ini sangat enak karena menunya adalah nasi goreng buatan sang mama. Setelah makanan yang ada piring bersih, Viza menumpuk nya menjadi satu dan membawanya ke dapur lalu mencucinya dengan bersih. Setelah semua piring itu bersih. Viza kembali ke ruang makan.

Keluarga ini cukup berbincang tentang suatu hal mengenai sekolah Viza dan olimpiade kimia nya ataupun tentang pekerjaan sang kakak sebagai seorang dokter.

"Ma, Pa. Viza mau ketaman yang ada di komplek depan ya. Soalnya Viza mau ngegambar ada tugas sekolah. Nah, Viza mau cari inspirasi."

"Kenapa haru ketaman kalo mau inspirasi? Lo liat muka gue aja juga bakal dapet sejuta informasi."
Richo yang merasa percaya diri dengan ucapan yang ia lontarkan.

"Ah gamau muka abang kucel dekil. Udah ah Abang diem. Aku tuh mau ngomong sama mama papa bukan sama anda."
Viza pun menjulurkan lidahnya keluar seraya mengejek Richo.

"Iya boleh kok, kamu kesana naik motor?"

"Jalan kaki aja ma."

"Yaudah hati hati."

Setelah mendapat persetujuan dari kedua orang tuanya Viza melesat keluar rumah. Panjangan perjalanan yang Bisa butuhkan adalah 2km. Viza memelih berjalan kaki karena dia ingin berolahraga. Sesampainya dibangku taman, Viza pun duduk di kursi putih panjang dibawah pohon beringin. Sebelum ia mengerjakan tugas sekolahnya. Viza mengeluarkan notebook biru laut nya dan dengan lihai tinta warna hitam teroles di buku itu.

Angin.......
Dingin namun
Menyejukkan
Angin.....
Tanpamu bumi ini gerah
Tanpamu juga bumi ini panas
Terkadang banyak orang yang tak suka dengamu
Namun, kau selalu hadir untuk menyejukkan
Terimakasih angin
Namun jangan kau buat dirimu menjadi besar
Itu berbahaya, diriku tak suka kau jahat
Angin apakah kau bisa membawa seseorang?
Mungkin bisa? Bawalah Bintang.

RAZ

Setelah dirasa cukup, Viza memasukkan Kembali notebook nya. Seketika ada seseorang yang duduk disampingnya dan tak disangka dia adalah seseorang yang telah dibawa angin

Raket Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang