8. PR Sejarah

21 7 0
                                    

Setelah kejadian di kantin tadi. Saat perjalanan menuju kelas. Pikiran Viza masih terngiang oleh lelaki yang selalu tersenyum ke arah nya. Wajah nya memang tampan tapi Bintang lebih menawan.

Sesampainya di dalam kelas Viza langsung duduk di kursi nya. Ia membuka soal soal olimpiade kimia tentang laju reaksi. Setelah beberapa menit dan ia dapat menyelesaikan beberapa soal tiba tiba di luar kelas nya terdengar ricuh. Entah apa yang sedang terjadi. Namun Viza tetap konsentrasi mengerjakan soal.

Ternyata orang yang membuat keributan itu adalah Bintang, idola SMA Nusa Bangsa. Akhirnya Bintang dapat menerobos kerumunan wanita yang ada di depan pintu kelas 11 MIPA 7. Kini ia dapat memasuki kelas tersebut. Mata nya menyapu bersih ke sekeliling kelas ini hingga ia menemukan seseorang.

"Eh, elo yang lagi ngerjain."
Tunjuk Bintang kepada Viza.

Viza pun mendongak kan kepala nya. Ia tidak sadar bahwa Bintang sedang menunjuk nya. Ia melihat ke sekeliling kelas ternyata hanya dia lah seorang yang sedang mengerjakan soal.

"Aku?"
Sembari menunjuk dirinya sendiri. Viza memastikan bahwa yang di tunjuk Bintang adalah dirinya sendiri.

"Iya elo! Bawa buku sejarah Indonesia Lo dan ikut gue keluar."

Bintang pun akhirnya meninggalkan Viza dan ia pergi dari kelas 11 MIPA 7. Viza pun mau tidak mau ia harus mengikuti arah langkah dari Bintang meskipun ia tahu dan sangat heran.

Setelah beberapa meter berjalan. Bintang tiba tiba berhenti. Dikarenakan Viza tidak melihat ke depan dan selalu melihat ke bawah jadilah ia menabrak punggung Bintang.

Awww....

"Maaf"

"Santai."

Viza baru menyadari sekarang ia berada di ujung bangunan kelas 11. Di sini tampak sepi dan jarang orang lewat ke arah sini. Bukan jarang lagi malah tidak ada. Kenapa Bintang membawa aku kesini? Jangan jangan....

"Gue langsung aja ya. Gue di suruh pak Gogo untuk minjem buku sejarah kelas lo karena ada PR. Jadi, boleh enggak gue pinjem buku Lo?"

"E-ehh boleh kok."

Viza memberikan buku nya pada Bintang. Namun, setelah tangan Bintang menempel pada buku nya. Ia enggan melepaskan buku itu.

"Boleh Lo lepasin ga bukunya?"

"Aku-aku bo—. Ada syaratnya kalo mau minjem buku."

Tidak ada yang lucu. Tapi Bintang tiba tiba tertawa. Di sini hanya ada mereka berdua. Apa yang membuat Bintang dapat tertawa seperti ini.

"Ada ya anak jaman sekarang yang manggil nya masih aku kamu padahal bukan sama pacarnya. Lo ngarep jadi pacar gue?"
Tanya Bintang menggoda.

"Ha? Ahhh bukan bukan. Maksud aku bukan kaya gitu kok."
Dalam hati iya merutuki ia aku mau jadi pacar kamu.

"Iya, iya gue ngerti kok. Apa syaratnya?"

"Aku mau minta tanda tangan kamu boleh?"

"Untuk apa? Gue bukan artis."
Bintang pun mengernyitkan dahinya. Merasa aneh dengan permintaan gadis ini .

"Karena kamu seorang atlet badminton yang sangat aku idolai. Juara Indonesia Master 2017. "

"Gue bakal kasih tanda tangan gue ke elo. Tapi, jangan bahas tentang badminton lagi di depan gue. Ngerti?!"

"Emang kenapa?"

"Lo ga perlu tau. Yaudah gue pinjem dulu buku lo. Ntar gue balikin."

Bintang pergi meninggalkan Viza begitu saja. Namun langkahnya terhenti ketika Viza tiba tiba memanggilnya.

"Eh Bintang."
Teriak Viza dengan sangat keras. Membuat Bintang menoleh.

"Nanti aku balikin jaket kamu ya. Lain hari."

"Oh lo orang yang ke siram es jeruk gara gara gue? Yaudah santai aja."

Viza mengacung ken jempolnya yang diikuti oleh Bintang.

~~~~

Setelah sampai di kelas Viza langsung di sambut oleh teman teman sekelas nya.

"Viza, apa yang lo bicarain sama Bintang?"
Celetuk salah satu temen Viza.

"Cuman mau pinjem buku Sejarah Indonesia disuruh sama Pak Gogo."

"Yakin cuman itu?"

Viza pun malas menanggapi pertanyaan dari temen sekelas nya yang kepo maksimal. Viza pun langsung menelungkup kan kepala nya ke meja dengan tangan yang di lipat.

Eca. Teman dekat Viza langsung membubarkan kerumunan itu. Banyak dari mereka yang bersorak huuuu.

Eca datang mendekati Viza. Mengelus rambut Viza. Semenjak kembali nya dari Bintang ia merasa ada yang aneh dari temannya ini. Apa yang terjadi dengan Viza, sebenarnya ia penasaran namun ia akan bertanya selagi sahabatnya udah tenang.

Tiba tiba Viza mendongak kan kepala nya dan langsung bertanya pada Eca.

"Ca, sebenarnya kamu tau ga si Bintang udah ga suka lagi kalo denger kata badminton?"

"Kok ga suka? Maksudnya gimana? Gue ga ngerti."

"Jadi gini. Tadi aku sempet ngobrol sebentar sama Bintang. Nah kamu tau kan kalo aku suka banget sama dia kalo lagi main badminton. Nah, aku sedikit bahas tentang badminton tapi dia malah ga suka gitu."

"Itu mah perasaan Lo aja kali. Udah deh Za. Lo itu gausah terlalu menggebu gebu sama Bintang. Bintang aja ga pernah ngelirik lo sama sekali."

"Tapi ca, ini aneh."

"Udah deh."

"Yaudah."

Pembicaraan mereka pun akhirnya terhenti. Kini mereka sibuk dengan kegiatan masing. Eca yang mendengar kan musik. Viza yang menunaikan coretan pada notebook biru laut.

Cinta? Suka? Kagum?
Ini yang kurasa padamu
Terkadang diam diam suka itu sakit
Kamu yang tak melihat ke arahku
Kamu yang tak mengenal ku
Sulit untuk mendekati mu
Berbagai desiran menyuruhku berhenti
Namun perasaan ku berkata untuk maju
Seperti soal kimia yang sulit
Kalau sungguh sungguh pasti bisa dipecah
Bintang yang bersinar






Raket Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang