(15.) Where Are You, Eunraa?"

14 6 0
                                    

Lelaki mungil itu kini terlihat sangat kacau. Langkahnya yang gontai, dan wajahnya yang kusut membuat lelaki ini terlihat sangat buruk. Ditambah lagi dengan pakaiannya yang terlihat sangat lepek, dan berantakan.

Dirinya menghembuskan nafasnya kasar secara terus menerus. Sesekali ia menarik bajunya dan mengepak-kepakkannya agar tubuh dalamnya sedikit merasakan angin. Nafasnya sesak, dan tenggorokannya kering.

Setelah melewati usaha yang panjang, dirinya hanya berharap semoga dirinya berhasil kali ini.

~ ~ ~ ~ ~

"Jihoon!"

Isak tangis memenuhi seisi ruangan ini. Seorang wanita paruh baya terus saja menangisi seorang pria yang terkapar lemah diatas sebuah ranjang besi dihadapannya. Hidupnya serasa hancur mendapati pria yang dicintainya, kekasih hatinya mengalami sebuah kecelakaan besar yang menyebabkannya menjadi seperti ini.

Tak sampai disitu, kini putri kesayangannya juga entah berada dimana? Dirinya hanya mampu menangis dan menangis. Sungguh kini harapan hidupnya telah putus. Ia menyerah. Ia tak sanggup menjalani kehidupan yang rasanya seperti neraka saja baginya. Hanya siksaan yang ada, tak ada kebahagiaan.

Andai kini Jihoon bersamanya.

Andai kini Jihoon masih seperti biasanya, Jihoon yang seperti Super Hero baginya.

Andai Jihoon tak kenapa-kenapa, pasti kini mereka tengah mencari keberadaan putri mereka bersama.

"Jihoon!!" wanita itu tak henti-hentinya menangis sembari memegang erat telapak tangan yang selalu membelainya ketika ia menangis. Telapak tangan yang selalu memberikan usapan-usapan kecil pada tubuhnya disaat ia sedang rapuh ataupun ketakutan. Sungguh Bora tak sanggup.

Kini Jihoon berada pada masa kritisnya. Kini, tubuhnya bertopang pada semua alat-alat yang menempel ditubuhnya. Bernafas dibantu menggunakan alat, bahkan untuk makan saja Jihoon menggunakan alat. Semua dibantu dengan alat-alat itu.

# Flashback On #

Seorang gadis yang masih menggunakan seragam seolahnya itu terus saja berjalan dengan menundukkan kepalanya. Langkahnya sangat tak bersemangat, sangat lesu.

Gadis itu terus saja berjalan tanpa memperhatikan depannya, hingga berulang kali ia tak sengaja menabrak orang disekitarnya dan bibirnya akan bergerak untuk mengatakan 'maaf' pada orang itu.

Seorang pria terus saja memperhatikan anak perempuan itu, dirinya terus memperhatikan sosok itu hingga akhirnya netranya menangkap ada sebuah kendaraan melaju kencang dibelakang anak itu. Matanya membulat lebar saat dilihatnya mobil itu semakin medekati anak itu.

Demgan segera pria tu berlari cepat, dan saat mobil itu tepat ingin menabrak anak itu, pria itu mendorong anak itu dengan sekuat tenaga hingga akhirnya dirinyalah yang menjadi korban kecelakaan itu.

Betapa terkejutnya pria itu saat dilihatnya ternyata anak itu adalah Eunraa, putri mungil kesayangannya. Dengan tenaga yang tersisa pria itu berusaha menghampiri anak peerempuan tadi yang kini terbaring lemah dengan kepalanya yang mengeluarkan cairan kental terus-menerus. Diraihnya tangan anak itu, manun belum sampai pada anak itu, pria itu telah tidak sadarkan diri terlebih dahulu dengan seluruh tubuhnya yang mengeluarkan darah.

# Flashback Off #

Bora telah mengetahui tentang semua ini. Namun, satu hal yang tak mengerti, kemana perginya Eunraa? Bukankah Eunraa itu pingsan juga? Kemana dia? Tak ada satu pun orang yang mengetahui itu. Akhirnya ia hanya meminta pada polisi setempat untuk mencari keberadaan Eunraa.

~ ~ ~ ~ ~

Hari baru telah tiba.

Pagi ini, seseorang lelaki mungil tengah berlari menghampiri sebuah gerbang yang hampir saja tertutup rapat.

Winter Love~Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang