Baekhyun POV
08 April 2012
Kebahagiaan menyelimuti diriku saat ini. Setelah sekian lama aku menanti, dengan penuh perjuangan akhirnya hari ini telah tiba.
Setelah 30 Januari berlalu kini, hari yang kami nanti-nanti pun tiba. Semua member telah diperkenalkan kemuka publik. Waktu itu, aku dan D.O. diperkenalkan secara bersamaan. Sungguh aku sangat senang waktu itu.
Hari ini, kami debut bersama. Dalam satu grup yang berdiri dengan penuh harapan. Setelah penantian panjang dan usaha yang keras, kami berdua belas telah mencapai keberhasilan kami, namun ini juga adalah langkah awal kami.
Rasanya baru seperti kemarin. Saat-saat dimana kami berjuang bersama-sama dengan para trainee. Waktu itu tiap-tiap hari aku terus berlatih, entah itu melatih kemampuan vokalku ataupun melatih kemampuan menariku. Jujur saja sebenarnya aku sangat lelah. Hari-hariku hanya diisi dengan latihan, latihan, dan latihan. Bahkan sejak aku menjadi trainee pun aku telah tak tinggal bersama orang tuaku. Aku diwajibkan tinggal di Asrama. Ah sungguh, awalnya aku memang sangat senang, akhirnya aku tidak akan kesepian lagi menurutku. Karena kalian pasti tahu, bagaimana keadaan mansion ayahku setiap harinya. Sangat sepi. Tapi ternyata, hatiku ini merindukan Ayah. Entah mengapa aku bisa merindukannya, padahal saat masih di mansion, aku bahkan selalu sangat ingin menghindarinya. Ah, mungkin ini karena Tuhan ingin aku tak menjadi anak yang durhaka lagi seperti sebelum-sebelumnya. Dulu aku selalu menolak ajakan-ajakan ayahku untuk membawaku berlibur bersama keluarga baruku. Ayah terus saja membujukku, tapi aku terus menolak. Walau ku tahu, sangat sulit bagi Ayah untuk mendapatkan jatah liburnya. Ya Tuhan aku sungguh menyesal.
Hari-hariku di Asrama cukup menyenangkan. Disana banyak sekali teman-teman baru. Dan yang paling menarik, aku bertemu dengan sahabat sekolahku dulu, Park Chanyeol. Sungguh aku senang disini.
Walaupun aku tidak dapat beraktivitas seperti anak-anak biasanya, aku senang. Akhirnya semua usahaku tak sia-sia. Selama satu tahun ini aku bahkan tak pernah dapat waktu untuk bermain bebas seperti sebelum-sebelumnya. Jadwal latihan ku sangat padat. Dipagi hari aku akan berangkat sekolah, lalu setelah pulang, aku pergi ke Asrama terlebih dahulu untuk mengganti pakaianku. Setelah dari sana, aku langsung ketempat pelatihan, dan berlatih banyak hal berjam-jam disana. Astaga aku sangat lelah. Bahkan dihari libur pun aku tetap menjalani latihan, meski lebih sebentar. Tapi aku juga harus mengikuti les vokal yang berada didekat Asrama. Ayah yang menyuruhku untuk mengikuti les vokal sejak ia tahu aku menjadi trainee di agensi terbesar di Korea Selatan. Katanya dia ingin aku berhasil, walau awalnya dia menolak. Dia bilang aku seharusnya menjadi sepertinya saja. Menjadi seorang pejabat daerah. Tapi aku terus-menerus berusaha meyakinkan ayahku, bahwa aku akan berhasil disini, aku akan menjadi orang terkenal bukan hanya di negaraku saja, tapi juga ke luar negeri. Aku akan menjadi bintang internasional. Memang berlebihan sekali mimpiku ini, tapi aku berjanji akan berusaha menggapai semua mimpi-mimpi itu karena itulah mimpiku.
Dan inilah awalnya. Langkah awal dimana aku dengan semua teman-teman memberku akan menggapai bintang-bintang itu.
🍓🍓🍓🍓🍓
"Hai?" Seorang gadis kecil tengah duduk di salah satu kursi yang berada di ruangan itu.
"Oh, hai..." Orang yang dituju pun akhirnya menoleh dan menampilkan senyumannya.
"Ah, aku sangat lelah hari ini..." Gadis itu merutuk kesal, padahal dirinya baru saja sampai disekolah.
"Kau baru saja sampai, tapi sudah sangat kesal seperti itu. Memangnya ada apa, Soo?"
Hae Soo mendengus dan semakin menyenderkan tubuhnya ke kursi itu. "Aku tadi bangun kesiangan, hingga akhirnya aku berangkat terburu-buru seperti ini."
"Hahaha, kau bilang apa? Kesiangan?" Isabella tertawa mendengar penuturan Hae Soo.
"Isabella! Mengapa kau malah menertawakan diriku huh?!" Hae Soo memanyunkan bibirnya sembari melipat kedua tangannya di dadanya. Isabella yang melihat itu malah menepuk-nepuk punggung Hae Soo membuat gadis itu bertambah kesal. "Jam berapa ini, Soo?" Gadis itu menunjukkan jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Melihat itu Hae Soo melebarkan matanya. "A-apa?!"
"Kau tidak kesiangan sayang, kau hanya tidak hadir pelajaran hari ini." Isabella tertawa terbahak-bahak melihat gadis disampingnya yang menelusupkan wajahnya pada lipatan tangannya di meja.
"Ta-tapi jam di rumahku masih-- Ah!!" Gadis itu menggebrak meja itu cukup keras. Hari ini ia absen. Padahal hari ini lah yang ditunggu-tunggu gadis berdarah Korea itu.
"Kau tahu, Soo? Mereka sangat tampan!" Mendengar itu Hae Soo malah semakin gencar memukul-mukuli meja belajarnya dengan nafasnya yang memburu.
Jadi sebenarnya hari ini adalah hari dimana kakak-kakak kelas pria akan berlatih basket disekolah. Ya walaupun masih ada kesempatan Minggu depan. Namun itu artinya Hae Soo harus menunggu satu Minggu lagi untuk melihat mereka. Karena jadwal latihan basket memang seminggu sekali.
Hae Soo sangat kesal hari ini. Dia melewatkan kesempatan indahnya hanya karena kelewat bangun. Ya Hae Soo hanyalah seorang gadis baru dewasa yang bila melihat seorang pria tampan langsung berbinar matanya. Anak-anak basket sekolah ini memang terkenal dengan parasnya yang tampan.
"Ah, aku tak akan melewatkan Minggu depan!"
🍓🍓🍓🍓🍓
To Be Continued
Note:
(Penjelasan kesalahan)Emh cingu-ya, aku minta maaf sebelumnya. Aku salah dalam penempatan umur. Harusnya kan Baekhyun di real itu tuh trainee umur 21 tahun. Kan dia lahir 1992, dan dia trainee kan satu tahunan lah. Kalo ga satu tahun atau satu tahun tiga bulan. Nah berarti kalo dia debut 2012, berarti dia trainee umur 20 atau 21. Kan dia debut umur 21 jalan 22. Nah tapi, aku di story ini bikin Baekhyun umur 16:v aku salah:v
Jadi untuk kalian, anggap aja ini kayak Baekhyun yang asli yak. Baekhyun umur 22 dan Eunraa itu 19. Hehe, sebelumnya terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Love~Byun Baekhyun
Novela JuvenilKisah seorang idol terkenal yang terjebak dalam kisah asmara yang bisa di bilang cukup rumit. "Bila Kau mencintai dia, pergilah dan carilah kebahagiaanmu." "Cinta tak harus memiliki. Melihat orang yang kita cintai bahagia, itu sudah cukup bagiku. A...