"Ada shift malam ini?” tanya Ken sembari melihat Aisha sedang menyiapkan sarapan paginya.Aisha menggeleng. Bukankah Aisha hanya mendapatkan shift pagi saja kalau Ken sedang menginap di hotel. Karena Ken tidak mau orang lain yang membersihkan kamarnya.
“Aku bosan menu di hotel. Kuliner di luar hotel kayaknya enak juga” lirik Ken melihat Aisha lagi.
“Pak Ken suka bakso nggak?” tanya Aisha ragu.
Orang menengah ke atas seperti Ken apa mau makan bakso. Ken sudah cukup lama tinggal di London, rasanya dia belum pernah makan makanan yang namanya bakso. Mungkin pernah, tapi entahlah dia lupa.
“Bakso?” tanya Ken heran.
“Iya, pentol bulat dari daging sapi. Masa nggak tahu” jawab Aisha. Rasanya dia ingin tertawa, tapi ditahannya. Masa Ken tidak tahu dengan bakso.
“Boleh juga ... Kamu ajak saya mencari tempat bakso yang enak. Bagaimana?” tawar Ken.
Aisha hanya mengangguk. “Pak Adji nggak ikut?” tanya Aisha. Sebenarnya dia merasa nggak enak kalau hanya pergi berdua saja.
“Ngapain dia ikut. Bisa merusak suasana saja” jawab Ken cemberut.
Bisa-bisa dia dibully Adji karena belum juga menyatakan perasaannya kepada Aisha. Aisha hanya tersenyum kecil mendengarkan jawaban Ken.
***
Aisha akhirnya mengajak Ken ke tempat bakso langganannya.“Hmm, enak banget” Ken menghirup kuah bakso iga di mangkoknya sampai ludes.
Aisha menatap tidak percaya laki-laki blasteran di hadapannya itu mau makan bakso di tempat yang sederhana.
“Mau tambah lagi, Pak?” tawar Aisha.
“Nggak ... Nggak. Ini aja udah kenyang banget” tolak Ken sambil menyeka keringat di dahinya. Ken melirik mangkok Aisha yang masih banyak kuahnya.
“Kenapa kuahnya masih banyak?” tanya Ken.
“Kurang suka menghirup kuahnya nanti cepat kenyang” jawab Aisha tersenyum.
Selesai menyantap bakso, mereka berdua langsung pergi meninggalkan tempat bakso yang direkomendasikan oleh Aisha.
“Pak” panggil Aisha ragu setelah mereka berada di dalam mobil.
“Hmm”
“Setelah ini kita mau kemana lagi?” tanya Aisha.
“Maunya kemana?” Ken balik bertanya.
“Pulang saja, Pak. Saya nggak enak dengan ibu kost kalau pulang terlalu malam” jawab Aisha menunduk sambil menautkan kedua tangannya.
Ken melirik Aisha. Ternyata gadis di sampingnya itu tidak tinggal bersama orang tuanya di kota ini.
“Orang tua kamu di mana?” tanya Ken penasaran.
Sungguh dia belum banyak tahu tentang Aisha namun gadis itu sudah membuat benteng di hatinya goyah.
“Ibu dan ayah saya tinggal di kampung. Saya ngekost di sini” jawab Aisha.
Dia coba merantau di kota besar agar bisa membantu kedua orang tuanya. Ken hanya terdiam saja sambil menjalankan mobilnya.
“Maaf, ya, Pak. Saya tidak biasa keluar malam” lanjut Aisha. Dia takut terjadi fitnah jika keluar malam dengan laki-laki blasteran seperti Ken.
“Its Ok. Aku antar pulang, lagi pula perutku juga udah kenyang” ucap Ken mengerti.
“Pak” panggil Aisha lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Room Attendant (Complete)
Ficção GeralSiapa yang tidak bangga bekerja di hotel mewah walaupun hanya sebagai room attendant. Aisha, salah satunya yang beruntung bekerja disana. Aisha harus menghadapi tamu VVIP, Kenrick, seorang laki-laki tampan yang dingin dan perfectsionis salah satu pe...