Sudah berapa hari ini, Aisha melewati taman di belakang hotel Flamboyan. Matanya fokus menatap rumah couple tempat Ken menginap. Sepi. Tidak ada lagi Ken dan Adji di sana. Mereka sudah kembali ke London beberapa minggu yang lalu. Aisha menatap sendu ke arah rumah itu.“Kenapa aku jadi merindukannya?” gumam Aisha merasa aneh sendiri dengan perasaannya.
"Sudahlah Aisha, kamu jangan berkhayal lagi. Laki-laki tampan dan kaya seperti dia pasti sudah memiliki kekasih atau calon istri. Kamu mah apa, hanya upik abu. Di sini kamu memikirkannya sedangkan dia di sana, belum tentu memikirkan kamu" kata hati Aisha bergejolak mengingatkan dirinya sendiri.
London
“Ken ... woi!!” teriak Adji memanggil Kenrick yang sedang duduk bersandar di kursi kerjanya namun tatapan matanya entah kemana.
Ken terkesiap melihat kehadiran Adji di dalam ruangannya. “Kenapa kamu, akhir-akhir ini?. Kok, kerjaan kamu melamun saja” omel Adji.
“Apaan, sih” Ken merasa malu karena sudah kepergok Adji sedang melamun. Dia sendiri tidak tahu, setelah pulang dari Indonesia, bayangan wajah Aisha selalu bergelayut dalam pikirannya.
“Kangen Aisha?” tembak Adji langsung ke sasaran.
“Sok tahu” jawab Ken tidak mau mengakuinya. Meskipun dalam hatinya berkata iya.
“Aku sudah lama mengenal kamu, Ken. Kamu tuh di Indonesia paling lama juga empat hari. Lha ini, satu minggu lebih. Wow, luar biasa sekali. Sepertinya ada magnet yang telah membuatmu enggan meninggalkan hotel Flamboyan” celetuk Adji sambil tersenyum. "Aisha, kan?."
Ken bergeming. Dia kemudian membuka ponselnya dan mencari foto Aisha yang sedang tidur. Foto itu diam-diam telah diambilnya ketika Aisha sedang tertidur di sofa.
“Sepertinya aku benar-benar merindukanmu” batin Ken sambil menatap layar ponselnya.
“Melihat wajahnya di foto akan semakin membuat kamu tersiksa, Ken. Temui saja dia dan nyatakan perasaanmu” ledek Adji.
Ken menatap tajam Adji. Bagaimana Adji bisa tahu kalau dia menyimpan foto Aisha?.
“Sialan” umpat Ken menahan senyuman di bibirnya. Dia memang tidak bisa memungkiri lagi. Hatinya sudah tertambat kepada gadis, room attendant itu.
“Memangnya kau tidak tahu, Ken, kalau supervisor Aisha juga menaruh hati dengannya. Jangan-jangan kau nanti kalah cepat dengannya. Kalau Aisha tidak tahu perasaanmu, dan Alvin yang lebih dulu menyatakan perasaannya, wah kamu bisa patah hati sebelum si dia tahu perasaanmu” ujar Adji memanasi Ken. Memang Adji bisa menjadi kompor meleduk. Ini.
Mata Ken melebar. Apa benar kalau Alvin juga menyukai Aisha. “Tidak ... tidak!!!. Aku tidak akan membiarkan Alvin merebutnya dariku” batin Ken.
Adji tersenyum tipis melihat reaksi Ken. Sepertinya dia sudah berhasil telah membuat hati Ken gerah. Sudah dipastikan Ken akan mengajaknya terbang kembali ke Indonesia.
***
Hotel Flamboyan
“Aisha!!” teriak seorang wanita memanggil Aisha.
“Bu Mariska!. Ada apa, Bu?” Aisha begitu kaget tiba-tiba mendengarkan ada suara melengking manager HRD itu memanggilnya.
“Kamu nggak usah dekat-dekat dengan Alvin lagi. Cari laki-laki yang selevel saja dengan kamu” cecar Mariska angkuh.
“Ya, Allah, Bu. Saya nggak merasa sedang mendekati Pak Alvin. Pak Alvin atasan saya, Bu. Kalau saya ada perlu, ya, saya akan bertanya dengan beliau” jelas Aisha dengan suara pelan. Dia tidak mau ribut dan cari masalah dengan siapapun di tempatnya bekerja.
“Alasan!!. Semua staf Housekeeping tahu kalau kamu tebar pesona dengan Alvin supaya kamu bisa melayani tamu dari luar negeri itu, iya kan?” tuduh Mariska sengit.
"Ya, Tuhan. Apalagi ini. Kenapa aku difitnah begini?. Buat apa aku tebar pesona agar aku bisa membersihkan kamar Pak Ken tempo hari. Itu semua bukan kemauanku" batin Aisha menjerit. Sungguh dia tidak bisa mendrima tuduhan atas dirinya.
“Kerja yang benar!!. Kamu jangan banyak berkhayal” Mariska mendorong pundak Aisha. Mata aisha berkaca.
Apakah gadis biasa sepertinya dilarang untuk mencintai laki-laki seperti Kenrick. Aisha langsung berlari ke taman belakang hotel. Di sanalah tempat dia menyepi sambil memandangi rumah couple yang ada di hadapannya. Rumah itu memang hanya diperuntukkan bagi tamu istimewa seperti Ken. Jadi sudah dipastikan sekarang sepi tak berpenghuni. Aisha menundukkan kepalanya. Airmatanya mengalir sambil berjalan menyusuri jalan setapak yang menghubungkan teras rumah couple.
Bugh!!!
Aisha menabrak seseorang di depannya. Kepalanya mendongak melihat si empunya badan yang tinggi menjulang. Aisha begitu terkejut menatap sosok laki-laki yang barusan ditabraknya. Gadis itu masih tidak percaya atas apa yang telah dilihatnya. Mungkin dia hanya bermimpi karena baru saja dia memikirkan laki-laki itu. Aisha sadar dan langsung mengusap airmatanya.
“Pak Ken?” gumam Aisha tidak percaya.
“Iya, ini aku” jawab Ken heran mendengar ucapan Aisha.
Aisha membalikkan badannya. “Tidak mungkin. Ini pasti mimpi” bisik Aisha.
Aisha kemudian berbalik lagi. Jika memang dia sedang bermimpi, sosok Ken pasti tidak ada lagi. Namun tidak disangka, Ken masih berdiri di belakang Aisha menatapnya sambil tersenyum.
“Kenapa?. Kaget?“ tanya Ken sambil menatap wajah cantik di hadapannya.
Jantung Aisha bergemuruh. Baru kali ini dia melihat Ken tersenyum kepadanya. “Tampan sekali” batin Aisha. Aisha jadi salah tingkah sendiri.
“Pekerjaan Pak Ken belum selesai, ya?” tanya Aisha. Dia ingin tahu apa alasan Ken kembali menginap di hotel Flamboyan.
“Tidak. Aku kembali karena ada sesuatu yang tertinggal” jawab Ken santai.
Aisha melongo. "Sudah satu bulan berlalu, masa baru ingat sekarang kalau ada barangnya yang tinggal. Aneh" ucap Aisha dalam hatinya.
“Apa yang tinggal, Pak?. Apa itu penting?” tanya Aisha penasaran.
“Hatiku tertinggal di sini” tatap Ken.
Aisha yang mendapat tatapan intens dari Ken membuatnya salah tingkah. Apalagi mendengarkan jawaban dari Ken. Apa maksudnya?.
“Aisha!!” Aisha dan Ken serempak melihat ke sumber suara.
Alvin menghampiri mereka. Dari tadi Alvin mencari Aisha setelah mendengar dari salah satu karyawan kalau Mariska telah ribut dengannya. Alvin tidak menyangka kalau Aisha sedang bersama Ken, tamu tampan yang sedang digilai para karyawan hotel. Ada perasaan tidak suka di hatinya ketika melihat Aisha begitu dekat dengan Ken.
“Pak Alvin” Aisha segera menjaga jarak dengan Ken.
“Mariska tidak ngapa-ngapain kamu, kan?” tanya Alvin cemas.
Dibalik wajah dinginnya, ternyata selama ini Alvin memperhatikan Aisha. Mendengarkan ucapan Alvin yang begitu perhatian dengan Aisha, hati Ken pun memanas. Benar kata Adji kalau Alvin memang ada rasa dengan Aisha.
“Oh, itu ... Nggak, kok, Pak. Saya baik-baik saja” jawab Aisha.
Ken menatap Aisha curiga. Bukankah tadi dia melihat Aisha menangis. Apa airmatanya tadi ada kaitannya dengan wanita yang bernama Mariska itu.
“Pak Ken, bisa saya bicara dengan Aisha sebentar” ujar Alvin meminta izin.
“Oh ... tidak bisa. Saya juga masih mau bicara dengan Aisha” kata Ken tidak mau mengalah.
Kehadiran Alvin benar-benar sudah mengganggunya. Aisha menatap bingung kedua laki-laki tampan yang sedang berada di hadapannya. "Mereka berdua sungguh aneh" batin gadis itu polos.
“Baiklah, Aisha. Setelah urusan kamu dengan Pak Ken selesai, kamu temui saya di kantor” lirik Alvin melihat Aisha.
Alvin kemudian pamit meninggalkan mereka berdua dengan hati yang kesal. Alvin tahu kalau tamunya itu juga menaruh hati kepada Aisha. Sepertinya dia memiliki saingan yang sangat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Room Attendant (Complete)
Fiksi UmumSiapa yang tidak bangga bekerja di hotel mewah walaupun hanya sebagai room attendant. Aisha, salah satunya yang beruntung bekerja disana. Aisha harus menghadapi tamu VVIP, Kenrick, seorang laki-laki tampan yang dingin dan perfectsionis salah satu pe...