Keesokan harinya.
Ken tampak bersiap-siap akan berangkat meninggalkan hotel. Dia akan kembali ke London.
“Aisha, aku pulang dulu ke London” gumam Ken sambil mengancingkan kemejanya.
Sementara itu Aisha sedang menyiapkan sarapan pagi di meja makan. Aisha tidak merespon ucapan Ken. Dia tahu laki-laki itu akan segera kembali ke negaranya. Hatinya pun merasa sedih kalau mengingat ucapan Ayahnya kemarin yang belum direspon oleh Ken.
“Aisha” panggil Ken lagi. Laki-laki tampan itu kemudian mendekati Aisha karena merasa ucapannya diabaikan. Aisha kemudian membalikkan badan dan melihat Ken dengan tatapan sendu.
“Iya. Aku tahu itu” sahut Aisha menunduk. Dia tidak berani menatap wajah Ken.
“Pak Ken tidak usah memikirkan permintaan ayah saya. Saya tahu Pak Ken keberatan dengan permintaan ayah. Jadi saya tidak terlalu banyak berharap” lanjut Aisha menundukkan kepalanya.
“Hey, kenapa kamu bicara begitu?. Aku pulang ingin membicarakan masalah kita dengan kedua orang tuaku. Aku akan kembali lagi ke sini untuk menemui kamu” jelas Ken tersenyum.
Ken tahu apa yang dirasakan oleh gadis yang ada di hadapannya sekarang. Dia memang belum menjawab permintaan ayah Aisha kemarin karena banyak hal yang harus dipertimbangkannya. Namun bukan berarti dia akan melepaskan Aisha begitu saja.
Aisha kemudian berjalan meninggalkan Ken. Kenapa dia bisa jatuh cinta dengan laki-laki dari luar negeri itu. Mana mungkin Ken akan memilih dirinya dan meninggalkan keluarganya di London sana. Harusnya Aisha membuang jauh-jauh perasaannya.
“Aisha!” panggil Ken melihat Aisha berlalu meninggalkannya.
Aisha bergegas meninggalkan ruangan itu, namun Ken lebih cepat menghalanginya agar tidak keluar. Ken sudah berdiri di depan pintu.
“Aisha dengarkan aku. Do you believe me?” tatap Ken berdiri di hadapan Aisha. Aisha terpaksa menghentikan langkahnya.
“Believe me” kata Ken lagi untuk meyakinkan Aisha.
Aisha menarik napas dalam. Dia percaya dengan kesungguhan Ken, tapi bagaimana jika kedua orang tua Ken tidak menyukainya. Dari segi pendidikan dia tidak bisa dibandingkan dengan Ken yang lulusan S2 di London, belum lagi status ekonomi keluarganya yang sangat jauh dengan keluarga Ken. Semua perbedaan itu membuat Aisha takut untuk melangkah lebih jauh bersama Ken.
“Insya Allah, saya percaya dengan Pak Ken” ujar Aisha menunduk untuk menutupi perasaan galaunya. Dia tidak berani membalas tatapan elang Ken.
“Tunggu aku” pinta Ken memohon.
Aisha hanya mengangguk. Namun hatinya bimbang. Sampai kapan dia harus menunggu kepastian dari Ken. Aisha tidak mau jika hubungan mereka nanti akan menjadi fitnah.
“Saya boleh pergi?” tanya Aisha melihat Ken masih berdiri menghalangi pintu keluar. Ken lalu bergeser sembari membukakan pintu untuk wanita yang dia cintai itu.
“Saya permisi” pamit Aisha tanpa melihat wajah Ken.
Sikapnya dengan Ken memang masih terlihat formal. Dia percaya dengan Ken, tapi dia tidak berani berharap lebih.
“Aisha!” panggil Ken lagi. Aisha menoleh tanpa membalikkan badannya.
“I will miss you” bisik Ken.
Aisha hanya tersenyum kecil lalu melangkahkan kakinya kembali keluar dari kamar VVIP Ken.
“Aisha, aku akan menelponmu” ujar Ken sedikit berteriak agar Aisha mendengarkan ucapannya.
Aisha hanya tersenyum getir sambil menjauh dari rumah couple itu.
Selesai sarapan yang sudah disiapkan oleh Aisha, Ken menuju ke bandara. Adji sudah berapa kali menelponnya agar cepat pulang karena kepalanya sudah mau pecah telah menggantikan pekerjaan Ken selama laki-laki itu berada di Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Room Attendant (Complete)
General FictionSiapa yang tidak bangga bekerja di hotel mewah walaupun hanya sebagai room attendant. Aisha, salah satunya yang beruntung bekerja disana. Aisha harus menghadapi tamu VVIP, Kenrick, seorang laki-laki tampan yang dingin dan perfectsionis salah satu pe...