Touch

243 52 7
                                    

Jaejoong sedikit terhenyak saat merasakan tangan lentik nan halus milik yeoja yg ia kenal sebagai Sowon, makin mengeratkan jemarinya dalam genggamannya seolah tak ingin melepaskan tautan tangan mereka saat ini. Dan detik itu juga sensasi hangat dari tangan Sowon seakan mengalir, menjalar keseluruh tubuhnya.

Anehnya ia tidak merasa jengah sedikitpun, justru.......











merasa nyaman.


Ceklek...

Jaejoong membawa masuk Sojung ke ruang tunggunya. Rupanya seseorang telah menunggu mereka didalam.

Jaejoong dan seorang namja yg duduk di sofa panjang disana saling beradu pandang untuk beberapa saat, sebelum kemudian namja itu menurunkan pandangannya pada tangan Jaejoong yg ternyata menggenggam erat tangan seorang yeoja. Yeoja yg saat ini terhalang tubuh bidang Jaejoong sehingga tak nampak jika dilihat dari depan.

"Yifan-ssi...", ucap Jaejoong seraya berjalan mendekat sambil masih menggandeng Sojung. Kris pun sontak bangkit dari duduknya.

"Soju—– aa maksudku Sowon. Kenapa kalian bisa bersama ?". Hampir saja Kris kelepasan karena pikirannya mendadak tidak fokus. Saat ia menatap Sojung, Kris merasa heran dengan ekspresi yg ditunjukkan Sojung sekarang. Seperti seseorang yg tengah ketakutan.

'Apa jangan-jangan Jaejoong sudah tahu penyamaran Sojung ?', batin Kris tiba-tiba. Wajahnya nyaris gugup sesaat sebelum Jaejoong membuka suara.

"Aku menemukan seorang namja sedang mencoba berbuat sesuatu padanya...". Jaejoong melirik sekilas Sojung yg berdiri disampingnya.

"Duduklah dulu Sowon-ssi". Sojung pun menurut saat Jaejoong menuntunnya duduk di sofa.

Ada rasa lega ketika Jaejoong memanggil Sojung dengan nama Sowon, namun rasa lega itu segera menguap. Kris justru tampak terkejut mendengar penuturan Jaejoong. "A-apa ?! —– lalu apa yg dilakukan orang itu ?"

Jaejoong menggeleng, "Aku tidak tahu, yg kulihat laki-laki itu meletakkan tangannya di wajah Sowon. Tapi kurasa dia baik-baik saja"

"Sowon-ah, ceritakan apa yg sebenarnya terjadi dan siapa orang itu ?", tanya Kris dengan intonasi yg cepat dan terdengar sangat khawatir.

Sojung menggigit bibir bawahnya sambil menatap lurus ke depan lalu menggeleng lemah. "Entahlah, aku sama sekali tidak mengenal orang itu. —— Tapi tadi dia sempat mengatakan bahwa dirinya adalah fans ku"

"Jika dia fans mu, kenapa dia justru ingin menyakitimu ?", tanya Kris.

"Kurasa dia itu 'sasaeng' "

Sojung dan Kris kompak menoleh ke arah Jaejoong penuh tanya tentang dugaannya yg barusan ia lontarkan.

"Sasaeng ? Maksudnya ?", tanya Kris lagi

"Ya, sasaeng itu sebutan untuk seorang penggemar yg sangat fanatik. Dari beberapa kasus yg pernah terjadi, terkadang mereka bisa nekat melakukan sesuatu yg bisa membahayakan idolanya", jelas Jaejoong dengan serius.

Mendengar itu baik Kris atau Sojung sama-sama tercengang sekaligus merasa ngeri.

"Kupikir mulai sekarang kau tidak boleh pergi sendirian, Sowon-ssi. Ini untuk menghindari kejadian tadi terulang lagi, karena kita tidak tahu kapan dan dimana para sasaeng mu itu mungkin melakukan tindakan buruk padamu". Jaejoong mengakhiri nasihatnya itu dengan mengulaskan senyum tipis di bibirnya yg sangat kelihatan kaku.

"Ne, Jaejoong-ssi", jawab Sojung.

Jaejoong pun kemudian pamit hendak pergi, namun tiba-tiba ditahan oleh Sojung. "Kim-sajangnim...."

Presdir itu pun menoleh dengan kedua alisnya sedikit terangkat, "Ne ?"

"Khamsahamnida....", ucap Sojung lembut diiringi senyum yg terukir indah bagi siapapun yg melihat. Termasuk Jaejoong.

Tidak ada yg menyangka seorang berhati dingin seperti Jaejoong untuk pertama kalinya bisa dibuat tertegun oleh senyum seorang yeoja. Senyum tulus dan hangat yg belum pernah Jaejoong lihat, mengingatkannya pada senyuman mendiang ibunya. Melihat hal itu ia merasa seperti ada sesuatu yg meleleh didalam hatinya sehingga menimbulkan desiran aneh disana.

Adegan ini pun tak berlangsung lama sebab satu orang laki-laki lain yg sedari tadi juga berdiri disana dengan sengaja mengeluarkan dehaman lantaran pemandangan dua orang di depannya itu menjadi sangat mengganggunya. Jaejoong yg tersadar kemudian hanya mengangguk sekilas pada Sojung lalu pergi tanpa berkata-kata lagi.

Begitu pintu ruangan itu tertutup Kris menghela nafas keras-keras sambil berkacak pinggang. "Syukurlah Jaejoong itu masih mengira kau adalah Sowon", ucapnya terdengar lega.

Sementara Sojung justru kembali terlihat murung lalu duduk lagi di sofa. "Ya, aku juga lega penyamaranku tidak terbongkar oleh Jaejoong. Tapi tidak dengan orang lain, Kris. —— Sasaeng tadi, dia tahu aku bukan Sowon. Itu alasan dia menyerangku", ucap Sojung lemah.

"Benarkah ? Lalu apa yg dia katakan ?"

"Dia kesal dan marah karena Sowon yg ingin ia lihat ternyata hanya orang yg sedang menyamar"

"Gwenchana Sojung-ah. Sekarang tugasmu sudah selesai, kau tak perlu takut dan cemas. Kurasa orang itu hanya menggertak saja, benarkan...?"

Sojung menatap Kris lalu menyunggingkan satu sudut bibirnya.

"Kajja, kita pulang...", ajak Kris yg tiba-tiba saja meraih tangan kanan Sojung untuk ia gandeng, membuat Sowon palsu itu pun terkesiap. Ia tak bisa berbuat banyak selain membiarkan tangannya digenggam begitu. Lagipula untuk sementara ini Sojung memang membutuhkan itu agar dirinya merasa aman.




*****



"Oppa tanganmu kenapa ?"

Soojung tak bisa lagi menahan rasa penasarannya melihat kakaknya yg sejak pulang dari Seoul Hotel hingga mereka tiba dirumah berkali-kali menatap tangan kanannya yg terkadang ia kepalkan seolah ada benda tak kasat mata yg harus ia genggam.

Jaejoong buru-buru menurunkan tangannya. "Kenapa ? Tidak, tanganku baik-baik saja"

Soojung menatap curiga Jaejoong namun sedetik kemudian mengedikkan bahunya seolah tak peduli lalu berjalan dahulu masuk ke dalam kamar. "Baiklah, selamat malam Oppa".

"Eoh, selamat malam Jungie..."

Jaejoong Pov

Sepertinya ada yg salah dengan diriku


Tidak . . . . . . .




. . .Tidak mungkin












Hahaa ! Sadarlah Kim Jaejoong, kau tidak mungkin sesensitif ini hanya karena Sowon menggenggam tanganmu. ———— kan ?









To be continue...

Sweetener Of My Life (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang