News

301 56 4
                                        

. . . . Brakk

"Oppa ! Kau sudah lihat beritanya ?!"

Soojung tiba-tiba masuk ke ruang kantor Jaejoong tanpa permisi dan langsung melemparkan koran ke meja sang Presdir. Jaejoong melihat sekilas isi koran itu. Headline pada halaman depan koran terpampang satu foto yg memenuhi separuh halaman, ––ada dirinya, Soojung, seorang pelayan dan satu lagi pemuda tampan berjaket kulit hitam, seperti tengah bersitegang di dalam sebuah cafe.

Tak hanya para artis, kehidupan para chaebol di Korsel pun tak pernah luput menjadi sasaran objek kamera paparazi. Contohnya saja kejadian semalam saat Jaejoong sang Presdir JK Group yg fenomenal itu, lagi-lagi tertangkap media tengah murka di depan umum. Bukan karena paras dan kesuksesannya menjadi eksekutif muda saja yg membuatnya fenomenal dan dikenal siapa saja, melainkan juga perangai buruknya sudah beberapa kali kerap menghiasi berbagai media massa. Dan kini saat Jaejoong kembali muncul menjadi sorotan atas sikapnya itu, ia sudah tak kaget lagi.

Jaejoong mengangguk sekali. "Hmm, sudah", jawabnya acuh tanpa melirik Soojung lalu kembali fokus pada komputernya.

Sojung berkacak pinggang dengan rahangnya yg sudah mengeras. "Ya, Oppa ! Bagaimana kau bisa setenang ini ?!"

"Memangnya kenapa ? Ini sudah sering terjadi kan... Tidak perlu cemas Jungie, berita tentangku tidak akan bertahan lama" kata Jaejoong tetap tenang.

"Bukan kau yg kucemaskan, tapi Aku !", Soojung meninggikan suaranya tak sabar, membuat Jaejoong membelalak kaget dan mengarahkan tatapannya pada Soojung.

"Apa maksudmu Jungie-ah ? Kau ini kenapa..."

"Oppa bilang sudah membaca beritanya ? Lalu apa Oppa tahu namaku juga ikut terseret, eoh ?! ––––semua orang berkomentar negatif tentangku, Oppa. Sekarang bukan hanya citraku, tapi nama brand ku juga ikut jelek. Bahkan semua calon klienku hari ini membatalkan kontrak mereka. Ini membuatku gila, Oppa !" jelas Soojung terdengar sangat frustasi.

Tiba-tiba Soojung merasa pening dan membuatnya sedikit terhuyung kebelakang. Tangannya mencoba  mencari pegangan dan mendapati sandaran sofa disamping kirinya. Ia mengitari sofa berwarna maroon itu dan memutuskan untuk duduk disana. Melihat adiknya yg tidak baik-baik saja Jaejoong segera bangkit berdiri dan mendekati Soojung.

"Gwenchana ?". Jaejoong menggenggam tangan adiknya yg terasa hangat.

Kedua manik yeoja berwajah dingin itu mulai berkaca-kaca. "Andai saja Oppa bisa menahan emosimu sedikit saja...". Soojung menghapus satu tetes air matanya yg berhasil lolos dengan tangannya yg masih bebas.

"Kenapa denganku kau bisa selembut ini tapi tidak dengan orang lain, huh ? Kau sudah banyak berubah Oppa, dan aku tidak suka. –––Berjanjilah jika berita ini akan jadi yg terakhir kalinya"

Perkataan dongsaeng nya membuat hati Jaejoong terasa sesak. Ia merasa kesal dengan dirinya sendiri yg begitu bodoh mengabaikan perasaan Soojung. Ia juga sama sekali tidak memikirkan dampak yg dirasakan adiknya ketika melihat kakaknya berkelakukan buruk pada orang lain sehingga menjadi sorotan publik.

Jaejoong melepas tangannya yg tadi menggenggam tangan Soojung dan berganti menyangga kepalanya yg tertunduk lemas seraya berkata lirih, "Soojung-ah, jinjja mianhae..."

Tangan kurus Soojung terulur menyentuh lalu mengusap-ngusap bahu kekar kakaknya dengan lembut. "Gwenchana Oppa. Sudah terlanjur, aku bisa memulai bisnis ini dari awal lagi jika perlu ––aku tahu dari dulu sifatmu memang seperti ini, tapi kurasa sejak kau menggantikan posisi Appa, sifatmu semakin buruk. Aku hanya tidak ingin kau dianggap jahat dimata orang"

"Jungie-ah.. aku sunggul menyesal. Oppa janji, aku akan berusaha memperbaiki sikap. Tapi beri aku waktu –––yah, kau tau ini tidak mudah bagiku..."

Sweetener Of My Life (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang