Tak terasa sudah 3 bulan Kris berhasil bertahan bekerja di perusahaan ayahnya. Selama itu Tuan Wu yg terlihat santai terhadap Kris diam-diam selalu memperhatikan kinerja anak semata wayangnya itu. Dan menurut beliau, kini saatnya Kris secara resmi diperkenalkan sebagai calon CEO yg baru.
Ya, hanya calon. Jadi belum sepenuhnya diberi tanggung jawab memegang kendali perusahaan.
Dan siang ini sang ayah seperti biasa menawarkan Kris untuk makan siang bersama beliau. Tuan Wu pikir ia bisa sekalian menggunakan waktu ini untuk membicarakan rencananya pada Kris.
Bersantap di restauran khas China yg menjadi langganan ayahnya adalah pilihan mereka kali ini.
"Kris, kau tahu kan beberapa hari lagi perusahaan kita akan berulang tahun ?"
"Hm, tentu saja...", jawab Kris sembari mengunyah irisan daging ayam yg ada dimulutnya.
"Rencananya ayah ingin mengadakan perayaan sederhana. —–Yah semacam perjamuan makan malam. Bagaimana menurutmu, Kris ?"
"Ya, terserah Abeoji saja. Kurasa itu juga ide yg bagus untuk citra perusahaan"
Setelah itu ayahnya terdiam cukup lama hingga membuat Kris menjadi bertanya-tanya. Ia pun menghentikan kegiatan makannya dan mendongak menatap sang ayah yg ternyata juga sedang menatapnya dengan ekspresi yg tidak bisa ia tebak.
"Ada apa Abeoji ? Apa aku mengatakan sesuatu yg salah ?"
"Tidak Kris. ——Ayah senang kau setuju". Dan raut wajah ayahnya seketika kembali sumringah seperti biasanya.
"Sebenarnya saat perjamuan nanti ayah ingin sekaligus memperkenalkanmu secara resmi sebagai calon CEO..."
"HMMPHH !!"
Kris hampir menyemburkan makanan dari dalam mulutnya jika tangan kanannya tidak menahan bibirnya agar tetap terkatup. Ayahnya yg panik langsung menyodorkan gelas air pada Kris yg kini terbatuk-batuk.
"Abeoji, yg benar saja. Aku be——"
"Arra, arra. Kau belum siap, benarkan ?", tebak ayahnya.
Kris hanya diam, tanda mengiyakan.
"Ayah juga tahu ini terlalu cepat untukmu, dan tentu saja kau masih harus belajar. Jadi, ayah hanya ingin mengenalkanmu secara resmi sebagai calon pewarisku. ——Kau tahu kan sejak kau kembali ke Korea belum banyak yg tahu bahwa kau putraku, ayah pikir ini kesempatan yg baik untuk mengenalkanmu karena diperjamuan nanti ayah akan mengundang seluruh pimpinan perusahaan lain yg pernah maupun yg sekarang menjadi kolega ayah, itu saja..."
"Begitu ya ?", gumam Kris tak bersemangat.
Melihat wajah putranya yg menurut beliau sedikit murung membuatnya merasa bersalah. Tuan Wu tahu betul sifat dan kebiasaan Kris, dimana ia akan terlihat seperti sekarang saat ia berusaha menerima keadaan walaupun keinginan menolak keadaan itu sangat besar. Ini kali kedua sang ayah melihat sikap Kris begini, yg pertama adalah ketika Kris menerima keputusan neneknya untuk bersekolah di China. Kris memang tidak pernah bisa menolak kehendak keluarganya karena baginya kebahagian keluarga adalah yg utama.
"Tenang saja Kris, jangan kau pikir ayah akan membebanimu dengan urusan perusahaan. Selama ayah masih mampu memimpin agensi, kau juga masih bisa melakukan hal lain yg kau sukai. ———Ayah akan menunggu sampai kau benar-benar siap, karena ayah tidak ingin membuatmu melakukannya dengan terpaksa"
Kris akui ayahnya selalu berhasil menghilangkan rasa gundah dihatinya dengan kata-kata bijaknya.
"Ne, Abeoji. Terima kasih", ucapnya terdengar lega sambil memberikan senyum yg kini juga menular ke ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetener Of My Life (FIN)
FanfictionJatuh cinta tidak pernah bisa memilih. Cinta pun bisa datang kapan saja dan pada siapa saja. Mencintai atau dicintai, hanya itu intinya. Akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yg mengubah hidupmu untuk selamanya. Dan hatimu tak akan memberi...