Save Her

224 48 13
                                    

"Dah, Jungie...!"



Sojung membalas lambaian tangan Nayeon sebelum berpisah di persimpangan jalan tak jauh dari JK Mall untuk menuju rumah masing-masing.

Tak seperti Nayeon yg perjalanan ke rumahnya hanya butuh waktu 7 menit dengan berjalan kaki, Sojung masih harus berjalan sekitar 100 meter menuju halte bus, dilanjutkan perjalanannya naik bus sekitar 12 menit dan terakhir ia kembali berjalan selama 5 menit untuk sampai ke rumahnya. Inilah yg Sojung sedikit tidak suka jika perjalanan tadi ia lakukan setelah shift malamnya. Apalagi cuaca yg mulai dingin menandakan musim semi akan segera berganti dengan musim gugur semakin menambah ketidaksukaannya saat ini.

Sambil menunggu bus datang Sojung duduk di bangku halte dan sesekali menoleh ke kanan dan kiri melihat keadaan sekitar yg sudah sangat sepi. Entah kenapa perasaannya sekarang menjadi tidak enak dan membuatnya merinding. Buru-buru ia mengeluarkan earphone dari saku jaketnya dan memasangkannya ke ponsel lalu menyetel lagu dengan nada yg lumayan kencang.

Sojung yg kini sibuk berdendang pelan untuk mengusir rasa takutnya, tidak menyadari seseorang tengah berjalan mendekat kearahnya.




Dug...

Sojung menoleh ketika merasakan bangku halte yg ia duduki bergetar. Ia melihat seorang laki-laki yg lebih tua darinya duduk cukup dekat sambil terus menatapnya. Sojung langsung menggeser tubuhnya jauh-jauh dan menutup hidungnya saat bau alkohol yg menyengat dari orang itu menyeruak masuk ke indera penciumannya. Orang itu sekarang menyeringai lebar membuat Sojung begidik lalu memutuskan untuk pergi.

"Heey, nona ! Mau pergi kemana...". Lelaki itu dengan cepat meraih tangan Sojung.

"L-lepaskan saya"

"Kau manis sekali....", ucapnya sambil mencoba mencolek dagu Sojung. "Apa kau punya uang ? Ppali, berikan padaku cantik..."

"E-eobseo, lepaskan — uugh !"

Sojung masih berusaha melepaskan cengkraman orang itu yg ternyata sangat kuat.

Tiba-tiba dari dalam saku celananya, pemabuk itu mengeluarkan benda kecil berwarna perak.

"Kau tau ini apa, huh ? Kalau kau tidak memberiku uang, aku terpaksa memberikan goresan kecil di wajahmu yg cantik ini, Ahahahaa...!"

Pria itu berhasil membuat Sojung berhenti berontak, sebab jika Sojung bergerak sedikit saja ujung pisau yg kini sudah menempel di pipinya bisa benar-benar menembus kulitnya.

Kalau saja di dompetnya Sojung membawa uang lebih pasti ia akan berikan pada orang itu, tapi sialnya uangnya hanya tinggal recehan. Dan satu hal lagi yg Sojung sesalkan, kenapa sampai detik ini tidak ada orang satu pun yg melintas, setidaknya dengan begitu ia bisa berteriak minta bantuan. Kini Sojung hanya bisa berdoa agar dirinya bisa selamat entah bagaimanapun caranya.

"Ya Tuhan, tolong aku !"



























Dan detik berikutnya Tuhan benar-benar mengabulkan doanya. Sojung yg tadi sempat memejamkan kedua matanya sesaat dapat merasakan cengkraman ditangannya juga pisau yg menempel di wajahnya tiba-tiba menghilang, disusul bunyi denting benda besi yg membentur aspal.

Begitu Sojung membuka mata ia sudah disuguhi adegan seorang pria bersetelan jas berwarna mocca tengah menghajar si pemabuk tanpa ampun.






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweetener Of My Life (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang