Jaejoong's Feeling*

230 44 10
                                    

[*All content in this part is Jaejoong's point of view. Here you'll be brought to flashback from part 'D-Day' to 'Awkward']


*

*


Usai acara fashion show tak banyak orang dari rekan bisnis yg kutemui disana sehingga aku bisa dengan mudah menjauh dari kerumunan tamu yg masih memadati ballroom. Berbeda dengan Soojung, dari kejauhan kulihat dia tengah sibuk menerima ucapan selamat dari para tamu undangan dan juga liputan para media. Jadi, kurasa aku akan meninggalkannya sebentar ke toilet.

Tepat saat aku hendak masuk ke dalam toilet seorang pria berpakaian serba hitam juga keluar dari sana dan sempat menabrak bahuku cukup keras. Biasanya aku akan protes tak terima, tapi entah kenapa suasana hatiku sedang baik sehingga tidak kulakukan hal itu. Kami sempat beradu pandang sekilas. Tatapannya tajam, dingin dan seakan penuh amarah. Namun ia segera berpaling dan beranjak pergi seolah dirinya sedang diburu sesuatu. Aku pun tak mengiraukannya dan melanjutkan tujuanku kemari.


Aku menatap pantulan diriku didepan cermin ketika mencuci tangan. Tiba-tiba aku teringat tatapan pria tadi.

'Apa mungkin, selama ini aku terlihat mengerikan seperti dia ?'

Ya, setelah melihat tampang pria tadi aku seakan berkaca —–mengingatkanku pada diriku sendiri. Tatapannya yg dingin mungkin terlihat sama seperti yg selalu kutampakkan. Pantas saja banyak orang takut melihatku dan menyebutku pria dingin. Soojung pun juga sering mengomel tentang itu. Mungkin ada baiknya jika aku mulai berubah. Tapi. . . . . . .


Apa aku bisa ?

*

Dilorong hotel yg sepi kini aku berjalan santai hendak menuju lobi, karena aku dan Soojung sepakat bertemu disana. Aku berani menjamin bahwa aku akan sampai lebih dulu dari Soojung, bahkan nanti aku masih harus menunggu lebih lama disana.

Ketika berbelok di ujung lorong, aku mendapati dua pasang manusia yg berada 10 meter dari tempatku berdiri. Mereka saling berhadapan dengan posisi si pria setengah memunggungiku lalu wanita didepannya tidak terlalu jelas terlihat olehku. Meski begitu keduanya nampak tak asing.

Tapi ada yg aneh dengan mereka —–mungkin semacam pasangan yg sedang bertengkar ? Jadi kuputuskan untuk menghentikan pergerakanku sembari mengamati gerak-gerik keduanya, bukan bermaksud ikut campur atau apa, hanya memastikan semuanya akan baik-baik saja.

Belum sampai semenit sekarang kulihat si pria mendorong kasar tubuh gadisnya ke dinding lalu setengah membentaknya sambil menekan wajah yeoja itu dengan tangannya. Dan, tunggu———

Bukankah itu Sowon ? —–Lalu pria itu, bukankah dia yg di toilet tadi ?

Siapa dia berbuat kasar begitu pada Sowon ?

Tidak bisa kubiarkan, ini sudah keterlaluan...

Aku segera melangkahkan kakiku dengan cepat mendekati dua orang di depanku. Saat sudah berdiri dibelakang pria tadi aku langsung menariknya dan secara reflek tangan kananku yg terkepal kuat meninju wajahnya hingga ia jatuh tersungkur. Tak puas dengan itu, aku pun membungkuk lalu mencengkram kerahnya dengan tangan kiri hingga tubuhnya sedikit terangkat dan melayangkan satu pukulan lagi diwajahnya. Setelah kuhempaskan pria itu ke lantai aku berbalik dan tanpa ragu menggenggam tangan si yeoja yg ternyata benar adalah Sowon, lalu mengajaknya pergi dari sana.


Kami berjalan dalam kesunyian yg kami ciptakan sendiri. Aku tak bisa melihat wajah Sowon karena ia berjalan agak dibelakangku, yg kuingat dia tampak shock dan sangat ketakutan tadi. Jadi kubiarkan saja dia diam disebelahku karena mungkin dia masih butuh waktu untuk menenangkan diri.

Sweetener Of My Life (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang