Confession and Hurting

160 47 9
                                    

Kris mengatupkan rahangnya kuat-kuat hingga deretan giginya saling bergemeretak. Dengan kedua tangan yg terkepal disisi tubuhnya ia mengambil oksigen dengan rakus dalam sekali tarikan berharap dapat menetralkan deru nafasnya yg mulai memburu.

Kini lelaki berdarah China itu memang tengah dilanda rasa cemburu. Namun ditengah kecemburuannya ia juga merasa marah, marah pada dirinya sendiri. Jika saja ia tidak lengah mendampingi Sojung pasti Sojung tidak mungkin bertemu presdir angkuh itu.

Tak ingin berlama-lama membiarkan Jaejoong mengakrabkan diri dengan kekasih palsunya, ia pun mengatur raut wajah tegangnya menjadi senormal mungkin sebelum melangkah menghampiri Sojung dan Jaejoong.



"Sojung, apa yg kau lakukan disini ?", ucap Kris berhasil mengalihkan perhatian dua orang didepannya. Kris melirik sekilas ke arah Jaejoong dengan tatapan sinis lalu kembali menatap Sojung.

"—Kenapa lama sekali, eomma mencarimu...", ucap Kris sedikit ketus.

"Mianhae Kris. Sebenarnya aku tadi sudah kembali, tapi aku tidak bisa menemukan kalian disana"

Kris menghela nafasnya pelan lalu perlahan meraih tangan Sojung. "Kalau begitu kita harus kembali sekarang..."

Dari gelagatnya kentara sekali Kris mengabaikan satu orang disana, menatapnya pun tidak.

"A-arraseoyo...", ucap Sojung lirih seolah enggan pergi dari sana.

Sebelum menarik tangan Sojung, Kris menyadari sesuatu yg berbeda pada pakaian yeoja itu. Benar, ia lupa sebuah jas kebesaran milik Jaejoong masih hinggap dibahu Sojung.

"Tunggu, bukankah ini jasmu Jaejoong-ssi ?"

"Ne, majjayo. Bajunya tadi terkena air dan basah jadi kubiarkan Sojung memakainya. Aku takut dia masuk angin", jelas Jaejoong santai.

"Aaa, geurae ? Aku tidak tahu ternyata kau bisa begitu perhatian dengan wanita", cibir Kris sambil memberikan senyum miring pada Jaejoong. 

Kris kemudian melepas jas yg ia kenakan sambil berkata, "—Sojung, kembalikan jas miliknya, kau pakai punyaku saja"

Sojung nampak ingin menolak namun segera ia urungkan. Yah, apa boleh buat ia terpaksa harus menurut meski sebenarnya Sojung tidak mau melepas jas milik Jaejoong, setidaknya jangan sekarang. Dan layaknya anak kecil, tanpa sadar Sojung reflek memanyunkan bibir mungilnya saat mengembalikan jas itu pada Jaejoong.

Sambil menerima jas miliknya, Jaejoong memperhatikan ekspresi menggemaskan wajah Sojung saat ini. Sungguh, ia tidak pernah merasa seterhibur ini melihat ada seseorang yg bersikap seperti itu padanya. Adiknya saja bahkan tidak pernah memasang wajah memelas untuknya padahal ia ingin adiknya itu sesekali manja pada sang kakak.

"Gomawo Jaejoong-ssi...", ucap Sojung lesu seraya memaksakan senyumnya.

Jaejoong hanya balas tersenyum dan mengangguk sebab Kris sudah lebih dulu menarik Sojung pergi. Belum jauh mereka berjalan ia melihat Kris melakukan hal yg sama dengannya tadi —–memakaikan jas ke pundak Sojung.



"Hhhh....."



*



"Kris, kau marah ya ?"

"Tidak..."


Bohong. Dilihat dari wajahnya saja sudah bisa ditebak Kris sedang kesal. Tapi Sojung tidak mengerti apa alasan Kris merasa begitu.

"Lalu kenapa kau memasang wajah seperti itu ?", kata Sojung mengedikkan dagunya menunjuk muka Kris.

Satu helaan nafas panjang keluar dari bibir Kris, "Aku hanya kesal..."

Masih menatap lelaki yg berjalan disampingnya, Sojung lantas mengerutkan keningnya, "Kesal ? Waeyo ?"

"——Karena kau berduaan bersama Jaejoong"

"Yaa, kau cemburu ?", Sojung terkekeh.

"—Kita bahkan hanya berpura-pura berpacaran Kris, kenapa kau jadi terbawa suasana begini, eoh..."

Kris menghentikan langkahnya tanpa aba-aba sehingga Sojung nyaris menubruk punggung Kris.

"Kau benar...", gumam Kris lirih. Kemudian ia tiba-tiba berbalik mengahadap Sojung dan meraih kedua tangannya.





"——Baiklah, kalau begitu maukah kau menjadi pacarku ?"













" . . . . . . . . . . . . . "













" . . . . . . . . . . . . . "
















"T-ttunggu, Kris"

Perlahan Sojung melepas genggaman tangannya seolah merasa tak nyaman. "Aa-a-aku———. Maaf Kris, aku tidak bisa..."










"....Apa ?"














Apa Sojung baru saja menolaknya ?

Seketika hatinya terasa jatuh sampai ke perut, belum lagi dadanya juga mendadak sesak seperti ada yg mendesaknya dengan kuat.

"K-kenapa ?"

"——Karena kita teman Kris", jawab Sojung pelan sambil menatap lekat namja didepannya.

"Teman ?? Aku bahkan tidak pernah mengatakan kita ini BERTEMAN !", Kris sedikit meninggikan suaranya sehingga terdengar seperti membentak.

Sojung tersentak sampai membelalakkan mata tak percaya melihat Kris bisa berkata begitu.

"M-mwo ? Bag—– apa maksudmu ?"

Ia melihat kedua mata Sojung mulai berkaca-kaca membuat Kris merutuki dirinya dalam hati dan merasa sangat bersalah. "S-Sojung, maafkan aku. A-aku tidak bermaksud membentakmu, sungguh..."

Saat Kris hendak meraih tangan Sojung, yeoja itu segera menghindarinya.

"Ani, gwenchana. Kau benar Kris, akulah yg terlalu percaya diri menganggap bahwa kita sudah berteman. Seharusnya dari awal aku sadar bahwa aku bukan orang yg pantas untuk menjadi temanmu. Maafkan aku, kau pasti sangat kesusahan sejak bertemu denganku"

"Bukan begitu Sojung, kau salah pa——"

"Sudahlah, aku ingin pulang sekarang Kris. Maaf aku tidak bisa menemui Tuan dan Nyonya Wu, jadi tolong sampaikan terima kasihku pada mereka"

Sojung sempat mengembalikan jas yg melekat dipundaknya kepada pemiliknya sebelum ia berjalan pergi. Namun baru beberapa langkah tangannya ditahan oleh Kris.

"Tunggu Sojung, biar kuantar kau pulang"

"Tidak Kris, tidak perlu. Aku bisa naik taksi", kata Sojung seraya melepas genggaman Kris dan tanpa meliriknya sedikit pun.

"Tapi Sojung—"

"HENTIKAN KRIS !! ——kumohon...."

Kris terhenyak saat Sojung menggertaknya. Namun dari suaranya tadi Kris dengan jelas mendengar suara Sojung bergetar menandakan gadis itu tengah menahan tangisnya, dan itu membuat hati Kris menjadi semakin remuk. Kini dirinya hanya bisa diam dan tidak bisa berbuat apa-apa selain menatap punggung Sojung yg semakin menjauh sebelum kemudian benar-benar hilang dari pandangannya.






To be continue...

Sweetener Of My Life (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang