Hola amigos..
Happy reading.*****
Laki-laki berkemeja putih, berjas hitam tanpa di hiasi sebuah dasi berjalan melewati setiap orang yang menyapa dan tersenyum kepadanya.
“Selamat siang sir”,sapa perempuan berblouse merah muda.
“Hem”,sahut laki-laki itu melanjutkan jalannya yang tertunda menuju ruangannya.
Laki-laki itu membuka pintu ruangannya dan tersenyum, melihat wanita yang akan menjadi istrinya sedang duduk menunggunya.
“Honey” sapa Satyr kepada Jess dan memeluknya erat dari belakang.
“Sudah selesai meetingnya?, kenapa gak sekalian makan siang disana?” tanya Jess dengan melepaskan pelukan Satyr.
Satyr membuka jas-nya dan duduk di samping Jess.
“Aku mau lunch bareng kamu aja”, Satyr menggenggam tangan Jess.
Jess tersenyum mendengar jawaban Satyr, karena Satyr jauh lebih manja saat setelah melamarnya.
“Yaudah, yuk kita lunch sekarang. Aku udah bawa hokben pesenan kamu.”
“Suapin yak” Satyr mengeluarkan puppy eyesnya.
“Heh, kamu bisa makan sendiri sayang”, Jess memberikan sumpit kepada Satyr.
Satyr mengerucutkan bibirnya, karena ia tak mau jika tidak di suapi oleh Jess.
Hingga suatu ide terlintas begitu saja.
“Hmm yaudah, aku mau makan sendiri tapi kamu harus datang kesini setiap hari dan tidak hanya waktu makan siang aja, Gimana?” Satyr menaik-turunkan alisnnya.
“Mana bisa kaya gitu?, aku sedang sibuk dengan skripsiku”, Jess memulai makannya.
“Kamu bisa mengerjakannya di sini honey”, Satyr memulai membuka kotak hokbennya.
Jess mengambil alih kotak hokben Satyr.
“Baiklah, aku suapi” ujar Jess, namun Satyr menggelengkan kepalanya dan mengambil kotak makan Jess.
“No honey, aku sudah tidak ingin kamu suapi” Satyr memulai makannya.
Kurang ajar dia menjebak ku, batin Jess.
“Cepat di makan honey, dan ingat untuk kesini setiap hari” Satyr mengeluarkan smirknya.
“Hemm”
Setelah selesai makan siang, Jess masih terjebak dalam ruangan Satyr.
Satyr tidak mengizinkannya untuk tidak beranjak dari posiinya dan mengunci pintu ruangannya.
“Sampai kapan aku menunggu mu?” Jess menopang wajahnya dengan kedua tangannya.
Dia bosan, karena hanya melihat dan menunggu Satyr yang sedang sibuk bekerja.
Satyr hanya terkekeh mendengar keluhan calon istrinya itu dan melanjutkan pekerjaannya kembali.
***
Hari ini adalah hari dimana Jess dan Satyr akan melangsungkan sebuah pernikahan dengan konsep garden party.
Dibalut oleh kebaya berwarna merah muda itu, Jess tampak sangat anggun dan cantik sekali.
“Sayang, apa kamu sudah siap?” tanya papa Jeno dengan memegang kedua pundak putri kecilnya.
“Insyaallah aku siap pah” ujar Jess.
Papa Jeno tersenyum mendengar jawaban sang putri, yang membuatnya kagum adalah kecantikan Jess yang amat sangat mirip dengan almarhumah istrinya.“Rasanya baru kemarin kamu masih minta papa belikan ice cream Jess, namun sekarang papa harus melepasmu”
“Tapi satu yang harus kamu ingat Jess, kamu tetap jadi putri kecil papa dan jangan lupa untuk jenguk papa ya sayang” ujar papa Jeno dan memeluk erat Jess.
Jess membalas peluk erat papanya, dan menangis.
“Iya pah, terima kasih papa selalu ada untuk aku sampai saat ini, terima kasih papa sudah mau menjagaku selama ini. Jess minta maaf , Jess sering membantah papa, Jess sering egois sama waktu papa. Jess akan sering jenguk papa dan papa adalah papa terhebat di dunia, i love you than everything dad”
Papa Jeno menghapus air mata yang turun di pipi putrinya, lalu mengecup keningnya dengan penuh cinta.
“Jangan menangis princess, heheh” ujar papa Jeno di sambung dengan kekehannya.
“Ehem!” seru Gavin.Gavin berjalan menghampiri papa dan adiknya.
“Jadi kalian menangis tanpa aku?” tanya Gavin dengan kedua tangan yang di lipat di depan dadanya.
Jess memeluk abangnya dengan berkata, “ i’ll miss u so bad, brotha”.
“Me too” ujarnya dengan menghapus jejak air matanya.
“Mmm, dad kayanya kita harus segera turun dan membawa princess kita ini, karena calonnya sudah tidak sabar untuk menanti” canda Gavin dan menarik daddy dan adiknya.
Semua mata tertuju, terhipnotis dengan apa yang mereka lihat.
Gadis cantik yang memegang tangan ayahnya dengan erat dan di ikuti laki-laki berjas putih di belakangnya.
“Kamu tidak salah pilih son” goda ayah Suga dan menyenggol lengan anaknya.
Satyr tersenyum dan bangun dari duduknya.
Gavin membantu Jess untuk duduk di sebelah Satyr, Satyr pun ikut duduk bersama Jess.
Senyum tidak pernah pudar dari wajah Satyr dan berbisik di telinga Jess.
“Cantik dan sangat cantik honey” bisik Satyr.
Pernikahan mereka berjalan dengan sangat khidmat, bahkan tamu-tamu yang hadir turut menangis bahagia saat mendengar Satyr mengucapkan ijab qobul.
Satyr mengecup kening istrinya dan berteriak.
“i love you my wife!”
Jess hanya terkekeh mendengarnya, bahagia dan sedih menyelimutinya sekarang.
Bahagia karena pernikahannya masih bisa di lihat ayah dan abangnya, namun sedih karena tak ada ibunya di sisinya.
“i love you too my husband” bisik Jess yang di hadiahi kecupan di seluruh wajahnya.
****
Hola Amigos! semoga kalian suka dengan cerita ini ya...
dont forgrt to tap icon star ..
Cerita ini sudah selesai dan akan ada cerita baru lagi dari aku. Akan aku pulish setelah ini aku revisi ya...
Aku masih bingung nih mau bikin extra part gak ya?, kalo kalian mau comennt ya..Terima kasih amigos.. luvvv..luvvvv
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend
Художественная прозаSepasang anak adam dan hawa yang memulai hubungan hanya karena permainan ToD dan persahabatan kedua orangtuanya, Jess dan Satyr. "Jangan kemana-mana disini aja, kalo kamu pergi aku mogok makan! " ujar Satyr yang membuatku selalu tidak bisa berkuti...