"Hey , aku seperti ini juga demi kebaikan mu Jess." ujar Satyr dan menepuk puncak kepala Jess dengan sayang.
"Hmm, ayukk buru" ajak Jess dan menarik Satyr agar cepat masuk ke mobilnya.
Mereka sudah berada di dalam mobil Satyr. Setelah memakaikan Jess seatbell, Satyr melajukan mobilnya menuju rumahnnya.
¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, mereka sampai di rumah Satyr.
Seperti biasa sebelum Jess turun dari mobil, Satyr turun terlebih dahulu untuk membukakan Jess pintu. Semua itu bukan Jess yang meminta, tapi Satyr yang ingin melakukannya.
"Aku bisa sendiri Satyr." Ujar Jess, saat Satyr membukakan pintu untuknya.
"Kamu tuh bilang makasih dong sayang."
"Iya Tyr, terima kasih ya." Ucap Jess kepada Satyr dengan mengelus pipi Satyr.
Hanya dengan mengelus pipi Satyr, membuat Satyr merasa Jess sangat sayang padanya.
"Kembali kasih honey." sahut Satyr dan mengelus rambut Jess.
Satyr menggenggam tangan Jess, berjalan menuju ruang keluarga untuk bertemu bunda dan ayahnya.
Bunda Bella yanng sudah melihat kedatangan Jess, langsung berdiri dan berteriak.
Bunda Bella sangat sayang dengan Jess. Bunda bella juga sangat berharap agar Jess menjadi jodoh dari Satyr, karena Satyr berubah ketika Jess datang ke hidupnya.
"Sayang!." teriak bunda Bella dan melebarkan kedua tangannya agar Jess memeluknya.
Jess pun melepaskan genggaman Satyr, Jess berlari ke arah bunda untuk memeluk bunda.
"Tante." Ujar Jess, sambil memeluk erat bunda Bella.
Melihat dua wanita yang sedang berpelukan membuat om Suga beranjak dari duduknya.
"Hey cantik,apa kabar?." sapa om Suga kepada Jess.
"Baik om." sahut Jess melepas pelukan bunda Bella untuk salim pada om Suga.Namun bukan merespon uluran tangan Jess, om Suga memeluk Jess.
Satyr melihat ayahnya memeluk Jess langsung menarik Jess agar menjauh dari ayahnya. Perlakua Satyr yang seperti itu membuat bunda dan ayahnya tertawa.
"Ayah, ayah peluk bunda aja. Jangan peluk Jess." ujar Satyr, membuat bundanya menggerakan kepalanya karena melihat sifat cemburu Satyr yang sangat besar.
"Pelit banget, sedikit aja." sahut om Suga, perkataan om Suga membuat Satyr membulatkan matanya dan di tanggapi oleh bunda Bella.
"Ayah!, tadi ayah bilang apa? hemm?." marah bunda Bella, menarik Jess menjauh dari dua pria yang otaknya sedang bergeser.
Bunda Bella mengajak Jess untuk duduk, bunda Bella sangat sayang kepada Jess. Bunda Bella sudah menganggap Jess adalah anak perempuannya.
Bukan hanya karena Jess adalah anak kerabatnya ,tapi karena Jess berhasil mengubah hidup Satyr menjadi lebih baik dan berwarna.
"Jess, bunda kangen sama kamu. kamu kemana aja sayang?." tanya bunda Bella menggenggam tangan Jess.
"Jess ke sini ko bun, pas Jess ke sini tante lagi pergi sama om Suga." Jelas Jess membalas genggaman bunda Bella, karena membuat Jess merasakan kasih sayang seorang ibu lagi.
"Call me bunda Jess." pinta bunda Bella, mengelus rambut halus Jess dengan sayang.
"Hehhe... Ya, bunda."
Keakraban bunda Bella dan Jess itu menjadi pusat perhatian dua pria.
Om Suga mendekati sang putra dan menepuk bahunya.
"Bahagia rasanya melihat wanita yang kita cintai tersenyum kan? jadi kapan ngelamar Jess?." tanya om Suga, Satyr pun tersenyum mendengar apa yang di ucapkan ayahnya.
"Ayah gak marah kalo Satyr mau ngelamar Jess sebelum lulus kuliah?." tanya Satyr balik kepada sang ayah.
Dengan menepuk bahu Satyr, "Ayah gak akan marah, toh kamu hanya melamar bukan menikah." Jelas om Suga dan berjalan untuk bergabung bersama wanita-wanita cantik.
Satyr mendengar jawaban sang ayah pun hanya bisa tersenyum lebar, karena mendapatkan lampu hijau.
Namun, Satyr masih harus meminta izin terlebih dahulu kepada om Jeno dan Gavin, sebelum dia melamar Jess.******
Hola amigos! Semoga kalian suka dengan part ini.
Mohon maaf aku atas keterlambatan updatenya.
Terima kasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend
Fiksi UmumSepasang anak adam dan hawa yang memulai hubungan hanya karena permainan ToD dan persahabatan kedua orangtuanya, Jess dan Satyr. "Jangan kemana-mana disini aja, kalo kamu pergi aku mogok makan! " ujar Satyr yang membuatku selalu tidak bisa berkuti...