20.

1.3K 77 0
                                    

biarkan saja menanti tanpa batas tanpa balas jika cinta ini belum menemui semu dan buntu
♡☆☆♡

‘biarkanbiarkan saja menanti tanpa batas tanpa balas jika cinta ini belum menemui semu dan buntu’
Itulah caption yang ditulih oleh dini untuk mempermanis foto dirinya yang menggunakan hodie didepan cermin kamarnya.

Drrrt drtt
Dini melihat nama kak vero ketos yang tertera pada ponselnya dengan profil vero yg tidak mengenakan kacamata dan nampak 100% jauh dari kata cupu.

Drrrt drtt	Dini melihat nama kak vero ketos yang tertera pada ponselnya dengan profil vero yg tidak mengenakan kacamata dan nampak 100% jauh dari kata cupu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak vero ketos
“kenapa pulang duluan?”

“di suruh nungguin malah ninggalin” jujur dia nerfes dan bingung harus menjawab apa

“eh iya kak maaf tadi di ajak doni buat nyariin hadiah ulang tahun pacarnya”

“kenapa mau? Kan janjinya sama saya dulu?, lupa anak paskibra setia pada pendirian?” dini mencoba menahan emosinya dengan tuduhan vero.

“ya sekalian jalan jalan kak, kok bawa bawa eskul sih kak?”

“hari senin pulang tunggu saya di depan ruang paskibra! Tidak ada penolakan ini perintah”

“emang mau ngapain ke ruang paskibra? Kan eskul berangkatnya hari selasa sama rabu?”

Tut tut dini mencoba sabar karena vero memutuskan sepihak sambungannya.

Langit cerah dihari senin pagi ini sangat bertolak belakang dengan suasana hati dini yang sedang mendung.

Sebelum ia berangkat kesekolah pertengkaran dengan sang mama kembali tidak bisa dielakkan lagi.

“semangat din, lo gak boleh repuh bodoh!” nampak dia berusaha membangkitkan dirinya sendiri.

Dini mengayuhkan kakinya menuju lantai tiga, sebenarnya dini merasa sebal karena harus naik turun tangga yang lumayan tinggi.

Saat sampai di depan tempat parkir dia melihat vero disana dengan teman temannya melepaskan canda tawa, sesekali membenarkan letak kaca mata yang bertender di hidungnya yang mancung.

Saat sampai di depan tempat parkir dia melihat vero disana dengan teman temannya melepaskan canda tawa, sesekali membenarkan letak kaca mata yang bertender di hidungnya yang mancung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ngeliatin apa lo pagi pagi serius amat?” tiba tiba ada yang ngerangkul bahu dini dari samping

“oh, ceritanya secret admirer nih?” dia adalah keyla, meski mulut dia kalo ngomong suka ceplas ceplos, terus cempreng tapi jika dalam suasana serius dia tidak akan ngeluarin jurus jurus dari mulutnya.

“tapi din kalo dilihat lihat kak edo jauh lebih sempurna dan keren dari dia tau”

“ketua geng, famos, tajir fiks lo orang terbodoh yang pernah gue temui karena nolah kak edo” keyla melanjutkan perkataannya.

“kapan yah gue bisa miliki dia?” dini masih menatap lurus ke arah vero sampai vero dan teman temannya pergi meninggalkan parkiran.

“anjir ngomong panjang lebar gak di dengerin. Terserah lo din jangan berhenti doa aja biar dia kelak bisa lo miliki” ia heran sejak kapan keyla sepuitis roman picisan

“gue pasti bakal bisa dapetin dia, tinggal tunggu waktu menjemput takdir dia bersama gue” mereka pun melangkahkan kaki menuju ruang kelas.

Mereka berjalan menuju ruang kelas, dari luar dini sudah mendengar kebisingan yang bersumber dari ruang kelasnya.

Dugaan dia benar teman temannya sedang mengerjakan matematika yang setau dini itu untuk pekerjaan rumah bukan sekolah.

Tapi ya mau gimana lagi mereka memang siswa siswi yang seperti itu lah.

Saat dia baru mendudukan pantat di kursi, semuanya langsung bergegas menghampiri dini.

“din minjem tugasnya dong”

“din soal nomer tiga sampai lima”

“din...” semuanya memanggil nama dini.

“ih apaan sih kalian, masih pagi udah bikin kepala gue migren aja” dia mengeluarkan buku bersampul merah marun.

Saat mereka akan membukanya dini bergegeas keluar dari kelas.

“dini!!,, sialan lo juga belum ngerjain tugas” teriakan cowo di dalam kelas, dia langsung di tarik dan di dudukan kembali.

“kenapa lo belum ngerjain?”

“sekarang gue juga mau tanya, kenapa kalian belum ngerjain?” dini mencoba membalikan pertanyaan dengan bersedekap di depan dada.

“ya karena susah lah”

“ya udah kalo gue belum ngerjain ya alesannya sama kaya kalian ogeb”

" gak mungkin seorang dini yg punya otak encer gak tau cara nyelesein soal kaya gini" aldo menonyor kepala dini

Tap tap tap

Terdengar suara hentakan hils yang mengenai lantai, bunyinya begitu nyaring.

Buru buru semuanya langsung kembali ke tempat duduk masing masing.

Munculah wanita paruh baya dengan dandanan yang tidak sesuai dengan umur alias menor.

“selamat pagi anak anak! kumpulkan tugas kalian ke depan sekarang” semuanya maju ke depan dan menumpuk buku di atas meja guru

“kenapa belum ada yang mengerjakan satu pun?” suara lantang itu membuat seisi ruang kelas berasa terkena gempa.

“gak bisa bu” jawab mereka kompak dengan memasang wajah tanpa bersalah

“saya tidak mau tau, pergi kelapangan semua dan lari sepuluh putaran! Dengan syarat harus kompak” Tanpa bantahan mereka semua keluar lapangan dengan memaki dalam hati.

Di lapangan dengan langkah kaki yang sama 32 murid itu berlari santai dengan mengitari lapangan yang cukup luas.

“aggh gue gak sanggup” teriak rara dari barisan tengah

“oke, pelanin ritmenya”dari barisan depan seorang cowo memberikan perintah
barisan tengah

》》》》》♡♡
Segitu dulu aja ya😊
Jangan lupa tinggalkan jejak🐾
TEKAN BINTANG SEBELAH KIRI!!
☆☆☆

Ditunggu part selanjutnya ya!🙈
Maaf kalo ada kata/ejaan yg salah yah

ILY ketua Osis cupu  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang