17

1.1K 71 37
                                    

**

     Kyuhyun kini tengah termenung di depan jendela kamarnya, ia menatap ke arah bintang yang bertaburan di langit. "Ayah...Ibu apakah itu kalian?" ia bertanya dengan suara pelan seraya menatap dua bintang yang lebih terang di antara bintang-bintang lainnya.

"Ayah... Ibu... Maafkan Kyuhyun karena telah menyia-nyiakan dan menyiksa Donghae, maafkan Kyuhyun karena tak menjalankan amanat dari kalian. Sekarang Donghae sakit parah, Kyuhyun mohon jangan bawa Donghae" Kyuhyun bicara seolah-olah kedua bintang itu adalah orang tuanya. Ia begitu menyesali perbuatan bodohnya, ia merasa masih begitu bersalah meskipun Donghae telah memaafkannya.

Jika Kyuhyun bisa Kyuhyun ingin menghapus segala rasa sakit yang dialami oleh adiknya, ia ingin menggantikan posisi adiknya untuk menerima rasa sakit itu. "Ayah... Ibu... Izinkan Kyuhyun untuk menjalani kehidupan bahagia bersama Donghae" lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Grep.... Seketika ia merasakan seseorang merangkul pundaknya. "Hae~ya..." ucap Kyuhyun saat melihat Donghae yang merangkulnya.

"Kenapa hyung sedih?" tanya Donghae lembut.

"Sejak kapan kau disini Hae?"

"Sejak kata ayah ibu itukah kalian itu keluar dari mulutmu hyung"

"Jadi kau mendengar semuanya Hae?" tanya Kyuhyun menatap Donghae.

"Iya hyung. Hyung jangan sedih, Hae masih ada disini menemanimu, kita masih bersama. Ayah dan ibu memang tak akan menjemputku tapi aku yang akan menyusul mereka sendiri" jawab Donghae yang justru malah mengucapkan kalimat yang sensitif.

"Hae kenapa kau bilang seperti itu eoh?" Kyuhyun menatap Donghae intens.

"Hyung... Aku hanya ingin mengatakan ini karena aku takut jika aku tak bersama denganmu lebih lama lagi. Hyung, aku ingin menjadi bintang tapi...aku takut" ujarnya dengan suara pelan.

"Maksudmu apa saeng?" tanya Kyuhyun lembut.

"Hyung, jika aku telah meninggalkan dunia ini maka aku ingin menjadi bintang yang paling terang yang bisa menerangimu. Tapi... Aku takut jika aku akan menjadi sendirian, seperti bintang yang itu" ucap Donghae seraya menunjuk ke arah bintang yang paling terang , namun bintang itu sendiri, ia terpisah dari sekian banyak bintang di sekitarnya.

"Hae..." Kyuhyun melirih.

"Kau tak akan menjadi bintang untuk hyung, jikapun kau menjadi bintang maka hyung harus menjadi bulan juga agar kita selalu bersama. Dimana ada bulan disitu ada bintang, bukan?" lanjut Kyuhyun.

"Tapi terkadang hanya ada bintang tanpa bulan, dan bintang yang paling terang itu berada jauh dari bulan. Lantas bagaimana kita akan bersama hyung?" tanya Donghae menatap manik cokelat milik sang hyung.

"Kalau begitu kita jangan jadi apapun, cukuplah menjadi kakak adik yang selalu bersama hingga kita tua nanti. Jangan saling meninggalkan, kita harus bersama Hae"

"Kalau aku tak bisa bagaimana hyung?" Donghae bertanya dengan putus asa.

"Kau pasti bisa Hae, jika kau tak bisa maka hyung yang akan membuatmu bisa. Hae, untuk kali ini tolong jangan bicarakan hal-hal yang membuat hyung sedih lagi. Jebalyo Hae..."

"Baiklah. Hae tak akan melakukannya lagi, jadi tersenyumlah" kedua kakak adik itu pun saling melemparkan senyumnya, mereka hanya ingin bahagia tanpa ada sesuatu menyedihkan yang merusak kebahagiaannya.

"Maafkan hyung yang belum bisa membahagiakanmu"

"Hyungie.... Jika kau tak bisa menjadi pensil untuk menuliskan kebahagiaan dalam hidupku, jadilah penghapus untuk menghapus kesedihan dalam hidupku" ujar Donghae lembut. Kyuhyun tersenyum haru dengan ucapan sang adik.

Can I Reach Your Heart? [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang