Something to be Learned

2.4K 133 4
                                    

"Aku mencintaimu walau dalam diam, aku selalu mengagumimu walau tak pernah aku ungkapkan padamu~"

Senin. Hari yang paling dibenci dan seandainya bisa dihindari oleh setiap siswa/i sekolah manapun. Mereka belum bisa move on dari hari libur saat weekend yang hanya mereka dapat dua hari dalam seminggu. Untuk menemui weekend lagi mereka harus melewati lima hari dan mereka hanya perlu satu hari untuk menuju hari Senin.
Lihat? Bagaimana dengan kejamnya hari senin membunuh semua mimpi indah mereka. Ya, setidaknya seperti itulah yang selalu dikeluhkan oleh orang-orang pemalas yang saling bergandengan tangan untuk mengutuk hari Senin.
Padahal hari Senin salah apa sehingga mereka dengan ikhlas mengutuknya.

Yang mereka benci dari hari senin yang lain adalah 'Upacara'.
Seperti saat ini, kepala sekolah tanpa terlihat lelah sedikitpun menyampaikan wajengan-wajengan untuk ratusan siswa/i yang sedang berdiri dihadapannya yang sudah mulai jengah mendengarkan kalimat-kalimat dari kepala sekolah yang mereka yakini itu kalimat yang sama yang dia sampaikan pada senin-senin sebelumnya.

Matahari semakin terik membiaskan cahayanya keseluruh penjuru sekolah dengan angkuhnya. Bahkan sang surya pun tidak berpihak kepada mereka kali ini. Lihat? Bukankah ini sudah cukup banyak alasan untuk membenci hari senin?

"Itu kepsek apa gak capek ngomong terus sambil berdiri gitu? Mana panas banget lagi!" keluh siswa yang berada dibarisan belakang.

"Gila ini mah, pengen pingsan aja udah gak kuat gue!" keluh siswa yang lain

"Sama. Pengen kesurupan aja biar upacaranya dibubarin" celetuk siswa yang lain sambil mengibas-ngibaskan seragam bagian dadanya berharap mendapatkan sedikit kesejukan dari aktifitasnya itu.

"Lo semua bisa diem gak!? Gak cuma kalian yang kepanasan! Gak cuma kalian yang capek. Kita semua juga ngerasain itu, jangan egois jadi orang!" cerca seorang siswa bertubuh kecil yang sedang berdiri dalam barisan paling belakang. Ditatapnya dengan ekspresi datar semua siswa/i yang mengeluarkan keluhan sedari tadi yang membuat mereka kicep seketika.

Kesal, lelah, panas mungkin itu yang sedang dirasakan laki-laki bertubuh mungil itu sama seperti mereka. Tapi lebih kesal mendengar mereka yang mengeluh gak bisa mengubah keadaan daripada mendengar bacotan kepala sekolah yang masih setia berceloteh didepan sana.

Jam sudah menunjukan pukul sembilan, hampir satu jam kepala sekolah menyampaikan nasehat-nasehat kepada siswa/i—nya. Seandainya saja tidak ada guru yang berani mengingatkan waktu belajar, mungkin kepala sekolah itu masih setia berdiri di hadapan murid-muridnya sambil menyampaikan wajengan yang selalu diulang-ulangnya.

"Kyungsoo!" Panggil seorang dari arah belakang yang membuat sang pemilik nama mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara.

"Hmm.." laki-laki bertubuh mungil itu hanya bergumam sebagai tanda respon dari panggilan temannya itu.

"Lo liat Chanyeol?" Ujarnya saat sampai di kursi taman yang diduduki Kyungsoo.

"Ngga." jawabnya singkat.

"Irit bener itu mulut kalo ngomong"

"Dia gak ada dari upacara tadi, mungkin kesiangan atau bolos lagi" sahut Kyungsoo santai.

Best(Boy)Friend!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang