Hoax

107 26 14
                                    

"KABAR LU PACARAN SAMA KAK ANGGA SATU SEKOLAH UDAH TAU. SEMUA CEWEK CEWEK SEKOLAH INI NGEGIBAHIN LU RA! GUE SALUT SAMA LU, BISA NGALAHIN CEWEK SATU SEKOLAH INI BUAT DAPETIN KAK ANGGA. SELAMAT SOB" teriak Amanda sahabatnya yang biasa dipanggil Manda.

"Gila lu yah! Ngomong kenceng amat kayak ngomong sama orang tuli" protes Ara kepada sahabatnya itu

"Maaf maaf gue khilaf, saking senengnya gue sampe teriak teriak" ujar Manda yang sekarang melembut

"Lagian lu apaan sih, dapet berita dari mana?, hoax kali tu"

"Eh jangan belagak bego ya lu, satu sekolah juga udah tau, masih aja ngelak"

"Sumpah gue gatau apa apa. Gue bilangin ya, gue nggak pernah jadian sama kak Angga. Gue emang kagum sama dia tapi ga mungkin kami jadian. Sudahlah gue mau keperpus"

Baru beberapa langka gadis itu melangkah suara nyaring itu menghantamnya lagi
"RA JANGAN LUPA TRAKTIR GUE YA"
terikan yang membuat Ara menutup telingan dan cepat menjauhinya.

Sepanjang jalan semua orang menatapnya dengan sinis, hingga membuat Ara risih entah apa yang salah darinya. Rasanya semua orang itu ingin menerkamnya, membuatnya mempercepat langkahnya.

Diperpuskataan terlihat seorang sahabatnya duduk sendiri dimeja memegang buku sastra yang sangat tebal. Ravan Rayhan Putra sahabat Ara sejak berumur 3 tahun. Menurutnya Ravan itu orangnya cetus cuek tapi Ravan yang selalu mengingatkan Ara tentang semua hal yang dilupakan Ara. Cowok pintar yang selalu juara kelas yang satu ini memang selalu nongkrong diperpustakaan atau tokoh buku. Ravan jarang bergaul dengan temannya karna memiliki kepribadin introvert.

"Ravan! sumpah aku risih baget tadi, sepanjang jalan aku dilitin orang, emang kenapa ada yang salah ya dengan aku?" Oceh Ara yang langsung duduk dan memecah konsentrasi Ravan. Ravan hanya melihatnya sekejab tanpa berkata apa apa. Ara sudah terbiasa dengan sikap sahabatnya yang seperti itu.

Keadaan diantar mereka hening Ravan melanjutkan kegiatan membacanya sedangkan Ara membuang muka mencoba mencari hal yang membuatnya ditatap banyak orang

"Itu karna kamu udah jadian sama pangeran sekolah ini" kata Ravan

"Hah!? Van kamu percaya sama aku kan, sumpah aku nggak pernah jadian sama kak Angga" ujar Ara yang berusaha membuat Ravan percaya.
Ravan tidak menjawab sama sekali, ia sangat percaya dengan sahabatnya itu lagi pula Ara dan Ravan pernah berjanji untuk lebih fokus dengan pelajaran bukan pacara waktu kecil dulu.

⚛⚛⚛

"Cuma gara gara hoax yang tersebar disekolah ini hidup gue jadi nyaman, ga ada lagi adek kelas yang ngejer gue dan ga ada lagi cabe sekolah yang ngedatengin gue. Senangnya!!" Kata Angga sambil menindihkan tangan dikepalanya dan membaringkan tubuhnya disalah satu kursi ruang OSIS.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang