Rencana penyelidikan

19 12 3
                                    

Ravan kembali kemeja kantin dengan napas terenggah enggah dan kondisi tubuh sudah tidak karuan.

Manda dan Iqbal masih ada dimeja itu dengan Es lemon segar digelas masing masing.

"Woy cepet cepet, kita harus segera sebelum terjadi apa apa" Kata Ravan dengan napas tidak karuan. Langsung mengambil gelas dari tangan Iqbal dan meminumnya sampai habis

"Woy woy datang datang malah ngeembat es gue" protes iqbal

"Maksud lu cepet paan?" Tanya Manda

Ravan tidak menghiraukan, Ravan hanya fokus pada lemon segar milik Iqbal yang diminumnya.

"Ah seger. Makasih Bal es lemonnya seger banget"

"Lu kenapa? Dari WC malah lari larian kayak habis dikejar oleh kuntilanak WC?" Tanya Manda sekali lagi

"Hah!? Di WC cowok ada kuntilanaknya?. Lapang banget tu kuntilanak ngintipin anak cowok! Berarti termasuk kita dong!?" sambung Iqbal

"Hahaha"

"Nggak, jadi tadi itu gue deng-" ucapan Ravan menggantung membuat kedua temannya itu menyipitkan mata

"Lu kenapa?" Pertanyaan dari Manda itu membuat Ravan berfikir dua kali untuk menjawabnya

"Nggak ada apa apa. EH IYA KITA HARUS CEPET NYELIDIKI ANGGA" bentak Ravan sambil memukul keras meja dihadapannya menbuat semua mata dikantin itu tertuju padanya.
Membuat ketiganya tersenyum malu dan menunduk meminta maaf sambil mengucapkan sorry berbisik bisik.

"Iya iya lagian kenapa sih harus kayak gini? Maksudnya nggak ada untungnya jugakan buat lu? Gini gini lu cuma pengen ngebuktiin ke Ara kalo kak Angga itu nggak baik, yaudah santai aja nggak usah terlalu resmikan?" Kata Manda. Kini tinggal mereka berdua yang ada meja, karna teman kocak bernama Iqbal itu membeli es lemon lagi.

"Manda lu itu nggak ngerti, ini itu soal hati"

"Hati siapa? hati lu?" Manda heran

"Bukan bukan maksud gue gini. Enak aja kalo kita cepet cepet nyelesaiin penyelidikannya" elak Ravan

Belum sempat Ravan menyelesaikan omongannya Iqbal kembali duduk dikursinya membuat fokus Manda terbagi.

"Antara kalian berdua, ada yang tau dimana tempat ngumpul pasukan sekolah itu?"

"Nah beberapa hari yang lalu kak Angga sama rombongannya minta ruangan buat pasukan sekolah itu sama kak Nata, kata kak Nata tunggu izin dari kepala sekolah dulu. Kak nata minta izin sama kepala sekolah tapi ruangan disekolah ini nggak ada yang kosong, kalo mau tunggu sekitar sebulan lagi setelah bangunan keempat sekolah ini jadi gitu kata kepala sekolah" jelas Manda

"Gue nggak nanya soal itu, gue cuma cuma nanya dimana mereka sering kumpul"

"Aelahh!" Manda memutar mata malas

"Mereka biasanya kumpulnya dikantin, diruang musik atau digudang sekolah deket WC cowok" jawab iqbal

"Nahkan bener!?"

"Bener apanya"

"Lupain aja, kok mereka dibolehin ngumpul diruang musik?"

"Karna sebagian dari mereka itu anak Band"

"Oh gitu, berarti Angga juga anak Band?" Tebak Ravan

"Bukan! Kak Angga itu ketua Basket, jago baget dia main basketnya kalo kamu nggak percaya liat aja nanti sore pas pulang sekolah mereka latihan untuk tanding sama anak SMA Bakti Bangsa sekitar seminggu lagi acara tandingnya" jelas Iqbal

"Lagian lu kurang ajar banget Van!" Protes Manda

"Kurang ajara apanya?" Tanya Ravan sambil menggangkat bahunya

"Kak Angga itu kakak kelas kita. Dari tadi lu manggilnya Angga Angga aja, yang bener itu Kak Angga. Hormati dikit dong"

"Males gue ngehormati orang yang suka manfaati orang lain" ucap Ravan Malas

"Siapa yang suka manfaati orang lain?" Tanya Ara dari belakang mereka. Membuat ketiganya menoleh

"Ara" panggil Ravan semangat lagi lagi membuat fokus beberapa orang dikanting tertuju padanya. Sedangkan Ara berjalan mendekati kursi yang masih kosong disana

"Ara kamu nggak marah lag-" ucapan Ravan dipotong oleh Ara

"Udah lupain aja" Ara sambil tersenyum. Membuat Ravan memandangnya dengan penuh Rasa sayang namun tak disadari oleh Ara karna fokusnya teralihkan.

Entah apa yang mereka obrolkan waktu terasa cepat tidak terasi Bel tanda jam istirahat memanggil mereka masuk kedalam kelas.

⚛⚛⚛⚛

Semua orang yang ada di koridor utama sekolah tepatnya berkumpul didepan papan pengumuman.
Hampir semua yang ada didepan papan itu adalah cewek.
Ara, Ravan, Iqbal dan Manda yang punya tujuan sama yaitu kekelas mereka berhenti dengan seribu pertanyaan dikepala masing masing.

"Ini ada apa?" Tanya Ara dengan salah satu siswa yang ikut berkumpul

"Oh itu pertandingan Basket"

"Sekolah kita?"

"Ya iyalah kalo bukan sekolah kita buat apa ada pengumuman dipapan sekolah kita, aneh aneh aja" sindrinya yang langsung pergi meninggalkan kerumunan itu.
Ara hanya berbisik berdecak kesal.

"Woy misi misi kami mau liat" teriak Iqbal membuat semua orang menyingkir dan memberi tempat untuk mereka melihat. Mereka membaca dalam hati kecuali Ara.

"Angga dan Tim?" Teriak Ara membuat fokus ketiganya teralihkan
"Kak Angga main juga ya?" Sambungnya

"Iya, kak Angga ketua Basket sekolah kita" jawab Manda

"Keren, kapan mereka latihan?"

"Sore ini" singkat Ravan

"Pulang sekolah nanti?, aku mau liat Van. Mau ikut?"

"Nggak"

"Oh yaudah aku sendirian"

"Kamu juga nggak, nanti kamu pulangnya kesorean kalo ada apa apa mama kamu yang khawatir"

"Yaudah kalo gitu kamu ikut"

"Aku nggak kamu nggak TITIK"

"Tapi Van-" kalimat Ara terpotong oleh lengkingan suara buk Sari

"ASTAGFIRULLLAH, KALIAN PADA BUDEG YA? BEL SEKOLAH DARI TADI UDAH BUNYI MALAH NGGAK MASUK KELAS, EEH TAK JEWER BARU TAU"
Membuat kerumunan itu bucar bacir mencari letak kelas masing masing.










TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang