Cemburu?

36 18 10
                                    

"Van...Van, Sumpah aku nggak tau kenapa tadi kak Angga ngomong kayak gitu. Kamu dengerin dulu, dengerin Van, dengeri penjelasan aku dulu" pinta Ara sambil mengejar Ravan yang pergerakan jalannya semakin cepat, Ravan tidak merespon apa-apa dan konsisten dengan pandangan lurusnya.

"RAVAN" bentak Ara menarik tangannya. Ravan berhenti dan matanya menatap lurus mata Ara menandakan siap mendengarkan penjelasan.

"Sumpah aku nggak tau kenapa Tadi kak Angga ngomong kayak gitu" ucap Ara yang melembut

"Tapi kamu sukakan?" Tanya singkat Ravan

"Ini bukan yang kayak kamu pikiri"

"Iya tapi kamu sukakan?, sekalian aja kalian jadian!, ingkari janji yang pernah kita buat!"

"Janji?" Bisik Ara dengan muka bingungnya mencoba mengingat janji apa yang pernah dia buat

"Bahkan kamu nggak ingat kamu pernah berjanji, Dulu waktu kita kecil"

"Van itu cuma janji anak kecil"

"Janji anak kecil kata kamu" bentak Ravan yang melepas paksa tangannya dari genggaman Ara dan langsung pergi meninggalkannya.

Tak kuasa menahan tangis, butiran air mata keluar dari mata Ara. belum pernah Ravan sekejam ini, entah apa Kesalahan terbesar Ara melupakan janjinya atau karena panggilan dari kak Angga tadi.

⚛⚛⚛⚛

Suasana kelas ramai tapi terasa sepi bagi Ara, Ravan teman satu mejanya tidak mengajaknya bicara, janganka bicara bahkan tidak menolehnya sama sekali. Ravan Hanya duduk diam memperhatikan guru dan membaca buku sesekali dia sama sekali tidak menghiraukan Ara, membuat Ara merasa satu meja bersama mayat hidup sangat membosankan entah sampai kapan seperti ini pikirnya.

Istirahat, waktu yang ditunggu semua orang. Semua Senang kecuali Ara.
Waktu istirahatnya biasanya dihabiskan dengan Ravan atau Manda, Tapi saat ini Manda sedang rapat OSIS kegiatan yang paling ditunggu-tunggunya karena bisa bertemu dengan Kak Nata ketua OSIS SMA Cendekia. Sedangkan Ravan sama sekali tidak menghiraukannya membuatnya mengambil keputusan untuk tidak mendekati Ravan dulu. Pikirnya Ravan membutuhkan waktu untuk menenangkan hati dan Pikirannya.

Sendirian di taman sekolah membuat ingat kejadian tadi pagi, kata-kata Ravan yang begitu menusuk, tanpa disadarinya tetesan air keluar dari matanya, tangisnya makin pecah. Pipinya kini basah karna air matanya sendiri.

Tangan putih mulus mendarat tepat di pipinya dan menghapus semua air mata itu.

"Jangan nangis Nanti cantiknya ilang" ucap Angga yang langsung duduk di samping Ara tanpa Rasa bersalah.
"Kamu kenapa?" Sambungnya

"Kakak kenapa sih bilang ke semua orang kalau kita pacaran? kita nggak ada hubungan apa-apa Kak! Kenapa Kakak manggil aku sayang tadi di parkiran? Kenapa Kak Kenapa?" Ucap Ara yang masih tersedu-sedu karena tangisnya tadi.

"Kakak manggil kamu apa?" Tanyanya santai seperti tidak tau apa-apa

"Sayang!"

"Iya ada apa sayang?"

"Heee kakak tu nyebelin, NYEBELIN BANGET" geram Ara

"Nyebelin tapi ngagenin"

"Diam kak diam. Sumpah demi apapun aku benci banget sama kakak"

"Jangan terlalu benci, nanti berubah jadi cintaaaaaa"

"Aku mau pergi!" Kata ara beranjak dari tempat duduknya

"Jangan pergi Aku masih kangen ni" ucapnya yang tadi hiraukan Ara, dan langsung pergi menjauh.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang