Diantar pulang

21 14 3
                                    

Ingin menangis rasanya kesal dan menjerit mengetahui Ravan pulang duluan meninggalkannya.

"Ravan" tangisnya pecah sendirian di depan gerbang sekolah terlihat semua anak sudah meninggalkan sekolah membuatnya yakin tidak ada satupun anak yang bisa menumpanginya pulang kerumah.

Kalaupun naik kendaraan umum seperti bus pasti akan sampai malam hari belum lagi urusan Jalan Jakarta yang kaya pena habis macet.

"AAAA" teriak Ara yang diikuti, tangis tak mampu lagi menahan kegeramannya lalu menutup mukanya dengan kedua tangannya karena sudah dibanjiri oleh air mata. Ravan tidak pernah semarah ini padanya bahkan tidak bisa jauh dari Ara.

"Nangis mulu kayak nggak ada kerjaan lain" ucap seseorang dari atas motor Ninja berwarna hitam merah membuatnya terlihat semakin keren. entah darimana dia muncul tapi suara itu berhasil membuat Ara kaget dan menaruh harapan ada orang yang mengantarkannya pulang.

"Kak Angga?" teriaknya setelah membuka muka yang sebelum ditutupi menggunakan kedua tangannya

"Hai" ucap santai Angga sambil Melambaikan tangan ke arahnya
Habislah harapan, Ara tidak mau diantar oleh Angga, kalau pun Ara mau pasti yang Angga tidak mau mengantarnya. Tapi mau gimana lagi tidak ada satupun orang di sekolah ini pikirnya.

"Kenapa nangis terus sih Kan aku sudah bilang jangan nangis nanti cantiknya hilang"

"Ha udahlah ga penting. Kak anterin pulang ya! Please Kak Jangan nolak ya kak ya please" sambil memegang tangan Angga sebenarnya Angga risih dan kaget karena cewek satu ini bertingkah seperti Tasya.

"Iya iya" ucap Angga sambil melepaskan genggaman Ara dari tangannya.

⚛⚛⚛⚛

Perjalan terasa sepi biasanya ada mulut yang tak henti mengeluarkan suara. Ara lagi apaan sih tumben diam pikirnya.

"Ra?"
"Ra"
"Ara?" Panggilan terakhir nya sambil menoleh kebelakang yang memang tidak ada Ara diatas motornya. Ravan baru sadar kalau dia melupakan Ara dan langsung menghentikan motornya memutuskan untuk memutar balik dan menjemput Ara di sekolah.

Kalau ditanya perasaannya saat ini jawabannya campur aduk mulai dari khawatir takut ada apa-apa dengan Ara sampai merasa sangat bersalah.

⚛⚛⚛⚛

"Rumah kamu di mana" tanya Angga

"Di Kompleks Permata Blok C Nomor 48"

"Oh..aku tau, karna hari sudah gelap Aku mau ngebut jangan lupa pegangan. Nanti jatoh"
Benar saja tanpa memberi aba-aba Angga langsung masuk ke gas dan membuat Ara kaget, yang tak sengaja langsung merangkul pinggang Angga.
Di waktu yang bersamaan dari arah berlawanan akan menyaksikan hal itu, membuatnya sedikit berkaca kaca.

⚛⚛⚛⚛

Ravan memutuskan menemui Ara untuk meminta maaf. Ravan sadar tak sepantasnya berkata seperti siang tadi dan tak berhak membatasi semua gerak Ara bagaimanapun arah sudah besar bukan anak-anak lagi dan seharusnya Ravan sadar kalau dirinya cuma sahabat bukan orang tua ataupun pacar yang melarang semua hal yang dilakukan oleh Ara kalau dirinya tidak suka.

"Tok tok" ketukan pintu yang terdegar nyaring

Malam ini bukan malam seperti biasanya bagi Ara. Perasaannya tidak tenang entah apa penyebabnya. Ara selalu ingin mengeluarkan air mata bila teringat semua hal yang sudah dilakukan Ravan di sekolah. Jujur saja Ara tak mampu membenci Ravan, bagaimanapun Ravan adalah sahabatnya dan hanya karena Ravanlah dirinya bisa jadi sepintar ini.

"Masuk aja" jawab Ara memasang muka malas yang memang tidak mood

"Ravan?" Ucapnya yang sangat kaget

"Ra aku minta maaf, Aku sadar aku nggak berhak melakukan hal kayak tadi dan Sumpah demi apapun aku lupa nunggu kamu pulang sekolah tadi percaya atau tidak, Itu terserah kamu tapi aku minta maaf Aku benar-benar minta maaf. Ra aku-" perkataan Ravan berhenti karena Ara menutup mulutnya. Perasaan Ara saat ini benar-benar terharu. Jarang banget ada cowok yang mau mengakui kesalahan dan minta maaf duluan.
Keadaan hening, mata mereka berdua sekarang saling menatap seakan mata yang mulai bicara saat ini.

"Aku percaya tidak ada kata maaf dan terimakasih dalam persahabatan jadi kamu nggak perlu minta maaf. manusia namanya, jadi banyak kesalahan, lebih banyak kesalahannya malahan" ucap Ara seakan sudah kembali moodnya.





Vote....

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang