"Ra! Mama sama papanya Ravan lagi pergi temenin gih sana kerumahnya" teriak Yanti mamanya Ara dari ruang makan
Ara ataupun Ravan sering menemani satu sama lain saat orang tua sedang tidak ada dirumah
"Wah mood!" Batin Ara
"Iya ma bentar!" Teriak ara sambil beranjak dari tempat tidurnya⚛⚛⚛⚛
Tidak ada pekerjaan istimewa baginya baik sendirian ataupun bersama keluarga, hanya saja Ravan ingin menenangkan otaknya dan memilih duduk dibalkon rumah sambil memandangi langit malam.
"Ravan!" Teriak ara yang langsung duduk disamping. Rasa tenang berubah jadi rusuh tapi nyaman. Bagi Ravan sahabatnya ini memang sangat hebo dan tidak bisa diam tapi entah kenapa nyaman bila Ara berada didekatnya.
"Apa" jawabnya
"Kok kamu ga baca buku?" Tanya Ara heran karna biasanya sahabatnya ini selalu memengang buku
"Lagi pengen nenangi otak aja" ujar Ravan singkat
"Oh" singkat Ara. Keadaan hening diantara mereka. Keduanya sibuk dengan urusan masing masing.
"Eee langitnya bagus ya!?"
"Kamu ngapain kesini!?" Serempak keduanya yang membuatnya tertawa kecil. Keadaan kembali hening, keduanya menatap mata satu sama lain"Iya langitnya bagus"
"Sengaja pengen nemenin kamu" sekali lagi serempak mereka. Keadaan kembali hening, meraka berdua menatap langit malam yang saat itu penuh bintang"Ravan kira kira yang bakal duluan suka diantara kita siapa?" Tanya Ara yang matanya masih fokus kelangit
"Kamulah, kamukan suka cowok cowok ganteng"
"Trus?"
"Aku ganteng" jawabnya pede. Keduanya tertawa lepas. Dan Ara belum pernah merasa Ravan seromantis malam ini, dibalik keintrovertan Ravan, ternyata ada keromantisa yang sangat besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
Jugendliteratur"Angga itu nggak baik buat kamu Ra. Angga banyak musuh di luar sana belum lagi komplotan nakalnya dan klub-klub aneh yang diikutin. Alasan sekolah Milih Dia jadi anggota OSIS cuma supaya ada yang memberantas siswa nakal di sekolah. belum lagi--" uca...