Rencana Reinhard

1.4K 44 12
                                    

" Lucya! " Teriak seseorang dari bibir pintu.

" Ara ara... Reinhard? " Gua ngomong sambil ngelepasin serpihan botolnya dan nyamperin Reinhard.

Dia meluk gua erat, gua gak tahu kenapa dan gua nanggahin kepala gua dan mandang mata Reinhard.

" Lo kenapa kesini? " Tanya gua.

" Gua tahu lo pasti bakal ngelakuin ini, jangan Lucya... Nanti nama baik lo tercoreng... " Reinhard ngomong sambil ngelus pipi gua.

" Em... Baiklah... Maaf ya... Ayo pergi. " Gua narik tangan Reinhard buat keluar.

" Oyy!!! Lepasin guaa!!! " Teriak Lucano.

Guapun cuma ngelirik dan senyum kearah dia.

" Gua aja yang nyetir. " Kata gua sambil ngambil kuncinya di saku celana Reinhard.

Kita ada di dalem mobil.

" Lo gak mabuk? " Tanya Reinhard.

" Mana ada gua mabuk! " Gua nyanggal galak.

" Udah sampe lo ganti baju ya, gua keganggu liat lo gitu. " Kata Reinhard sambil nolak buat ngelirik gua.

Gua ketawa sambil belokin mobil.

*Skip

Kita sampe di sekolah kembali. Murid udah pada masuk semua, kecuali gua, Jeseline, Ereline, dan Reinhard.

Gua langsung markirin mobilnya dan pergi ke ruangan gua sama Reinhard.
Disana ada Jeseline sama Ereline yang lagi nungguin gua dengan baju berbercak darah.

" Gua pulang! " Kata gua semangat sambil nutup pintunya.

" Astaga!!! " Reinhard teriak karena liat mereka berdua dikotorin sama bercakan darah.

Dan mereka cuma nyengir bego.

" Gua kira kalian cuma bohong lho... " Kata gua sambil ngebuka stoking gua.

" Emang bohong kok. " Kata Ereline masih nyengir.

" Lalu darahnya?! " Reinhard ngegas.

" Hahaha... Ini cuma darah darahan yang ada dilemari Lucya! " Mereka berdua ketawa ketawa.

" Eh! Gila lo! Itu bukan darah darahan bego! Itu darah asli! " Kata gua sambil langung ngecek lemari gua.

" Hah? " Jeseline kikuk.

" Itu darah buat kalo gua kurang darah bego... " Kata gua sambil pasrah buka resleting baju gua. Dan ngambil baju seragam gua. Guapun ganti baju disitu.

" Lah.. Maaf Cya... Kita gak tahu... Pantesan hanyir... " Kata Ereline nunduk.

" Christine mana? " Reinhard nyapluk.

Mereka ngebuka ruang isolasinya.

Disana ada Christine yang tetep cantik gak diapa apain cuma disekap doang. Guaoun ngebuka sumpalan mulut Christine dan meluk dia.

" Apaan apaan lu bangsat! " Christine teriak.

" Eh? " Gua heran.

" Lo apain Lucano!!? " Dia teriak nangis.

" Dia gak papa Christine, cuma ada luka dikakinya, gua udah ngirim ambulan kok. " Kata Reinhard, gua senyum.

Gua masih ngutak ngatik di deket dia buat ngelepasin talinya. Talinya udah lepas dia langsung berdiri dan meluk Reinhard.

Gua melotot liatnya. Dan Reinhard dia malah meluk balik Christine dengan tulus.

" Reinhard... " Gua manggil lembut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Not a Real Nerd (Fake Nerd Girl) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang