19. Harapan Sempurna

1.7K 75 6
                                    

Angga Abimana

Menunggu memang sesuatu yang membosankan, apalagi yang aku tunggu saat ini adalah kabar yang berhubungan dengan masa depan hubunganku dengan Mira. Sesuai dengan apa yang Mira rencanakan sebelumnya bahwa hari ini ia akan pergi menemui ke dua orang tuanya untuk membicarakan tentang hubunganku dengannya yang bisa dibilang serius untuk melangkah lebih jauh, dan apabila orang tuanya terlihat merestui maka minggu depan aku akan menemui mereka untuk menunjukkan keseriusanku mempersunting Mira.

Waktu perlahan telah berlalu, namun hingga petang tiba, Mira belum juga kembali ke rumahnya. Selama beberapa kali aku mengintip dibalik jendela untuk melihat apakah mobilnya sudah ada di sana atau tidak, tapi ternyata hingga suasana benar-benar telah gelap gulita, Mira tak juga tiba.

Rasa khawatirku mulai timbul, memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi, mulai dari terjadi sesuatu yang tak diinginkan dalam perjalanan hingga yang berkaitan dengan restu dari orang tuanya pada hubungan kami. Aku tak berani menghubunginya untuk sekadar bertanya kabar, khawatir ia sedang membicarakan hal penting dengan orang tuanya, Namun akhirnya penantianku berakhir seiring mobil yang perlahan berhenti tepat di depan rumahnya. Aku segera membuka dan berdiri di ambang pintu. Mira sepertinya tak menyadari keberadaanku, ia tak langsung keluar dari mobil, hingga ku putuskan untuk menghampiri. Sesaat aku berdiri di samping pintu mobil di mana ia mengemudi, namun ia masih juga tak menyadari keberadaanku.

Cukup dengan sekali ketukan membuatnya tersadar dengan keberadaanku.

Mira keluar dari mobilnya lalu tanpa berbicara apapun ia memelukku. Aku membiarkannya dalam pelukan tak ingin sedikitpun mengusik ketenangan yang mungkin saja ia temukan, aku berusaha memahami bahwa yang ia rencanakan sepertinnya tak mendapat hasil sesuai harapan. Cukup lama aku membiarkannya seperti itu sampai pada akhirnya aku mengantarnya masuk dan bermaksud memastikan agar ia bisa segera beristirahat, tapi ternyata, salah satu tanganku digenggamnya, menahan niatku untuk kembali ke rumah.

"Mas, tunggu, Ada yang pengen aku omongin."

Ketika aku akan beranjak, Mira mencegahku. Dari nada bicara serta ekspresinya menatapku, bisa dipastikan kalau yang akan ia bicarakan adalah hal yang serius. Aku kembali duduk untuk mendengarkan apa yang akan ia katakan.

"Sebelum aku cerita tentang apa yang terjadi tadi, apa kamu yakin bakal siap perjuangin aku?"

Entah kenapa Mira menanyakan hal itu, tapi aku rasa sesuatu benar-benar telah terjadi dan itu tak seperti yang ia harapkan.

"Ya, aku siap."

Aku menjawabnya mantap, tapi jawabanku hanya mampu membuatnya sedikit tersenyum.

"Sebenernya apa yang terjadi?"

Aku menatap Mira yang kali ini tertunduk tanpa ku sadari kini ia telah menangis. Aku menghampiri dan duduk di sebelahnya, merangkul lalu membenamkan wajahnya dalam  dada, tangisnya semakin pecah yang membuatku berpikir bahwa sesuatu yang akan ku hadapi benar-benar sulit.

"Papa gak percaya apa yang jadi pilihanku."

Di sela tangisnya, Mira berusaha menjelaskan apa yang terjadi di sana. Perlahan aku mengangkat kepalanya dan mengarahkan wajahnya agar ia menatapku, ku usap lembut menghapus air mata juga kesedihannya.

"Gak perlu khawatir, aku akan perjuangin kam, karena kamu mau aku perjuangin."

Aku berusaha meyakinkannya walaupun aku sendiri sebenarnya ragu, terutama ketika masalah yang akan dihadapi nanti harus berkaitan dengan Syafina.

"Apa kamu cerita tentang latar belakang dan statusku sama mereka?"

Mira mengangguk dan jawaban itu bisa ku mengerti, memang seharusnya dalam menjalin hubungan tak boleh ada yang ditutupi, semua harus jelas, karena ketika sesuatu dimulai dengan kebohongan maka akan muncul kebohongan-kebohongan lainnya untuk menutupi. Aku bisa memahami kalau mereka akan ragu dengan status dari orang yang akan menjadi pendamping putrinya kelak dan itu hal yang wajar, untuk itu aku akan mengajak serta Syafina untuk bertemu dengan mereka.

DUDA? Hot Daddy (Eps.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang