1. Hal yang tidak diinginkan

31.5K 1.2K 30
                                    

Karena ini cerita REMAKE..

jadi kalo ada typo tentang cerita sebelumnya yang masih ketinggalan.. tolong ditandain

okey.. happy reading..


Suara keyboard yang di timpa oleh jari-jemari manusia terdengar halus. Perangkat komputer yang digunakan memang sudah canggih sehingga bisa meredam gerakan jemari itu untuk tidak menghilangkan konsentrasi penggunanya. Di sebuah perusahaan besar yang bergerak dalam bidang fashion, di ruangan HRD nampak sunyi dan hanya ada sekumpulan manusia yang terfokus dengan apa yang ditugaskan kepada mereka gerakan yang teratur dengan fokus yang tak akan terepecah meskipun petir menyambar diluar sana karena hujan tengah rutun dengan lebat.

Termasuk juga untuk Naya, karyawan dar ruangan itu nampak serius menggeluti laporan yang ada di mejanya dengan sesekali meneliti angka dan huruf yang tertera dalam layar komputernya yang menyala. Rambut panjangnya yang tergerai berwarna coklat nampak indah dengan gelombang di akhir helaiannya dan busana kantor yang berupa dres warna coklat susu nampak serasi dengan make up yang natural dengan pewarna bibir yang terpoles lipstik warna nude.

Primadona ruangan HRD itu memang selalu tampak elegan dengan dandanannya. Banyak pria yang sudah menaruh hati pada wanita itu, tapi sayanganya Naya nampak sekali enggan untuk menajalin hubungan asmara atau bahkan mengungkit soal hal tersebut. Wanita itu kemudian dikenal sebagai si pekerja keras karena mulai diketahui jika wanita itu hanya hidup sebatang kara di tengah kerasnya kota Jakarta. Tak ada orang tua maupun saudara yang menemani hidupnya sejak wanita itu mulai menginjak bangku kuliah dan bekerja keras sendiri. Beberapa teman yang menginformasikan jika dulu Naya adalah pribadi yang menyenangkan dan banyak bergaul, namun tidak sekarang, entah masalah apa yang menimpa wanita itu, namun sejak selesai dengan kuliahnya, Naya mulai berubah dan memilih menutup diri.

"Ada yang lo butuhin?" Tanya Naya pada salah satu karyawan di ruangannya bekerja itu.

"Nggak, gue cuma mau ngajak elo makan siang, princess.. ini sudah lewat 10 menit dari jamnya." Kata Danita, rekan paling dekat dengan Naya di perusahaan tempatnya bekerja. Wanita dengan paras cantik dan kulit putih yang memiliki tinggi semampai.

"Tunggu.. mau nyimpen beberapa laporan dulu." Kata Naya meminta Danita menunggunya untuk menyelesaikan beberapa urusan di komputernya.

Selesai dengan urusannya, Naya kini berada di tengah lautan manusia yang meramaikan kantin di lantai 11 kantornya. Lantai yang diperuntukan untuk menyajikan makanan dikala istirahat atau kopi di sela setresnya bekerja itu kini dipadati karyawan yang sudah kelaparan dan segera ingin menyantap makanan.

Beruntung dia dan Danita masih bsia menemukan kursi kosong untuk tempat mereka duduk setelah mereka mendapatkan makan siang mereka. Sebenarnya mereka bisa saja memilih untuk mengisi perut mereka di deretan resturant di depan gedung perusahaan ini. Namun pekerjaan yang menuntut mereka untuk tidak terlalu lama menyantap makanan. Mereka harus segera kembali ke bilik kerja mereka dan menuntaskan target yang harus diselesaikan karena akan adanya pergantian pemimpin membuat keadaan perusahaan di serang target tak terduga untuk segera merampungkan segala urusan guna pemindahan kekuasaan yang akan dilaksanakan 1 minggu lagi.

"Gosip yang beredar nih, Nay... kalau direktur utama kita nanti masih muda lho.. Dia dulunya general manager di cabang perusahaan di Singapura. Dan dia ini diminta bua memimpin kantor pusat ini karena kinerjanya." Kata Danita mengeluarkan gosip yang terus santer terdengar soal Direktur Utama mereka yang masih ramai diperbincangkan.

Naya yang maish mengunyah makanannya tidak langsung membalas gosip Danita. "Gue nggak terlalu penasaran soal itu, lagi pula nanti ruangan kita juga yang bakalan pertama kali tahu siapa Direktur Utamanya kan? Lusa berkas Direktur Utama kita masuk." Kata Naya menanggapi.

My Boss And His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang