7. Ingatan Kecil Tentangnya

16.4K 1K 9
                                    


Naya duduk di kursi dengan beberapa orang yang berada semeja dengannya. Bentuk meja itu bundar dengan 5 orang mengisi meja itu. Dan posisinya duduk di tengah sesuai dengan nama yang sudah tertera di sandaran kursi.

Pelatihan ini sudah di mulai pukul 8 pagi tadi. Dengan pakaian yang di tentukan berwarna hitam putih namun dengan gaya bebas asal sopan dan formal. Naya memilih menggunakan blouse warna hitam dan rok warna putih yang sangat menonjolkan lekuk pinggulnya. Dia salah membawa rok sehingga dia membawa rok yang di belinya 2 tahun lalu karena modelnya hampir sama. Ia pasrah karena panjang rok itu lebih dari 5 centi di atas lutut. Di pinggangnya, sebagai pemanis dia menambah belt kecil berwarna coklat. Dan sepatu stiletto warna putih gading tidak ketinggalan juga, lalu Jam tangan yang mengisi pergelangan tangan kirinya. Rambutnya ia gerai lurus. Plus make-up minimalis yang manis jika dicocokan dengan penampilannya saat ini.

Dirinya adalah salah satu karyawan perusahaan yang bergerak dalam bidang fashion dan termasuk dalam perusahaan ternama di negeri sejuta kepulauan ini, jadi tampil menarik adalah hal wajib menurutnya. Karena itu bisa membawa citra perusahaan menjadi baik.

Naya memperhatikan dan sesekali mencatat hal-hal penting dari apa yang disampaikan narasumber di panggung depan yang jaraknya 5 meter dari mejanya. Pelatihan yang tadinya hanya 3 hari di perpanjang menjadi 4 hari setelah beberapa pertimbangan dari panitia dan perusahaan yang membawa karyawannya ikut. Pengumuman itu disampaikan tadi begitu acara seminar sebagai salah satu agenda pelatihan dimulai. Naya sendiri senang-senang saja karena dia bisa sedikit rehat dari padatnya pekerjaan, walaupun dia juga harus bersiap ketika sekembalinya ke kantor, dia akan melihat gunungan kertas di meja kerjanya.

Beberapa narasumber yang datang rata-rata sudah berumur dan seorang pemimpin perusahaan yang mengadakan acara pelatihan ini. Acara seminar menjadi kaku dan sangat formal ketika itu. Namun ketika Fazran—ya.. pria itu juga menajdi narasumber dan satu-satunya yang masih berambut hitam duduk diatas panggung sana menunjukan wibawanya—antusias karyawan tentu berbeda ketika Fazran naik ke podium untuk menyampaikan kalimatnya. Kebanyakan karyawan perempuan bersikap seolah menemukan diskon di pusat berbelanjaan.

Naya tidak heran, dengan penampilan eksekutif muda, setelan jas slim fit, wajah tampan, aura cerdas, dan tatapan ramahnya mampu menarik mata siapapun menatapnya lebih dari 2 kali. Kalimat-kalimat yang disampaikan Fazran tentang bekerja di perusahaan fashion dan pengalamannya selama ini dalam bidang manajemen dan bisnis disampaikan dengan apik dan ringan. Semua peserta tenggelam dalam penjelasan Fazran. Termasuk Naya.

Bagi Naya, melihat Fazran dalam sosok ini memang bukan sekali saja. Saat mereka masih di jenjang perkuliahan, Fazran adalah senior yang aktif dan selalu menjadi panutan mahasiswa lain. Tampan, cerdas, ramah, dan berwibawa. Fazran kerap menjadi bintang dalam setiap acara mahasiswa yang diadakan kala itu. Dan satu lagi daya tarik Fazran adalah dia pintar menyanyi, pandai juga memainkan gitar dan drum. Pria itu juga bisa membuat lagu. Andai saja pria itu memilih jalur menjadi seorang artis untuk karirnya, Naya yakin, pria itu adalah idola yang di gandrungi oleh remaja bahkan yang seumuran dengannya. Fazran mampu melakukan itu.

Sekitar 15 menit Fazran menyampaikan kalimatnya. Walau sebentar ketimbang nara sumber lain, namun menurut Naya, isi dari penjelasan Fazran yang paling diingatnya karena cepat di mengerti.

Acara berhenti sejenak untuk makan siang. Ada dua pilihan untuk peserta, ingin pergi keluar di sekitaran hotel atau tetap di tempat karena panitia menyediakan tempat makan khusus dan itu gratis. Naya sendiri memilih untuk stay karena ia malas untuk berjalan keluar karena cuaca hari ini panas.

Dia mengambil wadah makannya yang dia isi dengan daging sapi lada hitam, rujak, dan sup ayam serta nasi. Minumnya ia memilih air mineral dingin lalu membawanya ke luar dimana tidak banyak orang yang duduk disana. Saat ia baru saja beberapa suap memakan makannannya, tiba-tiba di depannya datang Fazran. Mereka duduk berhadapan disana dan ia melihat Fazran makan nasi goreng seafood. Favorit pria itu.

My Boss And His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang