Suasana di perusahaan masih kondusif namun wartawan masih betah menunggui tanggapan dari Fazran yang jelas tidak mau terlibat untuk memberi wartawan-wartawan itu bahan berita. Cukup dia memperlihatkan pada publik bahwa dia sedang dekat dengan seorang wanita. Selain itu dia akan tertutup. Dia tidak mau membeberkan lebih jauh siapa wanita yang sedang dekat dengannya karena itu sama saja akan membuat Naya tidak nyaman.
Naya tentu masih belum terbiasa dengan apa yang terjadi seharian ini, dia tidak berani untuk turun dari lantai tempatnya kerja karena tidak mau di tatap oleh karyawan lain yang seperti ingin menerkamnya, terutama karyawan perempuan.
Pulang dari kantor pun Naya diantarkan oleh Yudit atas perintah Fazran yang tidak mau jikalau ada wartawan yang mengikuti Naya dan menganggu priavasi wanita itu. Fazran sendiri harus menghadiri sebuah event dan didampingi oleh pengawal saja, dimana nanti Yudit akan menyusul setelah mengantar Naya sampai di tempat tinggalnya dengan selamat.
Naya diantarkan sampai ke depan lobi apartemennya, Yudit menghentikan laju mobilnya sesuai permintaan Naya. Setelah Naya keluar dari mobil dan melihat ternyata suasana di apartemennya aman dan bersih dari wartawan, Yudit pun pamit dan melajukan mobilnya meninggalkan Naya.
Saat Naya berbalik dan berjalan menuju gedung apartemennya seorang berlari kearahnya dan mencekal lengannya yang membuat Naya tekejut setengah mati dan langsung menepis tangan itu.
"Akh!" Pekik Naya.
"Ini aku."
Naya langsung menghela nafas lega begitu tahu siapa yang mencekal tangannya. Dia Arya.
"Sakit ya?" Tanya Arya melihat respon Naya yang seterkejut itu membuatnya kaget juga.
Naya mengusap dadanya merasa lega ternyata bukan wartawan atau fans Fazran yang ingin mengganggunya. "Oh.. elo.. enggak kok, cuma kaget aja tadi." Kata Naya.
"Lo pasti ngira gue wartawan yang pengen tahu soal elo, kan?"
"Yeah.. seharian ini gue udah capek banget dikerubuti sama mereka."
"Ngomong-ngomong gimana soal liburan kita?" Tanya Arya mengenai tujuannya menemui Naya.
Naya pun teringat dengan rencana liburannya bersama Arya ke Jogja, dan ternyata ini adalah hari Kamis, berarti mereka akan berangkat besok.
"Ah..benar..gue hampir lupa lako kita bakal berangkat besok."
"Untung aja gue datang ingetin elo, kan."
Naya tersenyum membenarkan. "Kalau gitu gue bakal packing buat besok deh." Ujar Naya.
"Ingat, lo nggak perlu bawa pakaian dan perlengkapan apapun karena gue akan memfasilitasi semuanya, paham?" Tutur Arya mengingatkan Naya lagi.
"Tapi apa itu nggak ngerepotin elo, Ya?" Naya merasa tidak enak.
"Nggak sama sekali kok. Kan gue yang ngajak.. lo cuma bawa aja barang yang emang elo butuhkan banget." Jelas Arya memberi pengertian.
Naya merasa lega dengan penjelasan Arya dan mengangguk mengerti.
"Kita akan berangkat besok jam 5 pagi, dan gue jemput lo nanti." Kata Arya menginformasikan.
///
Pukul 4 pagi Arya sudah berada di apartemen Naya. Pria itu memakai pakaian kasualnya kali ini berupa kaus polo berwarna hijau tua dengan celana panjang yang santai berwarna abu pudar serta kaca mata dengan lensa coklat. Suatu penampilan yang jauh dari yang selama ini Naya lihat, pria itu menjadi tampak lebih muda.
Arya menunggu Naya yang masih membereskan tempat tidurnya sebelum pergi. Lalu pukul 4.15 pagi, mereka mulai meluncur menuju bandara untuk mengejar pesawat yang akan mereka tumpangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss And His Past
ChickLit🔞 COMPLETE TERSEDIA DI Playbook & DREAME Naya tidak pernah berpikir akan bertemu dengan dia, yang menghancurkan mimpinya 5 tahun lalu. Tapi kini dia justru berhadapan dengan orang itu sebagai bos dan karyawan. Tapi, ada yang aneh dengan pria itu...