9. Hal yang tidak mungkin terjadi

16.5K 1K 9
                                    


Instagram: gorjesso boleh mampir mampir 😳😳😳

"Nayara."

Naya terperanjat dan menoleh pada Fazran yang tetap berada di posisinya.

"Batalkan rencana makan malam kamu dengan pria tadi. Dan ikut saya."

Naya tidak bisa menyembunyikan kernyitan bingung di wajahnya. Dia terdiam bahkan setelah 1 menit dia tidak bisa mengurai kalimat atasannya itu.

Merasa tidak ada tanggapan dari Naya, Fazran menoleh ke belakangnya dan menemukan mata Naya yang berwarna coklat juga menatapnya.

"Saya ingin kamu menemani saya menemui klien. Satu jam lagi saya akan menjemput kamu di depan kamar."

Setelah mengatakan kalimat yang Naya yakini penuh dengan perintah mutlak, Fazran membalikkan tubuhnya kemudian berjalan keluar karena lift sudah sampai di lantai tujuan mereka. Naya ingin sekali mengumpat saat ini. Bagaimana mungkin Fazran memberi perintah mendadak dan hanya waktu satu jam?

Dan satu lagi, dimana mereka akan bertemu klien? Jelas, hal ini menjadi pertimbangnan penting karena ia harus tahu busana seperti apa yang harus dia kenakan.

Sesampainya di kamar, Naya segera membongkar isi kopernya yang tadinya tertata sangat rapi. Pakaian yang kiranya sedikit formal tinggal satu dan akan di pakainya untuk acara besok penutupan pelatihan. Menggigit bibir sebagai ungkapan frustasi, Naya juga berjalan bolak-balik di kamarnya berpikir tentang pakaian apa yang harus dia kenakan. Namun pikiranya buyar ketika mendengar kamarnya diketuk, Naya berharap itu bukan Fazran karena ini bahkan belum ada 15 menit ia masuk ke kamarnya.

Naya menemukan dua orang pegawai hotel mendorong troli pakaian di depan kamarnya. Naya menaikan alisnya menatap dua pegawai itu penuh tanya.

"Atas perintah Pak Fazran, kami menyiapkan beberapa gaun untuk dikenakan oleh Naya, dan juga aksesori serta make up." Ujar Salah satu pegawai hotel memberi penjelasan.

"Untukku?"

Pegawai hotel itu mengangguk tegas.

Naya menyingkir dari ambang pintu dan membiarkan dua pegawai itu masuk ke kamarnya. Troli pakaian yang dibawa oleh salah satu pegawai menjadi perhatian Naya. Itu bukan beberapa tapi mungkin ada selusin gaun dengan warna berbeda, lalu ada 4 set perhiasan yang Naya yakin adalah koleksi terbaru dari Messica Jewelry yang sedang dia incar untuk ia jadikan koleksi. Lalu make up yang Naya yakin hanya akan ia gunakan lipstiknya saja, terlalu banyak tapi ya sudah, ia pun akhirnya menemukan solusi atas kefrustasian yang melanda sejak Fazran memberi perintah.

"Apa perlu kami membantu nona merias diri?" Tanya pegawai hotel itu.

Naya menggelengkan kepalanya, dia masih bisa mengatasi soal hal ini. Jadi dia menolak dan membiarkan dua pegawai hotel itu pergi dari kamarnya.

Naya mendekat ke arah troli pakaian dan menyentuh gaun-gaun yanga da disana dengan tangannya. Ia kemudian menyadari bahwa ini adalah gaun pesta ketimbang gaun formal yang digunakan untuk sekadar menemui klien.

Namun karena waktu 1 jam yang di berikan Fazran, Naya segera memilih gaun dan pilihannya jatuh kepada sebuah gaun hitam yang berbahan satin. Ia yakin gaun itu akan membuatnya tampak elegan.

Usai membersihkan diri, Naya duduk di kursi rias menghadap cermin. Disana sudah ada peralatan make-upnya sendiri. Segera saja dia melakukan prosedur base make up untuk sedikit membuat wajah lelahnya tersamarkan dan mengaplikasikan natural make up namun tetap glowing. Naya memilih lipstik berwarna merah muda sedikit kemerahan agar tidak tampak mencolok di wajahnya yang hanya disapu natural saja. Saat dia memakai haunnya sebagai langkah akhir, Naya terkejut mendapati gaun itu sangat metampakan belahan dadanya, pundaknya pun terlihat sangat jelas karena memang gaun itu tidak berlengan sama sekali dan satu lagi kejutan dari gaun itu adalah ada potongan di samping gaun yang panjangnya sampai setengah pahanya. Naya dilema apakah dia harus mengganti gaun ini, karena dia sudah jatuh cinta begitu dia melihatnya tadi.

My Boss And His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang