6. Hal Yang Aneh Untuk Dimengerti

17.4K 1.1K 20
                                    

Double update tengah malam ini

Instagram: gorjesso


Sampai di ruang kerjanya. Naya dan Danita kembali ke kubikel masing-masing. Naya melihat sepucuk surat ada di atas meja kerjanya. Yang ternyata surat penugasan untuk mewakili acara pelatihan yang akan diadakan di Lombok selama 3 hari.

Pelatihan seperti ini memang terkadang diadakan untuk melatih dan mengambangkan ketrampilan karyawan. Diadakan oleh serikat pekerja atau terkadang dinas tenaga kerja atau juga gabungan beberapa perusahaan. Naya pernah beberapa kali ikut, tergantung dari terpilih untuk mewakili atau tidak.

Naya menyimpan kertas itu di dalam tasnya. 4 hari lagi dia akan melakukan pelatihan itu, jadi sampai minggu depan dia masih bekerja di kantor. Dia berharap semoga pelatihan kali ini jadwalnya tidak terlalu padat sehingga dia bisa menggunakan sedikit waktu untuk refreshing.

///

Makan siang hari ini, dia tidak menemui Fazran di kantin. Bukan, ia bukan ingin mencari keberadaan pria itu. Hanya sedari tadi Danita sibuk berceloteh tentang ketidakhadiran orang nomor 1 di kantor mereka itu. Dan ingin sekali Naya berseru di depan wajah temannya itu kalaupun Fazran pindah dari kantor ini pun dia tidak peduli.

"Pak Fazran lagi ada jadwal ketemu sama pemilik pabrik kain sutra. Jadi beliau nggak akan ada di kantor seharian ini." Kata Lusi, salah satu karyawan divisi produksi. Dia tahu tentang hal itu dari manajernya yang ikut bersama Fazran.

"Yah..." Seru 3 orang lain yang duduk bersama semeja dengan Naya. Entah sejak kapan meja tempatnya makan di kantin ini menjadi tempat bergosip oleh 4 orang karyawan fans berat bos mereka, tentu terkecuali dirinya. Dia tetap fokus makan dan mengacuhkan segala ucapan dari 4 wanita yang semeja dengannya itu.

Karena yang dia pikirkan adalah besok dia akan ke Lombok dan hari ini ia mungkin akan lembur sampai tengah malam untuk menyiapkan beberapa laporan yang harus dievalusi. Dan pukul 7 pagi dia harus sudah ada di bandara keesokan harinya. Kacau jadwalnya.

///

Dengan gontai Naya melangkah menuju pintu keberangkatan. Dia tidak terlambat, dia datang 15 menit sebelum pengumuman keberangkatan pesawat. Dan sekarang dia sedang melewati gate untuk masuk ke dalam badan pesawat. Dia tidak banyak membawa barang, hanya koper kecil dan tas punggung andalannya ketika dia diharuskan mendapat jadwal dinas ke luar kota atau disaat liburan sekalipun.

Wajah kantuknya ia tutupi dengan kaca mata hitam. Dugaan lemburnya yang semula pukul 10 jadi pukul 12.30 kenyataannya. Dia bahkan harus memesan kamar hotel di dekat bandara untuk memudahkannya menuju bandara tanpa harus melewati kemacetan Jakarta untuk bisa sampai di bandara tepat waktu.

Naya duduk di bagian dekat sayap pesawat. Merasa beruntung karena dia bisa meluruskan kakinya dan melanjutkan tidur setibanya dia di tempat duduknya. Dan dalam bebrapa menit, dia sudah tertidur lelap di kursi pesawatnya.

Naya terbangun saat mendengar sayup-sayup pengumuman pesawat mereka akan landing. Dia mengucek matanya untuk mendapat kesadaranya kembali, meraih botol minuman dan meminumnya sedikit. Begitu ia menoleh ke samping kirinya untuk melihat keadaan pesawat. Ia dibuat terkejut bukan main saat melihat siapa yang duduk di sebelahnya. Dia memang duduk di kelas bisnis sesuai akomodasi dari kantornya, namun yang tidak ia kira adalah dia duduk bersebelahan dengan bosnya.

Iya, si Fazran Azri Gunayudha.

Pria itu duduk di sebelahnya dengan kacamata hitam model aviator yang tampak sangat cocok dengan lekukan wajahnya yang menawan. Tanpa Naya sadari, dia telah beberapa menit mengamati wajah rupawan Fazran, bosnya dengan lekat sampai kemudian suara deheman terdengar diikuti beberapa penumpang yang mulai berdiri.

My Boss And His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang