2. Kembali Melihatnya

20.1K 1.1K 12
                                    

semoga sukaa...

Instagram: gorjesso


Naya menapakan lagi kakinya di lantai marmer berwarna kuning gading gedung kantornya. Dia menenteng sebuah tas warna hitam, dengan gaya santai dia mengenakan celana warna hitam yang menampakan jenjang kakinya serta kemeja warna hitam juga dan sebuah kalung berwarna perak sebagai pemanis. Nampak sederhana namun elegan, ditambah stileto dari Jimmy Cho yang membuat kakinya nampak seksi dilihat oleh lawan jenis yang sedari tadi berpapasan dengan dirinya.

Sebagai salah satu karyawan di perusahaan fashion dia memang dituntut untuk bisa tampil dengan apik selama bekerja. Meskipun dia posisinya berada di bagian HRD yang jarang sekali berpapasan dengan klien dan hanya duduk di kubikelnya setiap hari selama jam kerja.

Suasana kantor nampak berbeda hari ini dirasakan oleh Naya, mungkin karena sudah melewati pergantian pemimpin beberapa hal menjadi nampak berbeda terutama tentang cara berpakaian staff front office atau mereka yang bekerja di bagian seperti resepsionis menjadi lebih wajar dan tidak kekurangan bahan atau sengaja membuka lebih dari 2 kancing kemeja mereka. Naya senang-senang saja dengan perubahan itu, citra perusahaan mereka mungkin bisa lebih baik. Dari pada harus menanggung predikat perusahaan tempat "pemroduksi" perempuan yang bisa di sewa oleh mereka kalangan yang ber-uang.

Naya sendiri merasa beruntung karena dia jarang bertemu klien seperti itu atau bahkan belum pernah bertemu dengan pria hidung belang. Yang terkadang sudah memiliki istri dan anak yang menunggu dirumah dengan setia, namun pria-pria itu justru mencari kesenangan semu diluaran sana. Menjijikan, pikirnya.

Sampai di ruangan tempatnya bekerja, dia menemukan Danita yang sudah berada di kubikelnya. Wanita itu nampak cerah dan menikmati pekerjaan. Hal berbeda lagi yang ia temukan dari biasanya, apa ini juga efek pergantian pemimpin?

"Hai, Dan... lo kayaknya happy banget?" Sapa Naya setelah dirinya mendaratkan bokongnya di atas meja kerja Danita yang nampak bersih dari kertas-kertas. Hal itu juga berbeda dari biasanya.

Danita menghentikan tarian jarinya di atas keyboard dan menoleh kepada Naya yang tengah menatapnya penuh tanda tanya. Wanita itu membuat seringai misterius sembari menatap temannya itu. "Apa kelihatan begitu?" Tanya Danita yang saat ini menopang dagunya dengan tangan dan menatap Naya penuh antusias.

"Ada apasih? Lo nggak lagi kumat gilanya kan, Dan?" Tanya Naya yang merasa temannya itu sangat aneh.

Dengan matanya yang masih berbinar-binar, Danita menggenggam dua tangan Naya dan mulai berujar panjang pada rekan kerjanya itu.

"Lo harus tahu, Nay... lo juga kudu liat direktur utama kita! Dia itu bagaikan titisan oppa-oppa Korea yang dikirim untuk memberikan kesejukan di kantor kita ini! Semua karyawan cewek yang masih single lagi bersaing tampil semenarik mungkin di depan direktur kita! Dan gue pastiin, kalau gue yang bakal memenangkan kompetisi ini!" Kata Danita dengan menggebu memberikan informasi tentang keanehan yang terjadi sejak ia datang ke kantor.

"Oohh..." Naya ber-oh ria yang mendapat delikan kesal dari Danita.

"Kok cuma 'oh'?" Tanya Danita tidak habis pikir.

Naya hanya mengedikan bahunya lalu beranjak dari meja kerja Danita dan berjalan menuju kubikelnya.

:::

Saat makan siang di kantin. Meja-meja makan yang biasanya tidak penuh oleh karyawan, entah kenapa terlihat aneh di mata Naya karena dia bahkan harus melihat dengan jeli pada kursi yang mungkin masih belum berpenghuni, dan tidak biasanya juga Danita kekeh sekali untuk makan siang di kantin.

My Boss And His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang