Instagram: gorjesso
Malam hari, seusai makan malam. Naya mendengar pintu kamarnya di ketuk. Ia mengernyit karena dia tidak memesan layanan kamar. Namun karena penasaran, dia pun membuka pintu kamarnya dan melihat bos nya, Fazran berdiri disana.
"Pak Fazran?!"
Naya keheranan melihat Fazran berdiri di depan pintu kamar hotelnya. Namun segera dia menyadarkan diri dengan membungkukan badan sebagai kesopanan.
"Apa ada yang bisa saya bantu, pak?" Tanya Naya. Dan kemudian dia melihat Fazran menunjukan raut wajah seperti meringis, kesakitan?
Naya semakin heran ketika Fazran kemudian menyodorkan sebuah botol ke hadapannya.
"Tolong bantu saya oleskan obat ini." Katanya kemudian.
Dan kilas balik kisahnya dengan Fazran mampir kembali ke otak Naya. Dirinya ingat sekali, Fazran memiliki kulit yang sensitif bila terlalu lama terpapar matahari, karena setelahnya Fazran akan merasakan panas dan gatal di malam hari. Kini Naya bisa menyimpulkan jika Fazran lupa menggunakan tabir surya sebelum melakukan surfing. Pria itu memang selalu lupa dan tidak menyadari alerginya sendiri.
Naya menggelengkan kepalanya, mengusir segala apa kenangan yang mampir ke otaknya. Dia menatap Fazran. Sebenarnya Naya ingin menolak permintaan tolong Fazran, namun ini sudah jam 10 malam, Fazran akan kesusahan tidur jika tidak segera diobati.
"Please.." Pria itu mulai mengusap kasar lengannya. Membuat Naya ikut meringis karena dia dulu memang sering melakukan pertolongan pertama pada alergi Fazran ini.
Astaga, dia mengingatnya lagi!
"Baiklah, silakan masuk." Naya akhirnya memutuskan untuk menolong pria itu. Dia memiringkan tubuhnya memberi ruang untuk Fazran masuk ke kamarnya.
Fazran duduk di sofa panjang yang menghadap jendela kaca yang memiliki balkon. Pria itu terus saja sibuk dengan rasa gatal dan panasnya. Naya mendekat dan berdiri di samping Fazran.
"Saya harus melakukan apa?" Tanya Naya, dia tahu apa yang harus dia lakukan. Tapi anggap saja dia belum mengetahuinya.
Fazran mendongak pada Naya dan menyerahkan botol obat pada Naya. Lalu pria itu segera melepas kaos putihnya yang membuat Naya memalingkan wajah. Demi Tuhan, dia memang sering melihat Fazran shirtless, tadi sore juga. Tapi ini sudah sejak 5 tahun dia tidak berada di jarak sedekat ini dengan pria itu. Dalam keadaan yang menurutnya sangat canggung.
"Baik, pak." Naya mengiyakan saja dan duduk di belakang Fazran, masih di sofa yang sama.
Tangannya mengambil obat yang bentuknya seperti lotion dan dengan rasa ragu mengoleskannya pada punggung Fazran yang tampak memerah. Dan tampak sangat merah di beberapa bagian. Ia ikut meringis ketika mendengarrasa frustasi Fazran pada rasa gatal dan panas akibat terpapar matahari.
Beberapa kali Naya memaki Fazran karena ceroboh sekali, bisanya lupa pada alerginya dan menyebabkan dia yang harus selalu melakukan itu pada pria itu. Jinja!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss And His Past
ChickLit🔞 COMPLETE TERSEDIA DI Playbook & DREAME Naya tidak pernah berpikir akan bertemu dengan dia, yang menghancurkan mimpinya 5 tahun lalu. Tapi kini dia justru berhadapan dengan orang itu sebagai bos dan karyawan. Tapi, ada yang aneh dengan pria itu...