Yoongi 1

21.5K 938 55
                                    

Pagi ini, pemuda dengan pakaian bebas tapi tetap rapih dan sopan itu menuruni tangga menuju meja makan, perlahan membuat tubuhnya itu duduk di meja makan.

"Silahkan Tuan" ucap seorang maid pada Tuan Mudanya yang baru saja turun, menyiapkan sarapannya.

"Aku selesai Appa" ucap seorang pria dengan baju yang begitu formal.

"Kenapa? Makananmu belum habis, Junmyeon-ya" ucap pria satu lagi, yang terlihat paruh baya itu.

"Aku muak dengan pembawa sial itu" gumam Junmyeon, tapi masih terdengar semua orang yang ada di ruang makan yang sunyi, senyap, dan mencekam.

"Aku juga Appa, mataku sayang jika harus melihat pembunuh itu" tambah seorang gadis dengan pakaian SMA-nya.

Melihat kedua saudaranya berlalu begitu saja melihatnya, pria itu kini hanya memandang piring putih yang berisi selembar roti, rasa bersalah menyelimuti hatinya.

"Kau dengar? Sekarang mereka tidak ada yang mau sarapan, apa kau akan tanggung jawab jika mereka pingsan? Oh tentu tidak, kau malah akan mencelakakan mereka juga kan seperti ibumu dulu!" sinis si pria paruh baya, yang adalah kepala keluarga.

Yoongi diam, dia bahkan tak berani menatap mata ayahnya, hingga ayahnya harus menarik--oh...tidak apa pantas? Menjambak rambut Yoongi hingga kepala itu mendongak menatap ke atas.

"Kau tak lebih dari pembunuh, camkan itu!" bentak sang ayah, Min Dongwook.

Ayahnya melepas jambakan itu dengan kasar, kemudian pergi keluar rumah, entah mau kemana.

Yoongi mengepalkan genggamannya pada sendok yang ia pegang, tubuhnya bergetar ketakutan, dia gak pernah lagi melihat ayahnya bicara baik-baik padanya, dan ketakutan akan kemarahan ayahnya menjadi semakin menjadi setelah kejadian itu.

Yoongi menahan tangisnya, ia tidak ingin menjadi pria yang lemah dan cengeng!

~~• S A V E  M E •~~

Berbeda dengan kehangatan yang kental di sebuah keluarga seorang gadis manis, berseragam SMA ini, dia merupakan anak tunggal di keluarga kecilnya.

"Appa....udah lama aku gak menginap di rumah Yoori, weekend nanti aku kesana yaa....yaaa" pinta gadis itu.

"Baru mau bilang--"

"Bilang apa?" potong si gadis.

"Jangan motong pembicaraan orang tua, Soora" ujar sang Eomma, sontak Soora diam mendengarkan Appa-nya.

"Minggu depan kamu disana ya, soalnya Appa sama Eomma harus urusin bimbel yang di Daegu, Gwangju, Busan, sama Jeju, paling semingguan, Appa juga udah ngomong sama Dongwook hyung" jelas Appa.

"Jinjjayo? Horee..." Sorak Soora sambil mengangkat kedua tangannya senang, pasalnya jika di rumah, apa yang mau ia kerjakan selain hanya memandangi ponsel, laptop, dan buku?

Tapi dengan adanya sepupunya, Min Yoori, ia bisa melakukan itu semua sambil ngobrol-ngobrol.

"Yaudah sanah berangkat dulu" tukas Eomma.

Soora berangkat dengan mobil bersama ayahnya.

"Bukannya setir sendiri" gumam Appa Soora, yang kini tengah berada di kursi kemudi, sementara anaknya yang sudah menginjak usia 17 tahun lebih itu di kursi co-driver.

"Biarin aja, nanti mobilnya buat ke rumah Samcheon" ucap Soora dengan senyuman yang merekah, ia dirinya telah memiliki SIM dan mobil sendiri yang dibelikan ayahnya.

Save Me -Yoongi [END] #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang