Prrrang....
"Awh...." ringis Yoori, pasalnya telapak kakinya berdarah menginjak pecahan figura foto yang terpampang foto keluarga, tepatnya foto pernikahan Min Dongwook, dan Yoo Inna.
Kebetulan Yoongi sedang turun dari tangga dan langsung mempercepat langkahnya kala melihat adiknya terluka.
"Noh--noh gwaenchanha?" tanya Yoongi, menepuk bahu Yoori pelan.
Yoori menepisnya, "apa pedulimu?"
Mendengar suara barang pecah yang menggelegar, berhasil membuat Dongwook keluar kamar.
"Ya ampun...Yoori kau kenapa?" tanya Dongwook, nadanya khawatir melihat anak bungsunya terluka di bagian telapak kaki.
"Appa....hiks...Appa....pembunuh itu memecahkan fotonya, dan lihat kakiku sakit sekarang, Appa..." Rengek Yoori dengan isakannya.
Dahi Yoongi mengernyit heran, "A-Appa...aku tidak..."
Plaak!
Kini telapak tangan Dongwook telah menghias pipi Yoongi yang putih itu menjadi kemerahan."Apa?! Setelah...kau membunuh ibumu, sekarang adikmu juga!" bentak ayahnya.
Sudahlah....kali ini Yoongi diam, dia bukanlah anak durhaka, mungkin dia juga ingin menyelamatkan adiknya, atau nanti adiknya yang kena hukuman karena ia tau foto itu adalah foto yang paling disayangi Dongwook.
"Yoori-ya...kau obati kakimu dulu ya..." Ucap Dongwook pada Yoori dengan nada yang 180° berbeda dengan cara bicaranya pada Yoongi.
Sementara itu tangan Yoongi sudah habis dicengkram ayahnya, Dongwook memang tidak tanggung-tanggung jika menghukum anak pembawa sialnya itu.
Dongwook membawa Yoongi ke gudang belakang, menghempaskan tubuh Yoongi kasar, membuat tubuh pria itu membentur tembok keras.
Dahi Yoongi mengernyit menandakan ia tengah kesakitan, "apa kau membenci semua keluarga huh?!"
Bugh...
"Dasar pembawa sial!"
Dongwook melihat sebuah pemukul baseball, iya, dia lumayan sering bermain baseball dulu, ketika istrinya masih ada bersamanya.
"Kau tau? Pemukul ini.... begitu banyak kenangan bersama Inna...tapi..."
Bugh....
Pening langsung menjalar di kepala Yoongi kala pemukul itu berhasil melukai kepalanya, Yoongi sudah jatuh terduduk, ia meraba kelapanya yang sudah dihiasi cairan merah pekat.
Yoongi menggelengkan kepalanya, bertujuan mengurangi sakit kepalanya, tapi itu percuma.
"Tapi kau menghancurkannya sekkiya!"
Bugh...
Belum sempat menetralkan pusing di kepalanya, sebuah pukulan dari pemukul baseball kembali memukul kepalanya dengan kuat.
Yoongi bisa merasakan kini dia sama sekali tak bisa melihat dengan jelas, semuanya buram kala ia terus membuka matanya.
Samar-samar ia bisa mendengar ayahnya bicara, "kau tidak lebih dari seorang pembunuh!"
Bugh....
Kali ini bukan kepalanya, mungkin ayahnya sudah puas melihat anaknya bertumpah darah di bagian kepala, tapi dadanya Yoongi yang menjadi sasaran, walaupun sudah tidak muda lagi, tapi Yoongi mengakui nafasnya sempat agak sesak setelah mendapat tendangan indah ala Dongwook.
"Appo...." rintih Yoongi dalam hatinya, ia berusaha kuat apapun yang menimpa dirinya.
"Sudah cukup permainanku padamu kali ini" ucap Dongwook sambil mencengkram dagu Yoongi yang juga telah bersimbah darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me -Yoongi [END] #wattys2019
Fanfiction"pembunuh!!! pembawa sial!! TAK PANTAS KAU HIDUP!" Tak pantas hidup? Kalau begitu kenapa aku tidak cepat mati saja? Bukankah kalian masih ingin lebih lama menyiksaku? Sebelum aku benar-benar mati!