Double up. Yaw!
-rainaar_93Langkah brutal yang dibuat Jungkook di atas lantai putih membuat cukup gema di setiap dindingnya. Akhirnya ia berhenti, langkahnya terhenti melihat seorang wanita yang ia cari, wanita yang ia khawatirkan tadi.
Jungkook mendekap Jihye erat, mengelus pelan punggung kakaknya agar sedikit kehangatan menerpanya. Jihye masih terisak di bahu Jungkook yang menjadi topangannya kini.
Kakaknya bilang waktu di telfon kalau ia ada di rumah sakit untuk Yoongi lagi. Jihye sekedar menambahkan jika belum ada kabar sejak satu jam yang lalu, lagi-lagi Jungkook berada di antara kesedihan kakaknya karena pria itu lagi.
🐾
🐾
🐾
'Yoongi koma'
Kalimat yang terus terngiang di kepala Jihye saat ini, melihat tubuh Yoongi tanpa kesadaran itu dengan nanar. Wajahnya sangat pucat, banyak sekali alat yang menempel di tubuhnya sekedar untuk menopang kehidupannya.
Leukimia Yoongi sudah sangat parah, hingga Minho gak yakin jika apakah nanti Yoongi bisa melihat lagi atau tidak saat sadar. Atau mungkin kecacatan fisik lainnya, yang diakibatkan sel kanker yang mulai menyebar.
Saat ini, pria bertubuh ringkih itu dipindahkna ke ruangan yang lebih nyaman VIP, nanti Minho yang akan membayarnya katanya. Karena ia sudah menganggap Yoongi seperti keponakannya sendiri.
"Yoongi gak pernah bisa bahagia, Kook. Entah kenapa takdir memilih ini untuknya, Yoongi hiks....bukan pembunuh....hiks...."
Jungkook meraih tangan kakaknya itu, "tidak, mulai sekarang, tuduhan itu akan hilang, dan Yoongi hyung akan baik-baik saja"
Jihye menatap retina adiknya lekat, mencari-cari maksud dari perkataan adiknya yang terlampau tak bisa ia mengerti. Jungkook merogoh kantung coat-nya menampilkan sebuah benda pipih kecil berwarna hitam, flashdisk.
"Isinya?" tanya Jihye mengerutkan dahinya.
"Ikut aku" Jungkook menarik tangan Jihye.
"Tunggu tapi Yoo--" Jungkook tak peduli dan tetap menarik Jihye menuju keluar ruangan Yoongi, meninggalkannya.
Jihye terpaksa mengikuti adiknya, selain karena dia penasaran, adiknya cukup kuat menarik tangannya, entah tangannya itu sudah memerah atau tidak, tapi yang pasti ia merasakan pergelangan tangannya itu sakit.
Ceklek!
"Sam---" panggilan Jungkook terhenti kala melihat pamannya itu tertidur di sofa ruangan dokter spesialisnya, hey....kalian tidak lupa kan jika ini sudah lewat tengah malam?
Jungkook melirik laptop milik pamannya, dan langsung menyambarnya, "Jungkook, kau tidak meninggalkan pesan?" tanya Jihye menahan tangan Jungkook yang masih menggenggamnya.
"Kau saja, noona. Kita buru-buru" tukas Jungkook, kembali menutup ruangan kerja pamannya dan berjalan agak sedikit lebih santai namun dengan langkah cepat.
Jihye masih belum bisa menebak apa yang akan dilakukan adiknya menggunakan flashdisk yang ia tak tau isinya apa, dan dengan laptop pamannya itu, yang mungkin untuk memutar sesuatu di dalam flashdisk itu.
✅✅✅✅
"Si-siapa wanita itu? Dia....dia yang membunuh Nyonya Min In-na?" terka Jihye, setelah Jungkook memutar beberapa rangkaian rekaman CCTV yang ia dapatkan.
"Matjayo noona. Itu Jung Jukyung ahjumma, dia kepala maid di rumah keluarga Min. Kau tenang saja, besok pagi kita menemui dia, dan membongkar semuanya di depan ayah Yoongi hyung" tutur Jungkook, meyakinkan kakaknya, bahwa sebentar lagi lelaki yang kakaknya cintai itu akan bahagia, apapun yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me -Yoongi [END] #wattys2019
Fanfiction"pembunuh!!! pembawa sial!! TAK PANTAS KAU HIDUP!" Tak pantas hidup? Kalau begitu kenapa aku tidak cepat mati saja? Bukankah kalian masih ingin lebih lama menyiksaku? Sebelum aku benar-benar mati!