Jihye baru keluar kampus, memang sudah biasa dirinya berjalan kaki hingga ke halte bus di perempatan. Seperti biasa jalan ini jarang dilewati para penduduk dan mahasiswa pada jam-jam segini.
Seharusnya Jihye juga tidak pulang sekarang, tapi karena ibunya mmeintanya untuk membantunya di kedai akhirnya ia harus pulang saat ini juga.
"Yoo--Yoongi-sshi!!" pekik Jihye, pasca melihat motor yang sudah tergeletak, dan tak jauh dari sana seorang pria yang sudah terkapar di aspal, jangan lupakan jarak wajahnya dan roda motor yang hanya tinggal beberapa senti.
"Ya....ya....ireona!!" panggil Jihye setelah sangat dekat dengan Yoongi.
Yoongi membuka sedikit mata kecilnya, menatap Jihye sayu, bak tengah meminta tolong, oh....ayolah....dia pasti sangat kesakitan!
"Jakkamannyo....jangan tidur eoh! Aku akan memanggil ambulans!" seru Jihye langsung menyambar ponselnya di tas ransel kecilnya.
Dengan mata kecilnya itu, Yoongi bisa melihat raut khawatir dan panik dari Jihye. Setidaknya, masih ada seorang teman yang mau dan sudi membantu pembunuh seperti dirinya.
"Gomapta...." lirih Yoongi, kemudian gelap! Yoongi menutup matanua sempurna.
"Ya!! Ya!!! Yoongi!! Buka matamu...jebal...hiks....jebal...." mohon Jihye, tapi tak ada respon sama sekali.
Hingga ia mulai merasakan panas yang menguar dari tubuh Yoongi, belum lagi darah yang mengalir dari hidung dan pelipisnya. Jihye yakin jika di pelipis karena terbentur, tapi dari hidung pasti penyakitnya kambuh tadi.
🥀
🥀
🥀
Soora berlari di koridor rumah sakit setelah mendapat kabar bahwa Yoongi masuk rumah sakit, LAGI. Dan kali ini karena kecelakaan di perempatan dekat kampusnya.
Ceklek!
Soora dikejutkan dengan keadaan Yoongi yang menyedihkan itu terbaring lemah di brankar, dimulai dari perban yang membalut kepalanya, tapi tetap menguraikan poni hitam pria itu. Ditambah dengan masker oksigen yang menghiasi sebagian wajahnya.
Soora disapa dengan seorang wanita yang masih berkutat pada kursi di samping brankar, kini menatapnya indah, seakan sangat menyambut kedatangan dirinya.
.
.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Soora, kedua gadis itu berpindah ke sofa di ruangan Yoongi itu.
"Aku bertemu dengannya di kampus, ia...tengah kesakitan, dan aku menemukannya di perempatan jalan, bahunya agak patah dan kepalanya terbentur aspal tadi. Soal leukimia-nya...tak ada kemajuan, yang ada malah penurunan" jelas Jihye.
"Aku...aku...hiks...hiks...." Soora menyembunyikan wajahnya di tengah usapannya pada wajah cantiknya itu.
Jihye memeluk Soora, air matanya juga sudah di pelupuk mata.
"Ka--kau....seumuran dengan Yoongi oppa?" tanya Soora, setelah keduanya melepas pelukan mereka.
Jihye menggeleng, "lebih tepatnya, aku lebih muda setahun darinya. Oh ya...kau mungkin belum tau, jika aku keponakan Minho uisa"
"Geuraeyo?" Mata Soora membulat tak percaya.
"Samcheon sering cerita banyak, tentang kamu dan Namjoon, Yoongi juga"
"Mmm....Eonnie?" Jihye mengangguk, kemudian tersenyum, memperbolehkan gadis itu memanggilnya seperti itu.
"Aku....ada pertukaran pelajar ke London" ucap Soora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me -Yoongi [END] #wattys2019
Фанфик"pembunuh!!! pembawa sial!! TAK PANTAS KAU HIDUP!" Tak pantas hidup? Kalau begitu kenapa aku tidak cepat mati saja? Bukankah kalian masih ingin lebih lama menyiksaku? Sebelum aku benar-benar mati!