Save Me -Yoongi [END] #wattys2019

Yoongi 8

"Oppa! Oppa!"

Bruuuk...

🔪🔪🔪🔪🔪

Drrr....drrr....drrr

Roda itu bergetar, terus memutar dengan cepat, diatasnya pria manis itu terbaring lemah di atas brankar, darah yang ada di hidungnya masih terlihat jelas, isakan seorang gadis terus terdengar.

"Gwaenchanhayo...uljima..." ucap Yoongi merangkul Soora yang telah terisak sedari tadi, ia gak tau Namjoon kenapa, ia gak tau Namjoon sakit apa, ia kecewa pada dirinya sendiri, karena gak bisa memperhatikan kekasihnya sendiri.

Tak lama, dokter keluar, "Nona Min Soora?" Terka Dokter Lee.

'이민호'
Nama itu tertera di tanda pengenal sang dokter, sedikit terbaca oleh mata Soora dan Yoongi.

"Bisa kita bicara sebentar berdua?" tanya Minho, sementara Soora menoleh ke belakang untuk menatap Yoongi sebentar, iya, Yoongi mengerti.

🥀

"Namjoon banyak cerita tentang kamu" buka Minho.

"Geurae?"

"Ah...Lee Minho, aku adik ibunya Namjoon"

"Hm...pantas aku seperti pernah melihatmu" ucap Soora mengusahakan senyumannya, "geundae...Uis--"

"Samcheon, panggil aku begitu saja"

"Ah...nde, samcheon, kau dokter spesialis kanker...."

"Ah...mattayo, 2 tahun yang lalu, Namjoon pernah pingsan di sekolahnya pada saat berlari keliling lapangan di tengah panas matahari, dia mengaku selalu pusing, dan kadang pusing sangat sakit di kepalanya,
Dan...setelah pemeriksaan berlanjut, hasilnya kanker otak, saat itu masih stadium awal"

Soora menyimak, tapi hatinya sudah gundah, khawatir, takut, dan gelisah, dia gak mau kehilangan Namjoon-nya.

"Tapi....Namjoon gak mau melakukan pengobatan, dia bilang dia hanya harus berbahagia, setahun terakhir, dia jarang ke rumah sakit, katanya dia menemukan seseorang yang bisa membuatnya lupa tentang penyakitnya, itu kamu, Min Soora"

Soora menutup mulutnya karena menangis, membayangkan kondisi Namjoon sekarang saja sudah membuat hatinya sakit, sangat sakit.

"Kami....gak bisa menjamin keselamatannya, saat ini, dia butuh dirawat, karena collapse hari ini begitu mendadak, dan lumayan parah, kuharap dia mau dirawat kali ini, walaupun dia keponakanku, tapi dia merupakan pasien yang paling membangkang"

"Kalau aku bisa, aku akan membujuknya untuk pengobatan itu, hiks....hiks....demi kesembuhannya" ucap Soora.

Minho mengangguk, "nde, gomawoyo"

🔪🔪🔪🔪

Perlahan, suara sepatu yang berdentuman dengan lantai terdengar jelas, menggema ke seluruh ruangan bernuansa putih, di hadapannya, terlihat jelas, seorang pria memakai baju khas rumah sakit terbaring lemah.

Dengan nasal canula yang menghias hidungnya, juga infus di tangannya yang juga memperindah tangannya, oh tidak, apa ini pantas untuk sarkasme?

Wajahnya pucat gak seperti biasanya, wajah yang bersinar dengan dimple indah itu gak terlihat lagi, isakan gadis tadi pecah lagi saat ia akhirnya tiba di kursi sebelah brankar itu.

Berharap pria itu sadar, tapi permintaan sang gadis terkabulkan, pria itu membuka matanya perlahan, menyadari dimana ia sekarang, melihat gadis manis miliknya dengan bulir-bulir air mata yang masih terus menempel di pipinya.