Kini aku sudah pulang ke rumah, pak Firman yang mengantarku.
"Saya pulang dul---" ucapan pak Firman terpotong karena..
"Eh pak ustadz!! Masuk dulu pak!" Bunda datang dari arah dapur, Bunda berteriak seperti melihat Salman Khan idolanya.
"Tidak Bu, terimakasih"
"Nggak papa, ayo masuk, makan siang bareng kita,saya sudah buat banyak makanan di rumah, kasian kalo nggak dimakan mubazir nanti" Bunda bersikeras agar pak Firman bertamu sebentar ke rumah, entah kenapa banyak yang suka pak Firman datang ke rumah ini selain Della, Bunda juga sama, nanti Dion, Toni juga ikutan suka lagi huhh:"(
Isshh bunda kok maksa sih, huh batinku kesal
Dengan terpaksa,pak Firman ikut kedalam dan makan bersama di ruang makan.
Kita makan tidak bertiga, Dion dan Toni juga makan bersama kami
"Bunda, itu siapa?" Tanya Toni menunjuk ke arah pak Firman dengan dagunya
"Itu ustadznya kak Sasa, Salim dulu sana, sama Dion juga" suruh Bunda, dan mereka berdua mendekati pak Firman dan mencium tangan pak Firman.
"Halo, ini siapa namanya?" Tanya pak Firman setelah mereka semua sudah mencium tangannya
"Saya Toni om, ini Dion" ujar Toni, mereka perkenalan seperti gaya Upin & Ipin.
"Saya om Firman, ustadznya kak Sasa" jelas pak Firman sambil mengacak puncak kepala merek berdua.
Setelah perkenalan selesai, mereka kembali duduk ditempat masing-masing.
"Ngomong-ngomong, Sasa kok bisa sama pak Firman?"
Tanya Bunda,ketika selesai melahap satu suap sendok"Uhukk" aku tersedak, bagaimana menceritakan semuanya pada Bunda, aku takut Bunda marah jika aku menceritakan sejujurnya
"Itu tadi saya ketemu Sasa dijalan, dia nunggu angkutan katanya. Berhubung arah rumah saya searah dari sana, jadi saya ajak nebeng sampai rumah" jelas pak Firman menyelamatkan ku.
Huh syukurlah, dia menepati janjinya aku membatin
Flashback on
"Yaudah pak saya pulang dulu sama Rasya, dia sudah baikkan" ujarku
"Naik apa? Naik motor ini? Berduaan?" Tanya pak Firman
"Iya" jawab Rasya, ia memasang helmnya
"Saya ikutin dari belakang" pak Firman langsung menaiki motornya
"Eh nggak perlu pak makasih, bapak pulang dulu aja" usirku dengan lembut
"Saya searah juga sama rumahmu sa"
"Terserah bapak aja", aku dengan segera menaiki motor Rasya
"Pegang sa" aku hanya menuruti perintah Rasya, dan melingkarkan tanganku di pinggangnya
"Eitss, nggak perlu peluk peluk gitu Sasa!" Ujar pak Firman dari belakang
Dengan segera Rasya melajukan motornya, tanpa aku lepaskan pegangan ku
"Isshh nih anak, pake acara pelukan gitu, bukan muhrim tau" omel pak Firman dari belakang
Beberapa menit kemudian,aku turun didepan rumah Rasya
Kenapa depan rumah Rasya? Aku yang menyuruhnya, dia harus segera istirahat yang cukup
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku
Short StoryAku seorang santri biasa. Mengagumi seorang ustadz apakah sebuah kesalahan? Menaruh sebagian rasa kepada seseorang apakah sebuah kesalahan? Aku tidak tau semua itu, aku hanya santri biasa yang banyak mengagumi ciptaan Tuhan. I hope you like my story...