"Itu tadi siapa?" Suara Soonyoung mengejutkan. Jihoon batal naik tangga. Soonyoung turun mendekat.
"Yang mana?"
"Yang tadi boncengan sama kamu" tatap soonyoung tajam.
Jihoon menarik nafas dan membuangnya pelan. "Namanya mark"
"Ngapain kamu sama dia? Lupa sama ucapan aku tadi pagi? Jangan mentang-mentang kita beda kelas jadi kamu bisa bebas jalan sama siapa aja" suara soonyoung sedikit mementak.
"Aku han-"
"Hanya apa?" Potong soonyoung cepat.
Nafas jihoon memburu. Dia sudah gak kuat menahan amarah ini. Soonyoung gila pikirnya.
"Kenapa sih kamu selalu larang-larang aku, aku gak suka,aku gak mau. Aku mau hidup Bebas" suara jihoon meninggi di akhir kalimatnya. Dia berbalik cepat.
"Lee jihoon kembali" bentak soonyoung. Jihoon menghiraukan panggilan soonyoung. Dia terus berjalan. Dan membiarkan setetes air matanya jatuh.
Hiks hiks hiks
Jihoon menunduk sedih. Membiarkan air mata jatuh tanpa dia sapu dari pipinya. Untung saja suasana sekitar gudang sepi jadi jihoon tak perlu malu untuk menangis"Uda gak usa nangis" soonyoung datang menyodorkan sapu tangan. Jihoon masih bungkam meski dia sudah tak menangis lagi. "Ambil. Wajah mu perlu dibersihkan,"
Jihoon mengambil sapu tangan itu dan mengusapkannya pada pipi yang basah.
"Kamu masih ada kelas?" Soonyoung masih tetap pada tempatnya.
"Masih" cicit jihoon.
"Ya uda aku tunggu di parkiran, rapikan penampilan mu,jangan masuk kelas dalam keadaan begitu" soonyoung pergi dari hadapan jihoon.
Tak lama setelah soonyoung menghilang. Jihoon beranjak ingin membenahi diri terlebih dahulu sebelum masuk kelas. Sapu tangan pemberian soonyoung dia masuk kan ke dalam tas miliknya.
Jihoon mendatangi soonyoung di parkiran.
"Kamu merokok?" Jihoon datang. Kelasnya telah usai. Soonyoung berbalik badan. "Kalo lagi suntuk" balas soonyoung santai. Jihoon merengut kesal. "Aku gak suka" katanya cepat. Soonyoung diam. Menghisap sekali lagi lalu membuang setengah puntung bekas berserta seluruh isi di dalam bungkus yang masih banyak ke dalam bak sampah. Padahal Dia baru mengambil satu.
Jihoon bersyukur mana kalah soonyoung tidak marah ketika dia larang.
"Tadi kamu sama mark ngapain?"
Mereka masih di parkiran."Menemani aku fotokopy"
"Kenapa gak hubungi aku?"
"Pulsa ku habis. aku takut kamu sibuk"
"Ayo pulang" soonyoung memasangkan helm ke kepala jihoon.
Jihoon bernafas lega untuk ke dua kalinya. Soonyoung tidak marah.
Di tengah perjalanan soonyoung berhenti di depan ruko penjual pulsa.
"Kamu tunggu di sini aja"
Soonyoung turun dari motornya.Tak lama kemudian.
Pip
Satu pesan masuk ke ponsel jihoon. Jihoon tidak mengubris.dia Berpikiran mungkin itu dari operator.Soonyoung datang. Mengambil ahli kemudi siap untuk membela jalanan.
"Di apartemen masak sendiri atau beli?" Suara soonyoung memecah keheningan.
"Beli, aku gak pintar masak"
"Kamu jangan sering-sering beli, mulai sekarang kamu harus belajar masak"
Ini nih salah satu yang gak di sukai jihoon dari oonyoung yang si tukang ngatur. Keras kepala.
"Kamu dengarr"
"Ia aku dengar"
"Di apartemen mu ada bahan mentah?
"Gak ada"
Setelah percakapan itu suasana menjadi hening. Hanya terdengar suara mesin motor berjalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Berkepala Batu, Berkelakuan Datar Dan Dingin(SOONHOON)
Historia CortaKisah cinta terpaksa jihoon dengan soonyoung berkepala batu. Apakah berakhir manis atau malah sebaliknya?