"Lain kali jangan ceroboh" saat ini soonyoung sedang pengoleskan salep peredah di jermari jihoon.
"Assshh.. perihh.." keluh jihoon menarik tanganya agar menjauh.
"Jangan jauhin, nanti aku tekan kuat,biar tahu rasa sakitnya gimana"
Jihoon menurut. Apa daya jihoon coba.
Fiuh.
Soonyoung meniup pelan jemari jihoon.
"Masih sakit?" Soonyoung menatap wajah jihoon."Sedikit"
"Bentar lagi itu rendah, aku mau nyimpan ini dan siapin makanan, kamu di sini jangan ke mana-mana" soonyoung bangkit menyimpan salep peredah dan menuju dapur menyiapakan makanan.
Jihoon terus memandangi jermarinya yang mulai sedikit meredah rasa sakitnya.
"Itu gak akan sembuh jika di liatin muluh" soonyoung datang mengejutkan jihoon. "Ayo makan, aku gak mau kamu sakit" jihoon bangkit mengikuti soonyoung ke arah dapur.
Di meja sudah tersedia sepiring nasi lengkap dengan lauk dan sayur.
Jihoon duduk di samping soonyoung.
"Buka mulut mu" suruh soonyoung. Jihoon menurut.
"Kamu harus banyak makan,badan mu kurus aku gak suka lihatnya,"
Soonyoung memberi jihoon minum. Mereka telah selesai makan.
"Kamu mau makan buah apa?" Mereka masih di meja makan. "Apa aja" balas jihoon.
"Kalo Aku kasih kamu buah tomat mau? Pilih yang menjadi buah kesukaan mu bukan apa aja" tegas soonyoung.
"Jerukk.." ujar jihoon patuh.
"Nah, yang jelas. Jadinya aku gak bingung" soonyoung mengambil buah jeruk dan mengupasnya lalu menyuapkan ke mulut jihoon.
"Asamm.." ujar jihoon. Setengah memicing.
Soonyoung mencoba dan bener. jeruknya asem.
"Aduh.. siapa sih yang memilih ini" omel soonyoung mengeluarkan semua jeruk-jeruknya dari keranjang buah.
"Itu mau dia apain?? Tanya jihoon bingung.
"Mau aku buang" balas soonyoung tak peduli.
"Tapi kan sayang.."
"Ini asem, dan gak bisa di makan, kenapa harus di pertahankan?" Soonyoung mengambil plastik dan memasukinya ke dalam.
"Kan bisa di jus" cegah jihoon.
"Ini asem loh, gimana mau di jus coba"
"Bisaa... di tambah pakai gula nanti"
"Ok. Nanti aku kasih sama tukang jus"
Jihoon bernafas lega. Bersyukur soonyoung mau menurut padanya.
"Kamu gak lupa kan untuk menemani aku balapan?" Soonyoung sudah membungkus buah jeruk yang asem.
"Harus banget ya" ujar jihoon lembut.
"Harus dong,kamu harus menemani aku kemana pun,gak bole nolak,kecuali kalo kamu sibuk banget"
Soonyoung bangkit. "Ayokk..entar aku terlambat" jihoon mengikuti soonyoung tidak bersemangat dari belakang .
Soonyoung berhenti berjalan "Kamu jangan berjalan di belakang ku, aku bukan bos mu tapi pacar mu, berdiri di samping ku" pergelangan tangan jihoon di genggam erat.
Suasana lapangan sudah ramai. Sorai-sorai terdengar ricuh. Para penonton dan pembalap telah berkumpul.
Soonyoung sudah berganti baju. Di temani jihoon di toilet yang ada di sana.
"Kamu di sini. jangan kemana-mana. Aku gak mau kamu hilang,kamu belum perna ke sini kan?
Jihoon menggeleng.
Tuk tuk
Tepukan halus mendarat di kepala jihoon."Hati-hati" ujar jihoon begitu ciuman terlepas di keningnya.
Di saat soonyoung sudah menjauh. Jihoon berusaha tenang. Dan masih tetap berada di tempat awal.
Bremm bremmmm bremmmm
Suara gas motor sudah terdengar dan Suara Sorai-sorai semakin ramai.
Jihoon masih tetap bertahan. Meski dia sudah tak kuat untuk menahan ketakutan di hatinya. Suara motor balapan membuat perasaannya kalut.
"Satu.. dua.. tig.."
Hitungan belum selesai jihoon berlari menjauh dengan penuh ketakutan sangking tidak tahannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Berkepala Batu, Berkelakuan Datar Dan Dingin(SOONHOON)
Kısa HikayeKisah cinta terpaksa jihoon dengan soonyoung berkepala batu. Apakah berakhir manis atau malah sebaliknya?