Chap 1

2.5K 86 11
                                    


Ini adalah ff pertamaku
Karakter sepenuhnya milik Masashi Kishimoto - san
Cerita terinspirasi dari film kuch kuch hota hai tapi tidak sama dengan aslinya
Genre romance gaje
Typo, bahasa tak baku, OOC
Tidak ada adegan nyanyi apalagi tarian
Pair sasuhina,sasufemnaru, tonefemnaru

Di bawah lebatnya air hujan, terlihat seorang pria tengah berdiri tanpa memikirkan rambut, baju dan badannya yang telah basah akibat hujan yang turun tidak membuatnya bergerak selangkah pun dari tempatnya berdiri.

Semua rencana yang telah ia susun setelah menikahi gadis tercintanya akhirnya musnah. Sang istri terkena penyakit kanker rahim. Yang semakin membuatnya terpukul adalah keinginan sang istri untuk melahirkan bayinya tanpa memikirkan keselamatan sang empunya(sang istri si pria).

Dengan berat hati, si pria yang bernama Sasuke Uchiha harus menuruti keinginan sang istri Hinata Uchiha. Keinginan sang istri untuk melahirkan sang bayi sangatlah besar. Ibu mana yang mau bayinya meninggal sementara sang ibu harus hidup. Itulah yang dipikirkan Hinata. Ia tidak peduli apa yang suaminya katakan. Seperti saat ini, sang suami telah duduk di kursi samping ranjang pasien tempat Hinata berbaring.

"Ayolah sayang. Jangan menangis. Masa seorang Uchiha menangis?"gumam Hinata sambil mengusap air mata sang suami yang terus mengalir di pipi putihnya.

" Aku juga manusia, sayang. Memangnya seorang pria Uchiha tidak boleh menangis?" ucap Sasuke sebari memegang tangan Hinata yang masih mengusap pipinya dengan lembut.

"Ya sayang tapi kau harus janji kalau ini adalah tangisan terakhirmu. Aku tidak ingin kau menangisi kepergianku." ucap Hinata setelah mencium pipi Sasuke yang basah karena tetesan air mata.

"Jangan bicara seperti itu, sayang. Kau tidak akan meninggalkan ku dan juga putri kita." gumam Sasuke yang telah berhenti menangis.

Hinata tersenyum lega karena suami tercintanya sudah tidak menangis. Hinata ingat bahwa suami tampannya itu jarang atau hampir tidak pernah menangis setelah kepergian sahabat tercintanya, Namikaze Naruto. Dengan mengingat namanya saja membuat Hinata tenang dan lega untuk pergi meninggalkan keluarga kecil tercintanya, suami tampan dan putri kecil mereka yang baru beberapa saat melihat dunia.

"Oh iya, sayang. Mana putriku?" tanya Hinata yang sangat ingin melihat wajah putri semata wayangnya untuk terakhir kalinya.

"Putri kita sedang dimandikan oleh suster, sayang." jawab Sasuke.

Tak lama kemudian, suster masuk ke ruang rawat Hinata sambil menggendong seorang bayi perempuan. Lalu sang suster pun menyerahkan sang bayi kepada ibu kandungnya.

Hinata pun mengendong si bayi dan berkata "Sayang, putri kita sangat cantik."

"Kau benar, sayang. Dia cantik sepertimu" jawab Sasuke sambil memandang sepasang ibu dan anak itu.

Hinata tak kuasa untuk meneteskan air mata. Ia sangat sedih karena tidak bisa mengurus dan merawat buah hatiny dengan Sasuke. Tapi Hinata dengan cepat menghentikan tetesan air matanya. Sasuke ingin ikut menangis tapi dia sudah berjanji kepada sang istri untuk tidak menangis.

Love is Friendship (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang